Hidup Adalah Ujian

Hidup Adalah Ujian



"Yang menjadikan mati dan hidup , supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun". (QS. Al-Mulk [67] : 2)

Hidup adalah ujian. Demikian kalimat singkat yang mungkin bisa digambarkan tentang kehidupan ini. Sebab, sejak awal penciptaan kita sebagai manusia, diri kita telah dihadapkan pada ragam ujian itu. Untuk memahami hal ini marilah kita simak penjelasam berikut. Suatu ketika pada saat awal penciptaan manusia, terdapat percakapan yang sangat menarik antara para malaikat dengan Allah SWT, di saat Allah mengutarakan kehendak Nya untuk menciptakan manusia sebagai pengelola dan pemimpin (khalifah) di bumi. Mendengar hal itu, para malaikat berkata, 

"Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan di sana dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?", namun apa yang dikatakan Allah selanjutnya, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (QS. Al Baqarah [2] : 30).

Ternyata benar, para malaikat tidak mengetahui rencana Allah swt tentang penciptaan manusia ini, dan segala rahasia yang ada di balik penciptaan tersebut.

Allah swt telah menjadikan manusia dengan segala keajaiban penciptaan dan kemampuan yang sangat luar biasa sebagai modal dasar baginya untuk mengelola kehidupan. Semenjak awal penciptaan, manusia telah diberi kemampuan sebagai pemenang sejati dan bahkan status sebagai penenang telah dilekatkan pada diri manusia sebagai watak dasarnya. Sejarah kemenangan telah dimulai semenjak manusia masih berwujud sel sperma sebagai bahan baku penciptaanya. Allah berfirman, 

"Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan. Dia diciptakan dari air yang dipancarkan, yang keluar dari tulang sulbi laki-laki dan dada perempuan." (QS. Ath Thoriq [86] : 5-7).

Pada waktu itu sekitar 250 juta sperma secara bersamaan dikirim ke rahim sang ibu, mereka semua berkompetisi untuk menunjukan siapa diantara mereka yang terbaik dan mampu menjadi pemenang, serta akhirnya berhasil dalam perlombaan untuk menjadi manusia. Segera setelah sperma-sperma ini memasuki tubuh sang Ibu mereka berhadapan dengan bahaya yang mematikan, karena di dalam organ reproduksi sang ibu terdapat campuran asam pekat yang menghalangi pertumbuhan bakteri, begitu pula terhadap sperma. Sehingga dapatlah dipastikan hanya dalam beberapa menit atau jam kemudian sebagaian besar kompetitor yang berjumlah jutaan itu gugur, dan hanya ada satu yang diperkenankan untuk terus menerus bertahan untuk melanjutkan perjalanan panjangnya guna mewujudkan dirinya sebagai pemenang sejati, siapakah dia? Jawabanya adalah anda!. Dan inilah fitrah keberhasilan itu karena. Karenanya tidak ada alasan bagi kita untuk berputus asa di saat kita menghadapi berbagai persoalan dan ujian apa pun  dalam hidup. Karena sejatinya kita telah diberi sebuah sebuah potensi dasar untuk menjalani setiap persoalan yang dihadapi dan tampil sebagai orang yang mampu keluar dari setiap masalah dengan penuh keberhasilan.

Demikian pula pada saat awal penciptaan diri kita, masalah telah menjadi bagian penting dalam suatu perjalanan awal kehidupan. Masalah telah menjadi bagian fitrah kehidupan. Masalah membuat diri kita menjadi lebih kuat, lebih teruji, dan mampu mengoptimalkan potensi yang ada dalam diri kita, demikian lah fitrah kehidupan kita.

