Ilmu Gaib Hanya Milik Allah

Ilmu Gaib Hanya Milik Allah



Definisi Gaib

Ar-Raghib Al-Ashfahany berkata : "Apa saja yang lepas dari (jangkauan) indra dan pengetahuan manusia adalah gaib."

Al Baji berkata : "Gaib adalah apa yang tidak ada dan apa yang tidak tampak oleh manusia."

Hanya Allah yang Mengetahui

Ilmu gaib adalah khusus milik Allah. Cukup banyak ayat-ayat dan hadits yang mengatakan tentang hal tersebut. Allah swt berfirman :

"Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang gaib; tidak ada yang mengetahui kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)."(QS. Al-An'am [6] : 59)

Rasulullah SAW bersabda : "Kunci-kunci ghaib ada lima, tidak ada yang mengetahuinya selain Allah. Sesungguhnya di sisi Allah terdapat ilmu tentang kiamat, Dia menurunkan hujan, dan Dia mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Tidak ada jiwa (manusia) yang mengetahui apa yang bakal ia peroleh (alami) besok.  Dan tidak ada jiwa yang mengetahui di negeri mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Teliti. (HR. Al-Bukhari dan Ahmad dari Ibnu Umar lafazhnya Ahmad).

Aisyah berkata : "Barangsiapa menyangka bahwa Rasulullah SAW bisa memberitahu apa yang bakal terjadi besok pagi, maka ia benar-benar telah berdusta besar kepada Allah SWT karena Allah telah berfirman :

"Katakanlah : Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah." (QS. An-Naml [27]: 65).

Hukum Menyandarkan Ilmu Gaib Kepada Makhluk

Siapa yang mengklaim bahwa dirinya mengetahui salah satu dari kunci-kunci gaib, maka ia kafir. Siapa yang mengatakan; "Besok pasti hujan", ia akan kafir, kecuali jika ia tidak memastikan dan mengandalkan kepada ilmu pengetahuan alam yang didasarkan kepada eksperimen atau hukum kebiasaan, maka ia tidak kafir. Seperti juga mengabarkan akan adanya gerhana berdasarkan ilmu hisab atau ilmu falak

Ibnu Haj menukil kesepakatan ulama atas kafirnya orang yang mengatakan bahwa para wali mengetahui apa yang sudah terjadi dan apa yang akan terjadi sampai hari kiamat nanti.

Bid'ah Rafidhah dan Shufiyah

Imam Ibnu Qutaibah, penyambung lidah Ahlus Sunnah pada abad ketiga, telah menjelaskan kebid'ahan dan kekufuran orang yang menyandarkan ilmu gaib kepada makhluk. Dalam risalah Al-Ikhtilaf fii Lafzhi, Beliau berkata : "Rafidhah (syi'ah) telah keterlaluan di dalam mencintai Ali ra, mereka mengunggulkannya melebihi orang yang diunggulkan oleh Rasulullah SAW dan oleh seluruh sahabatnya (termasuk oleh Ali ra sendiri). Mereka mengklaim bahwa Ali derajatnya sejajar dengan Nabi SAW dalam kenabian. Mereka menganggap bahwa para imam dari anak-anaknya memiliki ilmu ghaib." Ucapan tersebut disamping dusta dan kufur adalah kebodohan yang terlalu.

