Kasih Sayang Berpagar Rambu-rambu Allah

Kasih Sayang Berpagar Rambu-rambu Allah



(Sikap Kita terhadap Valentine Day)

Di bulan Februari ini ada legenda kuno yang kemudian terus dipelihara masyarakat Eropa hingga abad sekarang ini. Bahkan legenda ini  kemudian meluas masuk ke benua Amerika dan Australia; yang di dalamnya memang bermukim orang-orang dari Eropa. Barangkali mereka tetap melanjutkan tradisi nenek-moyangnya. Selanjutnya legenda itu terus masuk sampai ke benua Afrika  bahkan Asia. Lengkaplah sudah, lima benua telah menelihara legenda kuno dari daratan Eropa.


Legenda apakah itu?. Yaitu legenda tentang Saint Valentine. Siapakah Saint Valentine? Pihak gereja sendiri masih berbeda pendapat tentang namanya; apakah Saint Valentine ataukah Saint Valentino ataukah Saint Valentinus.

Yang jelas, Saint Valentine adalah seorang pastor yang hidup pada abad ketiga Masehi pada masa Imperium Romawi. Kaisar yang berkuasa saat itu adalah Kaisar Claudius II, yang mempunyai peraturan aneh untuk prajurit tempurnya. Kaisar Claudius II mewajibkan prajuritnya untuk tetap membujang dan melarang untuk menikah. Kaisar Claudius II beranggapan bahwa seorang prajurit yang telah memiliki anak dan isteri akan sangat menurunkan produktivitasnya dibanding prajurit yang masih bujang.

Undang-undang yang diberlakukan Kaisar Claudius II tersebut, tentu saja sangat memberatkan para prajurit Romawi. Termasuk Saint Valentine, yang menolak undang-undang tersebut. Bagi Saint Valentine undang-undang tersebut jauh dari nilai-nilai keadilan dan tidak objektif. Prajurit yang telah memiliki anak dan istri tidak mesti produktivitasnya kalah dibandingkan dengan prajurit yang masih bujangan. Oleh karenanya Saint Valentine melakukan penolakan terhadap undang-undang Kaisar Claudius II dengan bentuk tetap menikahkan para prajurit yang ingin menikah tetapi secara sembunyi-sembunyi. Dalam waktu Sekian lama, aktivitas Saint Valentine tidak terdeteksi oleh kaisar. 

Namun, belakangan, Kaisar Claudius II heran karena menyaksikan prajurit nya telah memiliki anak; yang berarti pula telah memiliki istri. Siapakah yang telah berani menikahkan mereka? Setelah dirunut-runut, maka terkuaklah nama Saint Valentine yang menikahkan mereka. Berarti perbuatan itu telah melanggar perintah Kaisar. Dengan segera Kaisar Claudius II memerintahkan para prajurit untuk menangkap Saint Valentine dan menjebloskannya dalam penjara. Tak tanggung-tanggung, penjara yang dihuni Saint Valentine adalah penjara yang terkenal kebiadabannya dan kekejamannya. 

Dalam pengasingan inilah, Saint Valentine bertemu dengan seorang gadis yang sering bertandang ke selnya. Dia adalah anak dari sipir penjara. Pertemuan yang semula biasa-biasa saja itu, kemudian berakhir dengan jatuh cintanya Saint Valentine kepada sang gadis. Namun apa daya, hukuman Saint Valentine tidak semakin berkurang, tetapi justru Kaisar Claudius II telah menjatuhkan perintah supaya dia dieksekusi (dihukum mati). 

Dalam hari-hari terakhirnya, Saint Valentine menyempatkan diri menulis sebuah surat, dan mungkin merupakan surat terakhir kepada gadis kekasihnya. Di akhir surat itu pertanda dengan kata-kata "From Your Valentine". Dan akhirnya matilah Saint Valentine dieksekusi oleh kaisar Claudius II. 

Hari kematian Saint Valentine, yaitu pada pertengahan bulan Februari, kemudian peringati oleh gereja sebagai Valentine Day. Dan kemudian masyarakat ikut memperingati Valentine Day setiap pertengahan bulan Februari. Ada yang meyakini Valentine Day jatuh pada tanggal 14 Februari, tetapi sebagian meyakini bahwa Valentine Day jatuh pada tanggal 15 Februari. Ternyata perbedaan tanggal ini juga disebabkan karena perbedaan legenda tentang Valentine Day. Tanggal tanggal 14 Februari merupakan tanggal kematian Saint Valentine dengan kata-kata sakralnya kepada kekasihnya "From Your Valentine". Sedangkan tanggal 15 Februari merupakan Legenda tersendiri tentang Festival Lupercalia

Apakah yang disebut dengan Festival Lupercalia? Konon, pada tahun 270 Masehi, di Romawi tinggallah seorang paganis (penyembah berhala) bernama Lupercalia. Lupercalia ialah yang memulai hidup untuk melakukan penyembahan kepada Faunus, Dewa Kesuburan, setiap tanggal 15 Februari. Selain itu, pada tanggal yang sama lupercalia juga ingin memberikan pengorbanan kepada Romulus dan Remus. Upacara penyembahan dan pengorbanan Inilah yang disebut dengan Festival Lupercalia dan diselenggarakan pada setiap tanggal 15 Februari. 