Demikianlah hidup ini, setiap persoalan atau ujian yang kita hadapi sesungguhnya adalah untuk membuat kita lebih bertahan dalam menjalani kehidupan. Di saat tantangan itu tidak ada, maka besar kemungkinan kita akan terlena dengan suasana dan tidak mampu lagi untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Namun, yakinlah bahwa apabila kita bersungguh-sungguh dalam menghadapi setiap ujian itu, maka dengan izin Allah SWT kita pasti tampil sebagai pemenang yang mampu keluar dari masalah itu dengan "gagah". Allah SWT berfirman, 

"Dialah Allah yang telah menciptakan kematian dan kehidupan (adalah) untuk menguji kamu, siapakah diantara kamu yang terbaik amalnya".(QS. Al Mulk [67] : 2).

Berdasarkan informasi Allah SWT tersebut, menunjukan bahwa hidup memang penuh dengan ujian karena ujian menjadikan hidup kita lebih hidup, dengan ujian kita akan bisa bertahan. Ujian adalah cara Allah SWT mempersiapkan diri kita untuk mewujudkan makhluk ciptaan yang terbaik. Sehingga, dengan ujian itu Allah SWT melatih diri kita melakukan hal-hal aktivitas terbaik selama ujian berlangsung. Hanya mereka yang bersikap terbaik selama ujian, yang akan keluar sebagai pemenang.

Ujian adalah sesi antara dua realitas, yaitu realitas masa lalu dan realitas masa depan. Ujian adalah sebuah tangga sukses yang diharapkan. Ibarat seorang anak yang sebelumnya masih kelas satu, agar dia bisa naik ke kelas dua, maka sesi antara kedua realitas itu adalah ujian. Kemudian dari sanalah diketahui siapa yang berhasil melalui ujian dengan cara yang terbaik dan hasil yang terbaik. Jika si anak mampu melewati ujian dengan hasil terbaik, maka dia akan dinyatakan naik kelas dengan peringkat tertentu diantara rekan-rekanya yang lain. Mereka yang berhasil tentulah mereka yang telah mempersiapkan diri lebih matang sebelum menghadapi ujian dan bersikap yang terbaik di saat ujian itu berlangsung. Untuk itu, sikap seseorang dalam menghadapi ujian menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya dia melewati masa-masa kritis kenaikan kelas tersebut. 

Ujian berasal dari kata bahasa Arab fata-na yang berarti imtihaan, ikhiyaar, ibtilaa' yang artinya ujian. Kalimat fatanu adz-dzahaab berarti membakar emas untuk memurnikanya. Artinya, emas perlu dibakar (diuji) dulu sampai ketahuan kualitasnya. Demikian juga pembakaran batu bata dan pencucian pakaian dilakukan untuk menguatkannya dan membersihkan. Demikian juga pembakaran batu bata dan pencucian pakaian dilakukan untuk menguatkannya dan membersihkanya. Demikian pula ujian bagi manusia diberikan untuk menguatkan jiwanya dan membersihkan dosanya, serta akhirnya keluar sebagai pemenang. Artinya setiap ujian adalah untuk memastikan seberapa derajat kualitas keimanan (keyakinan) seorang akan hal yang diimaninya (diyakininya). Sebagaimana firman Allah, 

"Apakah manusia mengira akan dibiarkan begitu saja (di saat) mereka mengatakan 'kami beriman' dan mereka tidak diuji".(QS. Al Ankabut [29] : 2).

Demikianlah setiap hal yang kita yakini, akan diuji oleh Allah, tentang seberapap kuat kita meyakininya. 

Rasulullah Saw, adalah orang yang paling tinggi derajatnya di sisi Allah. Tapi ia juga orang yang paling banyak dan paling berat cobaanya. Para nabi yang lain juga adalah manusia-manusia paling mulia dan paling dikasihi Allah SWT. Tetapi, mereka juga adalah yang paling banyak dan berat dicoba oleh Allah swt. Hal ini lalu diikuti dengan khafilah para ulama salaf yang shaleh. Mereka adalah yang paling banyak dan berat pula cobaanya jika dibanding manusia lainya. Imam syafi'i mengalami pengusiran dari Kufah ke Mesir, Imam Ahmad dipenjara dan.disiksa bertahun-tahun, dan Imam malik disiksa sampai patah kedua tulang bahunya. 