Kemudian bid'ah syiah ini menyebar ke kalangan shufiyah (orang tasawuf) karena eratnya hubungan dua kelompok tersebut, sehingga kita dapati orang-orang shufi meyakini bahwa termasuk karamah para wali adalah melihat Lauhul Mahfudz dan membaca isinya. Sampai Asy-Sya'rani (tokoh shufi) mengatakan bahwa Muhyiddin Ibnu Arabiy (pelopor paham menyimpang yang disebut "wihdatul wujud" ,yakni bersatunya Allah dengan alam/makhluk) diberitahu oleh Allah perbedaan antara apa yang ditulis di Lauhul Mahfudz dengan tulisan para makhluk. Dan Abdul Karim Al-Jiliy mengklaim bahwa dirinya telah di mi'rajkan dan berkumpul dengan seluruh para Nabi, wali dan malaikat dari berbagai macamnya dan dibukakan untuknya tabir ghaib sehingga mengetahui hakikat segala sesuatu dari sejak asal sampai ke pada zaman yang tak bertepi. Sampai Yusuf An-Nabhani mengatakan  : Lauhul Mahfudz adalah hati seorang arif, artinya hati orang yang ma'rifat itu bagaikan kaca cermin yang dihadapkan kepada Lauhul Mahfudz, apa yang tertulis di Lauhul Mahfudz bisa terekam di hati seorang arif."

Hanya Para Rasul yang Diberi Tahu

Allah berfirman :

"(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada rasul yang diridhai Nya."(QS. Al-Jin [72] : 26-27)

Orang-orang shufi demi mengesahkan kebid'ahan nya, mereka berani menambah ayat (dalam tafsirnya), mereka mengatakan : "Kecuali kepada rasul (yang diridhai-Nya) dan wali."

Mengetahui perkara ghaib melalui jalan "ithla" khusus untuk para rasul Allah SWT berdasarkan firman Allah :

"Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu (hai orang-orang mukmin) hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya diantara rasul-rasulNya (QS Ali Imran [3] : 179).

Ilham Firasat dan Mimpi Para Wali

Ilham dan mimpi para Nabi adalah hak dan ma'shum (terjaga dari kesalahan), pasti benar. Hal tersebut adalah termasuk ilmu ghaib yang diberitahukan oleh Allah SWT kepada mereka.

Berbeda dengan para wali, ilham dan mimpi mereka tidak mutlak benar, tidak ma'shum, maka tidak disebut "ilmu gaib" selama belum terbukti. Dan ketika terjadi hilanglah hukum gaib darinya. Mimpi para wali yang kedudukannya lebih tinggi daripada ilham dan firasat itu ternyata dijadikan oleh Rasulullah SAW sebagai satu bagian yang lemah dan kecil dari kenabian, hanya satu bagian dari empat puluh enam bagian kenabian.

Adalah sebuah kesalahan jika yang bukan ma'shum disejajarkan dan disandingkan dengan para nabi yang ma'shum. Begitu pula jika menyamakan yang pasti benar dengan sesuatu yang belum tentu benar.

Tepat apa yang dikatakan oleh Asy-Syathibiy dalam kitab Al Muwafaqat : "Jika seorang wali diperlihatkan sesuatu dari perkara ghaib, maka hal itu bukan berbentuk sebuah ilmu pasti dan keyakinan tanpa sanksi akan tetapi bersifat penglihatan dan perkiraan biasa, maka jika terjadi sesuatu dengan kenyataan, maka pemberitaannya setelah terjadinya pernyataan itu bukan lagi merupakan suatu perkara yang ghaib.

Jadi yang mengetahui ilmu ghaib hanyalah Allah SWT. Dan Dia memberitahukan sebagian perkara ghaib kepada rasulNya yang Dia kehendaki melalui wahyu yang sudah mutlak benar. Sekalipun demikian tidak boleh dikatakan bahwa para rasul itu mengetahui ilmu ghaib, apalagi para wali yang hanya diberi ilham atau mimpi yang belum mutlak kebenarannya itu.

(Sumber : An Nur)






Terima kasih sudah membaca Ilmu Gaib Hanya Milik Allah ,Silahkan bagikan artikel ini Ilmu Gaib Hanya Milik Allah jika bermanfaat, Barakallaahu fikum
Share on :
 
Comments
0 Comments

Post a Comment

loading...
 
Support : About | Site Map | Privacy Policy | Disclaimer | Contact Us |
Copyright © 2013. artikelislamiku.blogspot.com - All Rights Reserved
Di Design Ulang Oleh I Template Blog Published by I Template Blog
Proudly powered by Blogger