Idhul Adha Momentum Pengendalian Diri

Idhul Adha Momentum Pengendalian Diri


"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al Baqarah [2] : 216)

Hidup kita yang hanya satu kali ini saja, janganlah dijadikan hanya untuk memenuhi keinginan hawa nafsu membuat kita terperangkap kepada sesuatu yang akan merugikan dunia dan akherat kita.

Belum tentu sesuatu yang kita sukai itu baik bagi dunia akhirat kita. Atau malah sebaliknya, bisa jadi yang kita sukai itu akan menguntungkan dunia akherat kita. Oleh karena itu kita harus mampu mengendalikan diri kita.

Ayat tersebut diatas secara tidak langsung menyuruh kita agar mampu mengendalikan diri kita. Jangan hanya keinginan hawa nafsu yang kita ikuti. Tapi keinginan Allah yang harus kita ikuti. Karena Allah pasti lebih tahu, mana saja yang terbaik bagi dunia akhirat kita. Kita tidak tahu apa-apa.

Pelajaran dari Nabi Ibrahim as

Momentum Idhul adha adalah kesempatan emas kita untuk belajar dari kisah nabi Ibrahim as dengan anaknya Ismail. Kisah yang sangat spektakuler, yang sangat istimewa. Dan rasanya tidak akan sanggup dilaksanakan oleh manusia zaman sekarang ini. Manusia yang tingkat kepatuhan dan ketaatanya kepada Tuhan masih sering diragukan. Beda dengan Ibrahim as. Waktu itu beliau, dalam kondisi hati yang sangat mencintai anak satu-satunya. Anak yang sudah lama sekali beliau tunggu-tunggu kehadiranya. Anak yang lagi sedang lucu-lucunya, cerdas, dan menyenangkan kedua orang tuanya.

Tiba-tiba saja Ibrahim as kedatangan mimpi, yang memerintahkannya untuk mengorbankan anaknya, menyembelih anak yang sangat dicintainya. Awalnya Ibrahim as sempat meragukan mimpi tersebut. Tetapi setelah mimpi itu datang terus sampai tiga kali, dengan format perintah yang sama. Akhirnya Ibrahim as yakin bahwa mimpi ini datang dari Allab swt, Tuhan yang sangat dicintainya. Jauh lebih dicintainya dari apa pun dan siapa pun juga.

Setelah dipikir dan direnungkan, dengan mantap tanpa ragu-ragu lagi, diputuskanyalah untuk menjalankan perintah Allah tersebut, walaupun hanya perintah lewat mimpi. Dengan berat hati mimpi itu diceritakanya kepada anaknya, ismail. Dan ternyata di luar dugaan kita semua, si ismail kecil dengan tidak kalah mantapnya berkata pada ayahnya, Ibrahim : "Yah, kalau mimpimu ini adalah perintah Allah swt, maka tidak usah engkau ragu-ragu melaksanakannya. Lakukanlah, nanti akan engkau dapati aku adalah hamba Allah yang sabar." 

Kisah ini melegenda sampai hari ini. Dan setiap Idhul Adha, sewaktu kita akan berqurban, kita teringat lagi dengan kisah yang sangat dahsyat ini. Betapa luar biasanya, kemampuan pengendalian diri dari Ibrahim as. 

Dia mampu mengendalikan dirinya, mengendalikan keinginanya, dengan mengutamakan perintah dan keinginan Allah. Ini tidak lain, karena betapa cintanya dia kepada Allah. Mengalahkan cinta kepada siapapun juga, selain Allah. 

Kendalikan diri kita seperti Ibrahim as 

Kalau kita ingin meniru kehebatan Ibrahim as maka kita harus mampu mengendalikan 'ismail-ismail' kita, sebagaimana Ibrahim mampu mengendalikan Ismailnya. Pertanyaan adalah siapakah 'ismail-ismail' kita, yang harus kita sembelih. 

Secara garis besar 'ismail-ismail' kita adalah segala sesuatu yang membuat kita jauh dari Allah. Yang akan menghalangi mencintai Allah. Yang akan menghambat kita dekat dengan Allah. 

Ada beberapa macam 'ismail-ismail' kita yang perlu kita kendalikan kalau kita ingin dekat dengan Allah. Antara lain : 

1. Kendalikan pikiran kita 

Pikiran-pikiran kita kadang-kadang akan menghambat kita dekat dengan Allah, kalau tidak kita mendalikan. Pikiran yang negatif akan menghalangi kita untuk dekat dan mencintai Allah. Pikiran negatif membuat kita mudah terjebak untuk su'uzzon, berprasangka negatif. Oleh karena itu kita harus mengembangkan berfikir positif, husnuzzon kepada semua orang. Bahkan juga kepada Allah. Karena pikiran positif akan mendatangkan sesuatu yang positif akan mendatangkan sesuatu yang positif, sebaliknya pikirqn negatif akan mendatangkan yang negatif pula. Pikiran negatif ini, adalah salah satu dari 'ismail-ismail' kita yang harus kita sembelih, sebagaimana Ibrahim as menyembelih ismailnya. 

