"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukanya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap.hidayah Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik."(QS. Al Hajj [22] : 37)
Firman Allah tersebut di atas dengan sangat jelas berkata bahwa, daging kurban dan darahnya, tidak akan mencapai Allah, tidak akan sampai kepada Allah. Allah tidak membutuhkan daging kurban kita. Allah juga tidak membutuhkan darahnya. Allah hanya memerlukan ketaqwaan kita, ketaatan kita kepada Allah. Kepatuhan kita untuk melaksanakan perintah Nya, contohnya berkurban pada hari nahar sampai hari tasyriq. Dan alangkah beruntungnya mereka yang bertaqwa itu. Coba lihat berikut ini.
Orang Bertaqwa Calon Penghuni Surga
Sewaktu kita berhasil menempatkan diri kita menjadi hamba Allah yang bertaqwa, maka banyak sekali manfaat yang bisa kita peroleh antara lain :
1. Dicarikan Allah jalan keluar dari masalah dan kesulitannya dan diberi rezeki dari sumber yang tidak bisa disangka-sangka.
"...Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS. Ath Thalaq [65] : 2-3)
"...dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikanya baginya kemudahan dalam urusanya" (QS. Ath Thalaq [65] : 4)
2. Allah akan mendampingi bersama-sama dengan orang bertaqwa
"...Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertaqwa". (QS. Al Baqarah [2] : 194)
3. Allah mencintai orang-orang yang bertaqwa.
"..Dan bertaqwalah, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa."(QS. Ali Imran [3] : 76)
4. Dan yang paling istimewa dari janji Allah, adalah surganya bagi orang-orang yang bertaqwa
"...Dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa."(QS. Ali Imran [3] : 133)
Disamping lima keistimewaan orang-orang yang bertaqwa, seperti disebutkan di atas, masih banyak lagi keberuntungan lainya yang akan diperoleh sebagai orang yang bertaqwa, yang bertebaran di dalam Al Quran Kariim.
Mengagungkan Allah, Cara Masuk Surga
Pada pertengahan surat Hajj di awal tulisan ini, ada kalimat istimewa yaitu : "Litukabbiruu Allahha" supaya kamu mengagungkan Allah. Jadi, salah satu tujuan kita berkurban itu adalah, agar kita selalu membesarkan Allah. Mengagungkan Allah.
Hari raya Idhul Adha, yang disebut juga dengan Hari Raya Kurban, adalah momentum terbanyak kita mengucapkan kalimat membesarkan Allah, mengagungkan Allah, yaitu Allahu Akbar. Jauh lebih banyak dari pada Idhul Fitri. Kalau pada Idhul Fitri, kita cuma sehari menggemakan takbir, Allahu Akbar. Tapi pada Idhul Kurban, beberapa haro sampai hari ketiga tasyrik, tanggal 13 Zulhijjah kita tetap menggemakan takbir, Allahu Akbar.
Sebetulnya, kalau kita agak teliti sedikit mengamati perjalanan hidup kita, maka akan ketahuan bahwa kalimat yang paling sering kita ucapkan, dalam keseharian kita adalah Allahu Akbar. Jauh lebih banyak digunakan bandingkan kalimat tayyibah lainya, seperti Subhanallah, Alhamdulillah, Astaghfirullah, Lailahaillallah.
Kalimat Allahu Akbar, dalam sehari semalam, sadar atau tidak sabar sudah kita ucapkan ratusan kali. Coba perhatikan sebagai contoh, dalam sholat lima waktu. Kita baca Allahu Akbar sejak takbiratul ihram, mau rukuk, mau sujud, bangkit dari sujud, mau sujud kedua dan bangkit dari sujud kedua.
Mari kita hitung. Kalaulah takbiratul ihram tidak usah kita hitung, maka setiap rakaat kalimat Allahu Akbar minimal lima kali. Mau rukuk, mau sujud, bangkit sujud, sujud kedua dan bangkit dari sujud kedua. Dan kalau sehari semalam kita sholat tujuh belas rakaat, artinya kita akan baca Allahu Akbar sebanyak 17 x 5 = 85 kali. Selesai sholat kita diperintahkan Nabi Saw membaca zikir Allahu Akbar, 33 kali. Lima waktu sholat berarti, 5x33 = 165 kali. Total semuanya 85+165=250 kali.