Lalu, Bagaimanakah pelaksanaan pesta Festival Lupercalia tersebut? Mula-mula masyarakat bersama-sama melakukan kebersihan ritual terhadap rumah-rumah mereka, yaitu dengan jalan menyapu untuk membersihkan debu. Kemudian, setelah itu mereka mengambil garam dan serbuk gandum (yang dikenal dengan nama spelt) untuk ditaburkan dalam rumah dan pada perabotannya. 

Setelah upacara kebersihan ritual selesai, maka beralih kepada upacara penyembahan dan pengorbanan ritual, yaitu masyarakat pergi menuju ke sebuah gua, yang diyakini sebagai tempat kelahiran Romulus dan Remus. Juga diyakini, bahwa gua tersebut masih dijaga seekor serigala wanita. Dengan dipimpin oleh seorang pendeta, maka upacara itu dimulai. 

Sang pendeta memberikan pengorbanan berupa seekor domba, sebagai lambang kesuburan dan seekor anjing sebagai lambang kesucian. Berikutnya, para remaja menyembelih kedua binatang tersebut dan menaruh darahnya dalam sebuah tempat. Kulit domba itu lalu disayat dan dipotong-potong menjadi sayatan-sayatan. Kemudian sayatan-sayatan tersebut dicelup dalam darah pengorbanan, yaitu darah domba dan anjing yang tadi disimpan; lalu diletakkan di jalan-jalan. Sebagian lagi dari sayatan kulit domba tercelup darah tersebut diberikan kepada para wanita dan ladang-ladang pertanian yang tengah panen. Para wanita Romawi itu bukannya jijik mendapatkan darah. Mereka Justru menyambutnya dengan senang hati. Para wanita itu yakin bahwa pertikaian darah itu akan menyebabkan mereka subur (bisa melahirkan anak) di kelak kemudian hari. 

Hari berikutnya, para wanita di kota tersebut tangan untuk memasukkan nama-nama mereka ke dalam sebuah kendi besar. Lalu menyusul keluarlah para bujangan laki-laki di kota itu pula, untuk mulai mengikuti lotre ini. Yaitu, para bujangan laki-laki mengambil nama-nama para wanita dalam kendi tersebut secara acak. Setelah mendapatkan satu nama, maka wanita dengan nama tersebut akan menjadi pasangan tanpa nikah baginya selama 1 tahun ini. Begitulah seterusnya. Beberapa pasangan kemudian berakhir dengan pernikahan, tetapi sebagian lagi hanya merupakan pasangan tanpa nikah selama 1 tahun. 

Festival lupercalia pada tanggal 15 Februari inilah yang kemudian juga diperingati sebagai Valentine Day. Bisikan "From Your Valentine" dan Festival lupercalia inilah yang mensugesti orang-orang Eropa untuk merayakan Valentine Day. Pesta ini menjadi lebih meriah, karena di Eropa, bulan Februari merupakan awal musim semi setelah musim gugur yang bagi mereka terasa menjenuhkan. Juga, bulan Februari merupakan bulan bagi burung-burung di Eropa untuk melakukan reproduksi (perkawinan). Lengkap lah legenda orang Eropa tentang Valentine Day "From Your Valentine", Festival Lupercalia, awal musim semi dan saat burung melakukan reproduksi. Sampai-sampai mereka berkeyakinan bahwa bulan Februari adalah bulan untuk bercinta dan berkasih sayang. 

Legenda ini semakin menjadi keyakinan turun-temurun ketika Charles, Duke of Oerlans mengirimkan surat cinta kepada istrinya di bulan Februari tahun 1415 Masehi. Pada saat itu Charles menjadi tawanan perang Agincourt (Battle of Agincourt) dan kemudian ditawan dan diasingkan di Tower of London. Surat Charles kepada istrinya ini masih tersimpan dengan rapi di British Museum, London, Inggris. Juga ketika Raja Henry V meminta seorang penulis bernama John Lydgate untuk menuliskan sebuah catatan tentang Valentine Day dan dikirimkan kepada kekasihnya, Catherine of Valois. 

