"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertaqwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al Hasyr [59] : 18)
Ayat tersebut diatas dengan sangat tegas menyuruh kita agar berbuat sesuatu untuk hari esok, untuk akhirat kita. Apakah kita sudah bertaqwa atau belum. Apakah kita sudah menghamparkan tikar amal sholeh kita, untuk kita datangi atau belum. Oleh karena itu dibutuhkan analisa, evaluasi, perhitungan tentang kekinian kita Apakah sudah baik atau belum.
Dalam salah satu hadits yang sangat masyhur disebutkan bahwa Nabi Saw pernah bersabda, "Orang-orang yang beruntung adalah mereka yang hari ini lebih baik dari pada hari kemarin. Dan orang-orang yang merugi adalah sewaktu hari ini sama dengan hari kemarin. Sedangkan mereka yang hari ini lebih buruk dari pada hari kemarin, termasuk mereka yang celaka."
Kondisi kita, apakah hari ini termasuk beruntung atau merugi ataukah termasuk yang celaka, hanya bisa kita ketahui kalau kita mau bermuhasabah, menghisab diri, menghitung-hitung diri. Oleh karena itu muhasabah itu merupakan keharusan yang tidak boleh tidak harus kita lakukan, kalau kita ingin selamat di dunia dan akhirat. Kalau ingin hisabnya ringan nanti di akhirat.
Muhasabah adalah evaluasi diri atau instropeksi diri dalam rangka menilai bagaimana kemajuan atau kemunduran kita dalam menjalani hidup ini. Tanpa evaluasi diri kita tidak akan tahu tentang perkembangan diri kita. Apakah bertambah baik, atau malah jelek.
'Haasibuu Anfusakum Qabla An-Tuhaasabuu' (Hisablah dirimu sebelum nanti kamu dihisab Allah)
Dalam Al Quran banyak sekali ayat-ayat yang menyebut tentang hisab ini. Bahkan kata para ahli ada sekitar 107 kali Allah memunculkan kalimat hisab ini dalam Al Quran. Ini karena begitu pentingnya mauhasabah ini. Antara lain ayat Al Quran sebagai berikut :
"Seseungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka". (QS. Al Ghasiyyah [88] : 25)
"Sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka". (QS. Al Ghasiyyah [88] : 26)
"Sesungguhnya Allah akan menghisab (memperhitungkan) segala sesuatu." (QS. An Nisa [4] : 86)
Dan firman Allah tersebut di atas kita mengetahui bahwa semua aktivitas kehidupan kita pasti dihisab Allah, semuanya tanpa kecuali. Apakah kebaikan atau kesalahan, semua pasti dihisab Allah. Sehingga hari perhitungan itu disebut dengab Yaumul Hisab.
Umar bin Khattab, salah seorang sahabat utama, pernah suatu kali mengeluarkan ungkapan yang sangat terkenal sampai saat ini, yaitu : "Haasibuu Anfusakum Qabla An-Tuhaasabuu" (Hisablah dirimu sebelum nanti kamu dihisab Allah). Artinya , kitq pasti akan dihisab Allah nanti di akhirat kelak, di Yaumil Hisab. Oleh karena itu, untuk meringankan beban hisab kita nanti di Yaumil Hisab, maka mulai sekarang hisablah. Hitung-hitunglah amal perbuatan yang baik atau yanh tidak baik.
Kalau kita berani menghisab diri kita, maka keuntungan besar akan kita peroleh. Yaitu, kita akan tahu persis dimana kekurangan kita, yang harus segera kita perbaiki. Begitu juga kita akan tahu amalan baik apa saja yang belum kita lakulan, sehingga kita segera bisa menyempurnakan amalan dan ibadah kita tersebut?
Bagaimana cara muhasabah
Ada banyak cara dalam melakukan muhasabah, antara lain sebagai berikut ini :
1. Lakukanlah perbandingan antara kondisi kita saat ini dengan perintah Allah dan rasulNya. Jadi yang menjadi ukuran adalah sesuai atau tidak sesuai dengan Quran atau hadits Nabi.
2. Pikirkan kelemahan, atau kekurangan yang ada dalam diri kita, sehingga kalau ditemukan kelemahan segera kita ditemukan kelemahan segera kita sempurnakan. Dan kalau terdapat kekurangan segera kita perbaiki.