Kita juga sholat sunat, baik sunat wudhu, tahiyatu masjid, rawatib, dhuha, tahajud, istikharah maupun sholat sunat lainya. Maka jumlah Allahu Akbar yang kita baca, bisa dua kali lipat atau bahkan lebih banyak lagi. Karena rakaat pada sholat sunat, jauh lebih banyak dari rakaat pada sholat wajib lima waktu.
Pertanyaan kritisnya adalah, kenapa Allah menyuruh kita membaca Allahu Akbar sebanyak itu. Jawabannya, antara lain karena kalimat Allahu Akbar itu berarti membesarkan Allah.
Mengagungkan Allah, Agar supaya kalimat ini tertanam dalam hati kita. Sehingga kita selalu membesarka Allah, mengagungkan Allah kapanpun dan dimana pun juga.
Maksud dari membesarkan Allah, adalah membesarkan perintahnya, dengan cara segera melaksanakan. Membesarkan larangan Nya, dengan segera meninggalkan, tidak pakai ditunda.
Kalau kedua hal ini sudah menghunjam dalam hati kita, segera melakukan perintah Allah dan segera pula meninggalkan larangan Allah, maka kata para Ulama inilah taqwa yang sebenar-benarnya. Dan inilah calon penghuni surga Allah.
Berbuat Baik Itu Pintu Surga Allah
Kalimat terakhir dari surat Hajj ayat 37 di atas adalah, "Wabasysyiril Muhsinin" berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. Pertanyaaannya adalah kenapa Allah memerintahkan kita untuk memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik? karena Allah mencintai orang yang berbuat baik. Dan rahmat Allah dekat dengan orang-orang yang berbuat baik. Dan rahmat Allah dekat dengan orang-orang yang berbuat baik. Coba lihat firman Allah berikut ini :
"...Dan berbuat baik lah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."(QS. Al Baqarah [2] : 195)
"Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al Baqarah [2] : 56)
Bahkan salah satu tanda orang yang bertaqwa, yang akan masuk surga Allah dalam.surat Ali Imran ayat 133-134, adalah orang yang berbuat baik. Coba perhatikan berikut ini :
"...Dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang, dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Ali Imran [3] : 133-134)
Sewaktu Allah mengatakan menyukai orang yang berbuat baik, maka secara tidak langsung kita diperintahkan Allah untuk selalu berbuat baik. Karena semua kebaikan pasti kembalinya kepada kita juga. Firman Allah 'In Ahsantum Ahsantum Lianfusikum' yang artinya :
" Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan)itu bagi dirimu sendiri ...(QS. Al Isra [17] : 7)
Allah juga menjanjikan akan selalu mendampingi orang-orang yang berbuat baik, sebagaimana firman Nya :
"...Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik".(QS. Al Ankabut [29] : 69)
Allah juga menjanjikan semua kebaikan yang kita lakukan pasti dibalas Allah dengan kebaikan. Oleh karena itu tidak usah berpikir dua kali, kalau ingin berbuat baik, apapun juga kebaikan itu. Coba perhatikan, apa firman Allah tentang hal ini :
"Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)."(QS. Ar Rahman [55] : 60)
Dan berkurban, menyembelih hewan kurban, pada Idhul Adha, pastilah suatu kebaikan. Karena satu sisi, ini tanda kepatuhan dan ketaqwaan kita kepada Allah Mengagungkan Allah. Dan pada sisi yang lain, kita punya kesempatan membagi-bagikan daging kurban untuk orang lain. Ini jelas berbuat baik untuk orang lain. Dan semuanya itu adalah tanda ketaqwaan kita kepada Allah, dan inilah calon penghuni surga Allah. Insyaallah!
(Sumber : Risalah Jumat)
0 Comments