Maka, jadilah tradisi Valentine Day sebagai tradisi umat Kristiani terbesar bagi masyarakat Eropa. Bahkan menurut penelitian, jumlah kartu ucapan Valentine Day menempati urutan kedua setelah kartu ucapan Natal. Jika kartu Natal sebanyak 2,6 juta buah, maka kartu Valentine Day mencapai angka satu juta buah. 

Lalu, bagaimanakah Valentine bagi kaum muslimin? Berdasarkan riwayat Valentine Day di atas, berarti ada beberapa sikap kaum muslimin berkenaan dengan Valentine Day. 

Sikap pertama, apabila kaum muslimin memperingati Valentine Day sebagai Lupercalia melakukan penyembahan dan pengorbanan kepada Faulus, Romulus dan Remus, maka jelas perbuatan itu tidak dapat dikategorikan lain lagi kecuali syirik. Syirik adalah menjadikan selain Allah tandingan yang di sembah sebagaimana dia menyembah Allah atau dilakukan upacara ritual terhadapnya seperti memohon pertolongan pengorbanan, persembahan, nadzar dan lain-lainm (Manaj Al Firqah dan Najiyah wa Ath Thaa'ifah Al Manshurah, Muhammad Bin Jamil Zainu). Dan syirik termasuk dalam dosa besar yang tidak diampuni oleh Allah ta'ala. 

"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan dia mengampuni dosa yang selain syirik.."(QS. An Nisa [4] : 116)

Sikap kedua, apabila kita memperingati Valentine Day dalam rangka memperingati kematian Saint Valentine sebagaimana gereja menghormati kematiannya. Dengan tanggal tertentu (14 Februari) dan tata cara upacara peringatan tertent , maka perbuatan itu tidak dapat dikategorikan lain kecuali perbuatan bid'ah. Yang dimaksud bid'ah adalah melakukan upacara ritual tertentu tanpa adanya panduan dari Allah ta'ala dan rasul-Nya. 

 "...maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan.."(QS. Yunus [10] :32) 

Sedangkan Rasulullah SAW jelas-jelas telah melarang umatnya melakukan perbuatan bid'ah. Beliau bersabda: "Dan tinggalkanlah olehmu perkara-perkara ibadah yang baru, karena Sesungguhnya setiap Bid'ah itu sesat ".(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Sikap ketiga, apabila kita memperingati Valentine Day Bagaimana muda-mudi Romawi berpasangan tanpa nikah dalam Festival Lupercalia. Perbuatan ini termasuk perbuatan zina atau setidak-tidaknya mendekati perbuatan zina. Padahal Allah SWT dengan tegas melarang segala perbuatan yang mendekati kepada zina, apalagi sampai melakukannya. 

"Dan janganlah kamu mendekati zina sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk" (QS Al Israa' 17 : 32) 

Sikap keempat, apabila kita memperingati Valentine Day sebagaimana Saint Valentine menuliskan kata-kata terakhir kepada kekasihnya "From Your Valentine" atau sebagaimana Raja Henry V mengirimkan surat buat kekasihnya Catherine of Valois, maka perbuatan itu adalah perilaku jahiliyah. Rasulullah SAW telah bersabda : "Manusia yang paling dimurkai Allah Azza Wa Jalla adalah mereka yang menghidupkan tradisi jahiliah dalam Islam" (HR. Bukhari).

Sikap kelima, apabila kita memperingati Valentine Day hanya karena ikut-ikutan dan sekedar berkirim ucapan saja kepada teman maka perbuatan semacam itu adalah bagian dari perbuatan tasyabbuh (meniru-niru) padahal Rasulullah SAW telah bersabda : "Barangsiapa tasyabbuh (meniru-niru ) suatu kaum maka dia termasuk kelompoknya." (HR. Abu Dawud) 

Dari kelima sikap di atas, apakah anda termasuk di dalamnya? naudzubillahi min dzaalik. Semoga Allah membimbing kita kepada nur Islam selalu. 

(Sumber : Wa Islama)





Terima kasih sudah membaca Kasih Sayang Berpagar Rambu-rambu Allah ,Silahkan bagikan artikel ini Kasih Sayang Berpagar Rambu-rambu Allah jika bermanfaat, Barakallaahu fikum
Share on :
 
Comments
0 Comments

Post a Comment

loading...
 
Support : About | Site Map | Privacy Policy | Disclaimer | Contact Us |
Copyright © 2013. artikelislamiku.blogspot.com - All Rights Reserved
Di Design Ulang Oleh I Template Blog Published by I Template Blog
Proudly powered by Blogger