"Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah yang demikian itu adalah kemenangan yang besar" (QS. Yunus [10] : 64).
Sebagai umat muslim, harapan adalah suatu hal yang harus ada di setiap benak orang Islam yang kemudian terpatri di hatinya. Karena dengan memiliki sebuah harapan, maka masa depan lebih tertata dan akan semakin mantap untuk meraihnya sesuai dengan yang telah dicitakan. Harapan merupakan sebuah mimpi yang senantiasa dibarengi dengan usaha dan perjuangan. Umat Muhammad Saw tidak sepantasnya mengatakan, "Apa yang kita lakukan dan usahakan ini hanyalah sia-sia belaka, tidak ada hasilnya." Kata-kata seperti itu harus dibuang jauh-jauh oleh umat Muhammad Saw. Kata seperti yang hanya akan membelenggu perjuangan dan cita-cita umat Islam.
Selain kata-kata seperti ini termasuk kata-kata yang dilarang oleh Allah swt. Karena kata tersebut telah mengandung makna putus asa. Karena kata tersebut telah mengandung makna putus asa. Karena putus asa bagi umat Muhammad Saw ini sangatlah berbahaya. Putus asa menjadi salah satu penyebab lunturnya keyakinan kita kepada Allah Swt. Putus asa penyebab umat muslim ini depresi, pesimis dan membuat umat ini mengurungkan untuk meraih cita-cita yang lain yang belum tercapai. Putus asa hanya akan membuat umat ini malas untuk berkompetensi dan malas berprestasi.
Dalam ajaran islam tidak ada perjuangan yang sia-sia. Islam sangat mendorong umatnya untuk memiliki etos kerja yang maksimal dan semuanya itu akan dikembalikan kepada Allah swt.
Harapan itu yang harus diperjuangkan dalam hidup. Jangan sampai harapan yang telah direncanakan secara matang itu hancur berantakan gara-gara sebuah keputusasaan pada satu permasalahan. Maka dari itu, putus asa harus kita hilangkan dari memori otak kita. Karena hal itu hanya akan membuat umat ini semakin hari semakin terpuruk. Nabi Muhammad Saw senantiasa memotivasi kepada umatnya agar senantiasa selalu ada harapan dan mimpi itu dimiliki oleh setiap umatnya.
Karena harapan itu adalah energi besar yang mampu menggerakkan dan menghasilkan sesuatu untuk masa depan kita. Segala perubahan itu membutuhkan sebuah amunisi yakni harapan-harapan atau cita-cita. Memperjuangkan harapan umat sama dengan kita telah memperjuangkan dan mengembalikan kehormatan umat islam ini. Harapan itu mampu mensejahterakan umat menjadi yang lebih baik, memulihkan hak umat yang telah dirampas oleh penyakit putus asa.
Harapan itu bagaikan matahari terbit yang senantiasa menyinari alam semesta setelah malam yang panjang. Maka jadikan harapan ini terpatri kuat sehingga menghujam mendalam dalam kalbu umat ini.
Kabar gembira itu adalah harapan
Umat Islam harus sadar dan paham bahwa Allah swt dan Rasulullah Saw itu senantiasa memberi sebuah harapan bagi umatnya. Harapan itu adalah sebuah kabar gembira yang telah termaktub dalam kitab-Nya. Allah swt berfirman :
"Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu."Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya."(QS. Al Baqarah [2] : 25)
"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukanya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik."(QS. Al-Hajj [22] : 37)
Dari ayat diatas Allah swt memberi isyarat kepada umat Islam agar senantiasa mempunyai harapan dan kabar gembira untuk masa depanya. Karena Islam sebagai agama kita telah memberi sinyal bahwa Islam itu banyak memberi motivasi tentang sebuah harapan dan kegembiraan. Maka dari itu maka mulai detik ini, mari kita bangkit dan hidupkan kembali asa dalam diri kita.
Selain bagaikan sinar matahari, harapan itu adalah sebuah cahaya yang akan menerangi anda dari gelapnya dunia ini. Karena dengan harapan, mari kita sama halnya menyalakan pelita besar yang akan memberi cahaya bagi orang yang ada di sekeliling kita.
Memberi harapan adalah perihal yang sering dikerjakan Nabi Muhammad Saw ketika beliau bertemu dengan setiap orang.
Nabi bersabda, "Uday, berislamlah niscaya engkau akan mendapat keselamatan. Menurutku engkau enggan memeluk islam karena engkau gengsi melihat orang-orang disekelingku (orang-orang miskin), disamping hampir semua memusuhi kami."