Hikmah dari setiap ujian yang dihadapi seseorang akan selalu meningkatkan keinginan dan kemuliaanya di sisi Allah SWT dan akan menguji kebenaran keimanannya. Hikmah yang lain dari ujian adalah bahwa seseorang menjadi semakin matang dan kuat, serta dengan adanya ujian akan menjadikan seseorang bertawakal dan semakin berserah diri kepada Allah swt. Mungkin sebelum datang ujian seseorang jarang berkomunikasi dengan Allah swt, jauh dari ibadah, shalat malam jarang dilakukan, bahkan doa pun jarang dipanjatkan. Namun semenjak ujian datang, dirinya menjadi lebih dekat dengan Allah, ibadahnya semakin kuat dan shalat malam dilakukan. Tidaklah cobaan yang datang kepada seseorang, kecuali hal itu baik baginya sepanjang ia bersabar dan bersyukur. Sebagaimana sabda Nabi Saw, "Menakjubkan urusan seorang mu'min, jika ia mendapatkan nikmat maka ia bersyukur dan syukur itu sangat baik baginya. Dan jika ia ditimpa musibah maka ia bersabar dan sabar itu sangat baik baginya"(HR. Muslim dan Tirmidzi) 

Lihatlah istri Rasulullah Saw, Aisyah ra yang mendapatkan ujian yang sangat berat dalam sejarah islam dengan fitnah yang keji, tetapi Allah swt menyatakan bahwa hal tersebut sangat baik baginya Imam Ghazali dalam kitab Ihya 'Ulumudin' nya menceritakan tentang kisah dirinya sendiri, sangkaanya bahwa ia sudah mencapai kesempurnaan dalam bersabar, maka ia berdoa pada Allah untuk diberikan ujian sekehendak Nya, maka Allah pun mengujinya dengan ujian yang remeh, yang tidak dapat buang air kecil, maka ia pun tidak mampu menanggung ujian tersebut dan bertaubat. Allah Swt pun menyembuhkannya, kemudian ia keluar ke jalan-jalan sambil berkata pada setiap anak kecil yang dijumpainya, "Pukullah pamanmu yang bodoh ini, Nak!". 

Demikianlah bahwa ujian yang dialami setiap orang tentu berbeda sesuai dengan kadar kemampuanya masing-masing. Namun, bagaimanapun ujian adalah sebuah hal yang pasti dialami oleh setiap insan untuk mengetahui tingkat keimanan seseorang dan meningkatkan daya tahan dalam menjalani kehidupan. Bahkan ujian adalah tanda cinta Allah kepada hamba-Nya. Untuk itu, bersyukurlah dengan setiap ujian yang dihadapi karena hal itu menandakan bahwa Allah masih mencintai kita dan berkehendak untuk meningkatkan derajat kita. Dalam debuah hadits, Rasulullah saw, bersabda, "Sesungguhnya besarnya balasan tergantung dari besarnya ujian. Dan apabila Allah cinta kepada suatu kaum Dia akan menguji mereka, barang siapa yang ridha, maka baginya keridhaan Allah, namun barang siapa yang murka, maka baginya kemurkaan Allah."(HR. Tirmidzi) 

(Sumber : Risalah Jumat)






Terima kasih sudah membaca Hidup Adalah Ujian ,Silahkan bagikan artikel ini Hidup Adalah Ujian jika bermanfaat, Barakallaahu fikum
Share on :
 
Comments
0 Comments

Post a Comment

loading...
 
Support : About | Site Map | Privacy Policy | Disclaimer | Contact Us |
Copyright © 2013. artikelislamiku.blogspot.com - All Rights Reserved
Di Design Ulang Oleh I Template Blog Published by I Template Blog
Proudly powered by Blogger