3. Tanamkan pada diri kita rasa khauf (takut) kepada Allah tatkala ada godaan untuk berbuat kesalahan dan dosa. Insyaallah rasa takut tersebut akan menyelamatkan kita di Yaumil Hisab kelak.
4.Tanamkan perasaan selalu merasa di awasi Allah, agar kita hati-hati dalam menjalani hidup ini. Karena kita memang selalu dalam pengawasan Allah, sebagai mana firmanya :
" Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."(QS. An Nisa [4] : 1)
5. Yakinkanlah pada diri kita bahwa semua perbuatan kita akan dimintai pertanggung jawabannya nanti pada hari kiamat, sebagaimana firman Allah berikut ini :
"Sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan." (QS. An Nahl [16] : 93)
Bahkan juga akan ditanya tentang nikmat Allah apa saja yang sudah kita gunakan, sebagaimana firman Nya berikut ini :
"Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang nikmat (yang sudah kamu gunakan) (QS. At Takasur [102] : 8)
Obyek dan Dampak Masalah
Pertanyaan berikutnya adalah, hal apa saja yang perlu kita jadikan objek muhasabah kita. Antara lain :
1. Ibadah sehari-hari perlu kita hisab, karena kita diciptakan Allah untuk beribadah kepada Nya :
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (QS. Zariyyat [51] : 56)
Apa ibadah kita sudah sesuai dengan tuntunan Nabi Saw?.
2. Kita juga perlu menghisab pola hubungan kita dengan orang lain apakah sudah sesuai dengan tuntutan Allah dan Rasul-Nya. Karena disamping menjaga hubungan baik dengan Allah, juga harus menjaga hubungan baik dengam hamba Allah lainya,
"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia." (QS. Ali Imran [3] : 112)
Nabi Muhammad Saw bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainya." Ini perlu kita hisab, apakah kita sudah sesuai dengan sabda Nabi tersebut?
3. Kita juga perlu menghisab dalam kaitanya dengan sumber rezki kita. Apakah sudah halal atau tidak. Apakah dalam menjalankan pekerjaan kita jujur, tidak menipu, tidak korup, dan seterusnya. Hisablah semuanya, jangan ada yang tidak sesuai dengan tuntunan Al Quran dan hadits Nabi.
4. Tidak kalah pentingnya yang harus kita hisab adalah dalam kita berhubungan dengan keluarga, dengan suami/isteri, dengan anak-anak, dengan bapak/ibu, dengan mertua, kakak/adik dan saudara lainy. Apakah pola hubungan kita sudah seperti yang dituntunkan Allah dan RasulNya. Hisablah dengan cermat.
5. Begitu juga dengan diri kita sendiri, apakah kita sudah hati-hati menjaga diri kita dari api neraka. Hisablah juga apakah kita termasuk yang suka menzolimi diri atau tidak. Hisablah agar kita selamat besok dari hisab Allah di Yaumil Hisab.
6. Terakhir, hisab jugalah bagaimana perlakuan kita ke sesama makhluk Allah. Jangan sampai kita termasuk yang suka menyiksa hewan. Jangan kita suka merusak alam, berusahalah menjadikan diri kita, rahmatan lil 'alamin. Maka hisablah agar ketahuan.
Akhirnya, kalau semuanya itu sudah kita hisab, maka dampaknya akan mudahlah bagi kita untuk bertaubat; kalau kita temukan kekurangan disana-sini. Dan taubat itu akan menghantarkan kita menjadi hamba yang disayang Allah. Sebagainana firman Nya :
"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri".(QS. Al Baqarah [2] : 222)
Dampak berikutnya disamping kita segera bertobat, kalau kita temukan diri kita berbuat salah, atau menzolimi diri, maka kita akan cepat beristighfar, mohon ampun kepada Allah. Firman Nya :
"Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia beristighfar kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."(QS. An Nisa [4] : 64)
Dampak lainya, kita akan segera mencari amalan baik yang belum sempat kita lakukan selama ini. Kita akan rajin berdoa. Rajin berzikir. Banyak melakukan amal sholeh. Dan segera menjauhi larangan Allah. Begitu luar biasanya dampak muhasabah. Semoga kita dituntun Allah untuk selalu bermuhasabah. Amiin ya Allah.
(Sumber : Risalah Jumat)