Nabi bersabda, "Uday, demi allah, seorang wanita akan berpergian dari Hirah tanpa ditemani hingga kemudian melakukan thawaf di Bailatullah ia merasa takut kecuali kepada Allah dan kelak kami akan menguasai perbendaharaan Kisra Ibn Hurmus".
Itulah sedikit contoh dialog yang dilakulan antara Nabi Muhammad Saw dengan Uday ibnu At - Tha'i dalam rangka memberi harapan penuh untuk memeluk Islam. Uday itu tokoh elit di kalangan Arab pada masanya. Akan tetapi ketika mendengar sabda Nabi Muhammad Saw, tanpa basa basi Uday si elit Arab tadi langsung bersyahadat di hadapan Nabi Muhammad Saw.
Wahai umat muhammad. Sudah saatnya kita memiliki impian. Karena impian adalah awal dari sebuah harapan. Wujudkan impian kita dengan penuh keyakinan. Gunakan hidup kita untuk mewujudkan impian kita.
Bahwa impian bukan sekedar impian. Bahwa mimpi bukan sekedar mimpi. Namun mimpi mimpi maupun impian kita akan menjadi kenyataan. Harapan kita akan menjadi kenyataan. Harapan kita akan tercapai dengan kerja keras, kerja mawas dan kerja ikhlas. Harapan-harapan yang kita impikan itu bukanlah sekedar mimpi di siang bolong. Melainkan harapan yang telah menjadi kepastian. Dan harapan yang mampu menjadi kenyataan.
Berikut alasan kenapa harapan kita mampu menjadi kenyataan :
1. Janji Allah swt kepada orang-orang beriman dan beramal sholeh
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik".(QS. An Nur [24] : 55)
Ayat diatas memperkuat dan memperjelas kepada kita bahwa suatu saat kita pasti akan memimpin dunia ini. Karena Allah Swt akan senantiasa menolong dan menemani umat-Nya yang beriman dan beramal shaleh. Dimanapun dan kapanpun.
2. Kita adalah umat yang tidak akan pernah mati kalau Al Quran menjadi rujukan kita.
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu katena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara, dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatnya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran [3] : 103).
Umat Islam adalah amanah dari Allah Swt, maka dari itu umat ini harus tetap ada. Karena kita diciptakan di muka bumi ini untuk umat semesta alam yakni menyebarkan dan mengajarkan Al Quran. Meskipun umat Islam sekarang ini terpuruk tertinggal dengan agama lain, namun yakinlah bahwa umat Islam ini akan menjadi umat yang akan menguasai Islam ini adalah agama penentu kehidupan ini. Matahari dan bulan pun dapat kita ibaratkan agama islam ini, manakala keduanya sudah tidak nampak, maka dunia ini berakhir dan habis alias sudah kiamat. Umat ini tidak kan pernah menghembuskan nafas terakhirnya. Umat yang senantiasa menanti seberkas asa bahwa matahari dan bulan akan kembali terbit. Asa dari generasi pemuda yang akan taat akan perintah agama.
3. Perubahan itu sunatullah
"Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang lalim." (QS. Ali Imran [3] : 140)
Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa bumi ini sejak nabi Adam as sampai Nabi Musa as kepemimpinannya dipegang oleh bangsa Timur. Akan tetapi kembali kekuasaan itu pun sempat berpindah ke bangsa Barat yakni Yunani. Setelah itu kembali lagi dipimpin oleh bangsa Timur lagi. Siklus ini akan selalu berubah-ubah. Yang nanti bangsa Timur akan kembali memimpin bumi Allah Swt ini.
4. Kebangkitan para generasi muda merupakan kabar gembira terbesar bahwa mimpi-mimpi atau pun harapan akan terwujud.
5. Selama-lamanya malam, sepanjang-panjangnya kegelapan, mentari esok pasti akan terbit jua.
Kemenangan pasti akan datang. Harapan dan impian akan menjadi kenyataan. Wahai umat Muhammad. Tengadahkan kepala anda dengan penuh optimis dan penuh harapan masa depan. Jangan sampai kita meneteskan air mata gara-gara putus asa. Yakin hari esok akan lebih indah dan lebih cerah. Maka bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi kalian. Kita adalah umat yang mendapat anugerah dari Allah Swt untuk menjadi yang terbaik.
(Sumber : Risalah Jumat)