Ujian Sebelum Kematian

Ujian Sebelum Kematian



"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati . Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kamu di kembalikan."(QS. Al Anbiya [21] : 35)

Sadar atau tidak sadar, mau atau tidak mau, kita semua sedang dalam perjalanan menuju kematian kita. Sedang dalam perjalanan menuju akhirat. Semua perjalanan membutuhkan bekal. Perjalanan ke Jakarta, pasti bekal yang harus disiapkan lebih banyak dari pada perjalanan ke Solo. Ke Mekah jauh lebih banyak membutuhkan bekal daripada ke Jakarta.

Apalagi perjalanan menuju akhirat, tempat tujuan kita yang abadi, kekal kita disana selama-lamanya. Cuma masalahnya, bekal yang dibawa kesana berbeda dengan bekal dalam perjalanan di dunia ini. Bukan bekal uang atau harta. Dalam Al Quran, Allah menyebutkan bekal tersebut dalam surat Al Quran : 

"...Berbekallah, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa. Dan bertaqwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.(QS. Al Baqarah [2] : 197).

Bekal Taqwa untuk Menyongsong Kematian

Masalahnya adalah seperti apa bekal yang bernama takwa tersebut. Bagaimana cara memperoleh bekal taqwa tersebut. Bagaimana cara memperoleh bekal taqwa tersebut. Kalau kita cermati, sebenarnya ada dua sumber yang bisa dijadikan untuk bekal takwa, yaitu sebagai berikut :
  1. Bekal taqwa yang bersumber dalam hubungan dengan Allah 
  2. Bekal taqwa yang bersumber dalam hubungan dengan manusia 
Bekal takwa yang bersumber dari Allah, bisa dikumpulkan dengan cara melakukan ibadah kepada Allah. Taat dan.patuh kepada Allah. Lakukan semua perintahNya, seperti sholat, puasa, zakat, haji, sedekah, baca Al Quran, berzikir dan lain-lainya. Begitu juga segera tinggalkan semua larangan Nya, seperti syirik, riya, sombong, bohong, ghibah, namimah, hasad, dengki, iri, memfitnah, dan lain sebagainya yang sejenis dengan ini.

Dengan begini nanti tanpa kita sadari kita akan mengumpulkan bekal takwa tersebut. Untuk menjadi modal kebahagiaan di dunia dan kebahagian  di akhirat kelak.

Selanjutnya, bekal taqwa yang bersumber dari hubungan dengan manusia adalah, dengan selalu berbuat baik dengan orang lain. Senang membantu dan menolong orang lain. Menjadikan diri bermanfaat bagi manusia lainya. Peduli dan berbagi dengan orang lain. Semua kebaikan-kebaikan ini akan menjadi bekal taqwa kita. Karena Allah telah berfirman dalam Al Quran : 

"Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. Ali Imran [3] : 148)

Perintah berbuat baik kepada orang lain adalah amal sholeh yang sangat disukai Allah, sebagaimana firman Nya : 

"Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu ke dalam kebinasaan. Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."(QS. Al Baqarah [2] : 195).

Berinfaq atau bersedekah adalah kebaikan yang luar biasa. Harta yang kita infaqkan itu, menjadi harta baqa, kekal dan abadi. Kita akan bertemu dengan harta tersebut diakhirat nanti. Padahal harta yang masih ditangab kita, itu fana. Fana artinya hancur, habis dan rusak. Seberapapun harta ditangan kita, tidak akan dicatat makaikat Allah. Tapi yang kita infaqan dicatatnya, bahkan dilipatgandakan catatan pahalanya sampai 700 kali lipat.

Kita Akan Diuji Dengan Keburukan

Sebelum kematian menjemput kita, maka kita pasti akan diuji Allah dalam menjalani hidup di dunia ini. Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran : 

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi." (QS. Al Ankabut [29] : 2) 

Jadi, kita pasti diuji Allah. Para Nabi saja juga diuji Allah. Pertanyaannya mungkin adalah, untuk apa Allah menguji kita?. 

 "(Allah) Yang menjadikan mati dan hidup , supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (QS. Al Mulk [67] : 2) 

Jadi, Allah menguji kita untuk mengetahui siapa diantara kita yang baik dan yang benar dalam menghadapi ujian tersebut. 

Salah satu bentuk ujian yang dijanjikan Allah dalam surat Al Anbiya' ayat 35 di atas, adalah dalam bentuk keburukan, kesulitan, penderitaan, kesakitan, kesedihan, kejelekan (syarri). Pokoknya semua yang serba tidak enak dan tidak menyenangkan. Ini merupakan sunatullah. Oleh karena itu kita harus mampu menghadapinya dengan benar. Terus bagaimana caranya? 

