Makna Bekerja

Makna Bekerja




"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu sekalian di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan banyak-banyaklah mengingat Allah agar kamu sekalian beruntung . Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju pada perniagaan atau permainan itu, lalu mereka meninggalkanmu sedang berdiri (berkutbah). Katakanlah "Apa yang disisi Allah itu lebih baik daripada permainan dan perniagaan" dan Allah sebaik-baik pemberi rezeki."
(QS. Al. Jumu'ah [62] : 10-11)

Setiap orang pasti ingin maju dan berhasil dalam hidup dan kehidupan mereka. Hari ini diusahakan lebih baik dari kemarin. Besok harus lebih baik dari hari ini. Sedangkan untuk mencapai keberhasilan, orang harus berani bekerja keras bekerja keras, ulet, telaten, dan sabar. Artinya mereka harus berusaha dan tidak malas (ora wedi kangelan).

Kemajuan dan keberhasilan seseorang tidak akan tercapai bila hanya berangan-angan, mengandalkan banyak ide tetapi tidak diperjuangkan. Ide kecil kalau diperjuangkan akan menjadi apa-apa, sebaliknya ide besar tidak akan menjadi apa-apa bila hanya disimpan di otak. Untuk itu orang harus berjuang dan bekerja mewujudkan ide dan pemikiran itu. Bekerja memiliki banyak makna dan bukan sekedar mencari rizki. Bekerja dapat dinilai sebagai bentuk syukur dan memanfaatkan potensi yang ada pada diri dan orang lain.

Memang putaran otak, gerakan tangan, dan langkah kaki untuk menggapai kemanfaatan diri atau orang lain sebenarnya merupakan langkah positif meskipun belum menghasilkan. Agama apapun tidak mengajarkan pada pengikutnya untuk bermalas-malasan. Pada umumnya agama-agama dunia menganjurkan umatnya untuk berusaha, bekerja dan tidak berpangku tangan apalagi menggantungkan orang lain. Sebab dengan melakukan pekerjaan atau bekerja akan menaikan status seseorang dan tidak menjadi beban orang lain. 

Suatu ketika rasulullah saw kedatangan seorang laki-laki yang mengadukan kefakiranya. Mendengar keluhan itu, lalu rasulullah saw memberikan 2 (dua) dirham dan bersabda:" apakah kamu memiliki sesuatu?"Tidak ya rasulullah". Jawab lelaki itu. Lalu orang itu diberi 2 (dua) dirham lagi oleh rasulullah saw dan beliau sambil bersabda "Terimalah uang ini. Belilah makanan sekedarnya untuk kamu dan keluargamu. Sisanya coba belikan kampak. Dengan kampak itu engkau bisa mencari kayu di hutan lalu engkau menjualnya untuk memenuhi kebutuhanmu yang lain". Setelah sekitar 15 hari dari pertemuan itu, lelaki itu sowan kepada Nabi Muhammad Saw. Dan matur : "Wahai Rasulullah Saw, alhamdulillah sungguh Allah telah memberikan berkah kepada kami sekeluarga sebagaimana Rasul telah perintahkan kepada kami. Alhamdulillah, kini kami telah mengumpulkan uang sebanyak 10 (sepuluh dirham). Uang yang 5 (lima) dirham saya gunakan untuk membeli pakaian mereka". Mendengar cerita itu, Rasulullah Saw. Nampak berkenan lalu bersabda : "Hal itu lebih baik daripada kamu meminta-minta kepada orang lain". 

Dalam hadits lain disebutkan bahwa beliau bersabda yang artinya : "Sekiranya salah seorang dari kamu mengambil tali, lalu membawa seikat kayu bakar diatas punggungnya lalu menjualnya, sungguh seorang diantara kamu sekalian hendaknya mencari kayu dan mengikatnya pada punggungnya, hal itu lebih baik baginya dari pada meminta-minta kepada seseorang baik ia diberi atau tidak." (HR. Bukhari). 

Dengan bekerja, seseorang akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi dari mereka yang tidak bekerja. Sebab orang yang bekerja itu tidak dipandang sebelah mata oleh orang lain. Bahkan predikat orang bekerja itu menjadi "penghasil sesuatu" dan bukan lagi peminta. Dengan kata lain, orang yang bekerja itu ibarat baju yang bermerek yang sewajarnya bernilai lebih tinggi dari baju yang tidak bermerek. 