2. Kendalikan dosa-dosa kita 

Dosa-dosa kita adalah sesuatu yang harus kita kendalikan dalam diri kita. Jangan sampai dosa itu berkembang biak. Mestinya, setiap muncul dosa tersebut langsung dipangkas dengan tobat dan istighfar. Baik itu dosa kecil, apalagi dosa besar. Baik dosa itu yang nampak, maupun yang tersembunyi. Baik itu dosa lama ataupun dosa baru. Baik itu dosa lama ataupun dosa baru. Baik dosa itu yang disadari ataupun todak disadari. Semuanya kendalikan dan sikat habis, dengan cara mohon ampunan Tuhan Yang Maha Pengampun. Apalagi Tuhan dalam Al Quran sudah berfirman : 

"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri". (QS. Al Baqarah [2] : 222) 

"...Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung".(QS. An Nur [24] : 31).

Dosa kita adalah 'ismail-ismail' kita yang harus kita sembelih kalau kita ingin dekat dengan Allah dan ingin dicintai Allah. 

3. Kendalikan Harta Kita 

Harta-harta yang tidak dikelola dengan benar, baik cara mendapatkannya atau penggunaannya maka harta itu akan menghambat dekat dengan Allah. Harta yang kita cintai bisa jadi bomerang kalau salah pengelolaanya. Harta bisa membawa kita ke surga atau membenamkan kita ke surga atau membenamkan kita ke neraka. 

Oleh karena itu, dapatkanlah harta itu dengan cara yang benar. Jangan dengan berbohong, menipu atau korupsi. Kemudian gunakan harta itu di jalan Allah. Disamping untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tapi juga jangan lupakan zakat untuk fakir miskin. Jangan lupa berinfaq dan bersedekah untuk orang-orang yang membutuhkan. Jangan lupa menolong saudara-saudara yang meminta bantuan, dan tentu saja jangan lupa berqurban setelah selesai sholat Idhul Adha. Jangan biarkan harta menjadi 'ismail-ismail' kita, yang akan menjauhkan kita dengan Allah. Sembelihlah hal tersebut. 

4. Kendalikan ucapan dan perbuatan kita 

Lisan kita ini bisa menghantarkan kita ke surga Allah atau membenamkan kita ke neraka Allah. Tergantung kendali kita. Sewaktu lisan kita banyak digunakan untuk ucapan yang baik, seperti mengucapkan kalimat thayyibah, berzikir, membaca Al Quran serta menasehati orang, maka lisan itu akan membawa kita ke surga Allah. 

Tapi sebaliknya, jika lisan sering kita gunakan untuk menfitnah, mengadu domba, berbohong, sombong, ghibah, dan jarang dipakai untuk mengucapkan yang baik-baik, maka jangan-jangan kita dibawanya kita ke neraka Allah. 

Tidak kalah pentingnya untuk dikendalikan adalah perbuatan kita. Karena semua perbuatan itu akan dipertanggung jawabkan nanti di akhirat, di hadapan Allah. Oleh karena itu kendalikan ucapan dan perbuatan yang akan menjerumuskan kita. Sembelih 'ismail-ismail' kita itu, yang membuat kita jauh dari Allah. Apalagi sampai di benci Allah. 

5. Kendalikan Tujuan Hidup Kita 

Tujuan hidup kita itu jangan biarkan tidak jelas. Harus jelas. Tujuan hidup kita adalah menuju Allah. Awal hidup kita dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Inna lillahi wa inna ilaihi raajiuun. Tujuan hidup kita bukan di dunia, tapi akhirat. Dan akhirat itu jauh lebih baik daripada dunia. Firman Nya : 

"Dan sesungguhnya akhirat itu lebih baik bagimu daripada dunia (permulaan)." (QS. Adh Dhuha [93] : 4)

Tanpa kita sadari setiap hari kita sedang melangkah menuju akhirat yang kekal, meninggalkan dunia yang fana. Mestinya kita harus mengutamakan yang kekal daripada yang fana. Oleh karena itu kendalikanlah tujuan hidup kita, jangan biarkan hidup kita seperti air mengalir, harus tegas. Kalau ada yang akan merugikan akhirat kita, maka segera tinggalkan. Karena kita tidak tahu persis, jangan-jangan ketika kita sibuk dengan dunia kita, dan sedang meninggalkan akhirat, nyawa kita melayang. Maka waspadai dan kendalikan tujuan hidup kita. 

(Sumber : Risalah Jumat)







Terima kasih sudah membaca Idhul Adha Momentum Pengendalian Diri ,Silahkan bagikan artikel ini Idhul Adha Momentum Pengendalian Diri jika bermanfaat, Barakallaahu fikum
Share on :
 
Comments
0 Comments

Post a Comment

loading...
 
Support : About | Site Map | Privacy Policy | Disclaimer | Contact Us |
Copyright © 2013. artikelislamiku.blogspot.com - All Rights Reserved
Di Design Ulang Oleh I Template Blog Published by I Template Blog
Proudly powered by Blogger