Bersabarlah dengan semua ujian yang tidak menyenangkan tersebut. Karena pasti dibalik semua takdir yang Allah berikan itu pasti ada hikmahnya. Walaupun takdir tersebut tidak begitu kita senangi. Sebagaimana firman Nya : 

"...Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka."(QS. Ali Imran [3] : 191)

Oleh karena itu pilihan kita hanya satu, terimalah semua takdir Allah itu, dan sikapilah dengan sabar. Firman Allah : 

"Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)."(QS. Luqman [31] : 17) 

Kalau bersabar menerima ujian yang tidak menyenangkan ini Allah menjanjikan dalam Al Quran, 

"...sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al Baqarah [2] : 4)

Pada ayat lain Allah malah menjanjikan mencintainya atau menyukainya, "Dan Allah mencintai/menyukai orang-orang yang sabar." 

Kita Juga Akan Diuji Dengan Kebaikan 

Banyak diantara kita yang menyangka bahwa ujian itu hanya yang tidak menyenangkan saja. Penderitaan saja. Ternyata ini keliru. Sebab Allah juga menguji kita dengan yang menyenangkan, seperti harta dan anak, sebagaimana firman Allah berikut ini : 

"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah ujian/cobaan (bagimu)..."(QS. At Taghabun [64] : 15)  

Jadi banyak juga ujian itu berupa kebaikan, anugerah kesenangan, kekayaan, jabatan dan kenikmatan. Bahkan kata Nabi saw,"...nanti umatku lebih tidak berdaya menghadapi ujian yang enak-enak dan menyenangkan; daripada kesulitan dan penderitaan." 

Banyak diantara manusia kita saksikan yang lebih mampu kalau menghadapi cobaan yang tidak enak, daripada mereka menghadapi cobaan yang enak dan menyenangkan. 

Lihatlah, orang-orang yang ditangkapi dan ditahan KPK. Mereka itu adalah orang-orang yang tidak mampu menerima cobaan yang enak dan menyenangkan. Seperti cobaan jabatan dan pangkat yang tinggi, serta gaji yang banyak. Malah akhirnya mereka terjebak dengan kesenangan tersebut, dan menjadi jauh dari Allah. Melakukan yang dilarang Allah. Melakukan yang dilarang Allah, korupsi dan mengambil hak rakyat banyak. Mereka malah lebih dekat kepada sifat syetan, sombong, rakus dan tamak. 

Mestinya, kalau kita mendapatkan ujian dalam bentuk yang menyenangkan tersebut, harus kita sikapi dengan rasa syukur. Kalau kita bersyukur Allah akan ridho dengan kita, sebagaimana firman Nya dalam Al Quran : 

"...dan jika kamu bersyukur, niscaya dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu..."(QS. Az Zumar [39] : 7) 

Dan yang paling dahsyat lagi kalau kita bersyukur dengan nikmat Allah, maka Allah akan menambah nikmat tersebut. Menambah nikmat, tidak harus bertambah harta. Tapi bisa saja yang bertambah itu ketaatan kepada Allah. Bila juga rumah tangga yang sakinah mawaddah warramah. Bisa juga anak-anak yang sholeh dan sholehah. Dan seterusnya. 

Tapi kalau kita tidak bersyukur bisa saja nikmat yang sudah ada itu, berubah menjadi azab. Anak sebagai nikmat Allah kalau tidak kita syukuri, maka anak itu bisa berubah menjadi azab. Atau dia ditangkap pesta narkoba dan pests seks. Ini artinya anak itu sudah berubah menjadi azab. Allah telah mengingatkan dalam Al Quran : 

"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."(QS. Ibrahim [14] : 7) 

Akhirnya, mari sikapi debgan baik dan benar semua ujian Allah. Entah itu ujian yang buruk ataupun ujian yang baik. Agar kita selamat dunia akhirat. Amiin. 

(Sumber : Risalah Jumat)







Terima kasih sudah membaca Ujian Sebelum Kematian ,Silahkan bagikan artikel ini Ujian Sebelum Kematian jika bermanfaat, Barakallaahu fikum
Share on :
 
Comments
0 Comments

Post a Comment

loading...
 
Support : About | Site Map | Privacy Policy | Disclaimer | Contact Us |
Copyright © 2013. artikelislamiku.blogspot.com - All Rights Reserved
Di Design Ulang Oleh I Template Blog Published by I Template Blog
Proudly powered by Blogger