Dalam suatu kisah disebutkan, bahwa suatu ketika Sa'ad bin Musa Al Anshari menyatakan bahwa Rasulullah Saw baru kembali dari perang Tabuk. Saat itu beliau melihat tangan Sa'ad melepuh, kulitnya gosong kehitam-hitaman karena sengatan terik matahari di padang pasir. Rasulullah Saw bertanya kepada Sa'ad : "Kenapa tanganmu itu?. Lalu Sa'adpun menjawab : "Aku mengolah tanah dengan cangkul (sampai tanganku seperti ini) untuk mencari nafkah untuk keluarga yang menjadi tanggunganku". Rasulullah Saw lalu mengambil tangan Sa'ad dan menciumnya seraya berkata : "Inilah tangan yang tidak pernah disentuh api neraka." Dalam riwayat lain disebutkan bahwa setelah beliau mencium tangan pekerja, beliau lalu bersabda : "hadzihi yadun yuhibbullahu wa rasuluhu. Inilah tangan yang dicintai Allah dan Rasul-Nya " (HR. At Thabari) 

Orang-orang yang bekerja dalam bidangnya dengan baik akan memberikan makna dalam kehidupan dan namanya akan dikenang sepanjang masa. Sekecil apapun pekerjaan seseorang, asal dikerjakan dengan tekun dan baik, maka akan memberikan makna tersendiri. Dalam hal ini Martin Luther Jr pernah mengatakan : "Kalau anda terpanggil menjadi tukang sapu jalan, maka sapulah jalan itu seperti halnya Michaelangelo melukis atau Bethoven menggubah musik, atau seperti Shakesphere menulis sajak. Sapulah jalan itu dengan baik sehingga semua penghuni surga dan bumi akan berhenti sejenak untuk mengatakan : "Disini pernah hidup seorang tukang sapu jalan yang hebat yang sangat baik kerjanya." 

Keberhasilan tidak begitu saja datang dari langit dan tidak otomatis tumbuh dari bumi. Keberuntungan tidak bisa dicari di Gunung Kawi, Gunung Kemukus, atau Laut Selatan, dan tidak bisa dari tokek berbunyi. Orang sukses adalah orang yang berusaha, mampu mengatasi kendala, dan memperoleh sesuatu yang diinginkan. Pemalas adalah yang enggan bekerja, takut gagal, dan sedikit-sedikit mana uangnya. Mereka ini tidak tahu tentang makna hidup. Padahal bekerja itu sebenarnya merupakan salah satu upaya memberikan makna dalam kehidupan. 

Apabila orang memahami bekerja itu memiliki makna hidup, maka dia akan merasa bahagia dalam melaksanakan pekerjaan itu. Sekecil apapun pekekerjaan asal dilakukan dengan baik dan senang, maka akan mendatangkan keberhasilan dan kebahagiaan. 

Untuk memperoleh hasil yang diharapkan, orang harus berani berkompetisi berebut keberhasilan secara elegan. Maka bangun pagi lalu melakukan kegiatan merupakan salah satu sikap siap untuk berkompetisi. Mereka yang bermalas-malasan sulit mendapatkan keberhasilan maupun kebahagiaan. Berkaitan dengan malas-malasan ini, suatu ketika Rasulullah Saw menghampiri tempat tidur putrinya yakni Fatimah Az Zahra. Saat itu Fatimah sedang tiduran seusai melaksanakan shalat subuh. Melihat putrinya yang sedang malas-malasan itu, beliau menggoyang tubuh putrinya itu perlahan dan bersabda : "Wahai putriku, bangunlah dan sambutlah rizki Allah dan jangan lalai. Sebab Allah itu membagi-bagi rizki kepada manusia antara terbit fajar sampai matahari terbit" (HR. Baihaqi). 

Kemalasan akan melahirkan penyesalan. Kemalasan akan membuat orang enggan beranjak, tangan malas bergerak, kaki berat melangkah, pikiran terbelenggu, dan kemauan beku. Kemalasan membuat orang hidup redup, langkah mundur, mata tertidur pulas mendengkur. Sikap inilah yang membuat orang atau masyarakat tertinggal beberapa langkah dari orang atau masyarakat lain. 

(Sumber : Risalah Jumat)




Terima kasih sudah membaca Makna Bekerja ,Silahkan bagikan artikel ini Makna Bekerja jika bermanfaat, Barakallaahu fikum
Share on :
 
Comments
0 Comments

Post a Comment

loading...
 
Support : About | Site Map | Privacy Policy | Disclaimer | Contact Us |
Copyright © 2013. artikelislamiku.blogspot.com - All Rights Reserved
Di Design Ulang Oleh I Template Blog Published by I Template Blog
Proudly powered by Blogger