"Katakanlah : "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Rabb yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, Dan tiada seorangpun yang setara dengan Nya." (QS. Al Ikhlas [112] : 1-4).
Surat Al Ikhlas termasuk diantara surat-surat pendek dalam Al Quran. Surat ini seringkali dibaca dan di ulang-ulang, hampir-hampir sudah menjadi bacaan harian bagi setiap muslim baik ketika sholat ataupun dzikir. Bukan karena surat ini pendek dan mudah dihafal. Namun memang demikianlah Rasulullah saw dalam keseharian beliau tidak lepas dari membaca surat yang mulia ini. Lebih dari itu surat yang mulia ini mengandung makna-makna yang penting dan mendalam. Oleh karena itu meski surat ini pendek tapi memiliki kedudukan yang tinggi dibanding surat-surat yang lainnya. Bahkan kedudukannya sama dengan sepertiga Al Quran.
Kedudukan surat Al Ikhlas
Diriwayatkan dalam shahih Al Bukhari dari sahabat Abu Sa'id Al Khudri ra, beliau berkata : "Ada seorang sahabat rasul Saw mendengar tetangganya membaca berulang-ulang. Kemudian di pagi harinya dia menemui nabi Saw dan menceritakan tentang perbuatan tetangganya tersebut. Seakan-akan sahabat ini menganggapnya ringan kedudukan surat ini. Maka Nabi Saw bersabda :
"Demi jiwaku yang ada ditangan Nya. Sesungguhnya surat Al Ikhlas benar-benar menyamai sepertiga Al Quran." (HR.Bukhari).
Para ulama telah menjelaskan sebab kenapa surat Al Ikhlas ini menyamai sepertiga Al Quran. Karena di dalam Al Quran mengandung tiga pokok yang paling mendasar yaitu : pertama, tauhid, kedua : kisah-kisah rasul dan umatnya, dan ketiga : hukum-hukum syariat.
Sedangkan surat Al Ikhlas ini, mengandung pokok-pokok dan kaidah-kaidah ilmu tauhid. Atas dasar inilah surat Al Ikhlas menyamai sepertiga Al Quran.
Kandungan Surat Al Ikhlas
Dalam ayat pertama Allah berfirman :"Katakanlah : "Dialah Allah, Yang Maha Esa (tunggal)".
Dalam ayat pertama Allah swt menegaskan bahwa dirinya memiliki nama "Al Ahad" yang mengandung sifat ahadiyyah yang bermakna esa atau tunggal. Dia lah esa dalam segala nama-nama Nya yang mulia dan esa pula dalam seluruh sifat-sifat Nya yang sempurna. Dia-lah esa, tiada siapapun yang semisal dan serupa dengan keagungan dan kemuliaan Allah swt.
Kalau kita memperhatikan penciptaan alam semesta ini dari bumi , langit, matahari, bulan, lautan, gunung-gunung, bukit-bukit, iklim/suhu dan seluruh makhluk yang di alam ini, semuanya tertata rapi dan serasi menunjukan bahwa pencipta, pengatur dan penguasa alam semesta ini adalah esa yaitu Allah swt. Allah berfirman (artinya):
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi , silih berganti nya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air , lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS. Al Baqarah [2] : 164).
Kalau sekiranya yang menguasai dan mengatur bumi dan langit serta seluruh alam ini lebih dari satu niscaya bumi dan langit serta alam ini akan hancur berantakan. Allah swt berfirman (artinya):
"Sekiranya ada di langit dan di bumi pengatur dan pencipta selain Allah tentulah keduanya telah rusak dan binasa."(QS. Al Anbiya [21] : 22).
Demikian pula Allah swt adalah esa dalam peribadahan. Bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah dan sesembahan-sesembahan selain Allah itu adalah batil.
Sehingga termasuk kandungan dari ayat pertama, yaitu bahwa Allah swt adalah esa (tunggal) dalam penciptaan, pengaturan, dan penguasaan alam semesta ini, maka seharusnya Dia lah Allah pula adalah esa (tunggal) dalam peribadahan.
Bahkan sesungguhnya kitab suci Al Quran dan semua risalah yang dibawa oleh para nabi tidaklah datang melainkan dalam rangka menjelaskan tentang keesaan Allah yaitu bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah swt semata. Sebagaimana firman Nya :
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya:"Bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Aku, maka sembahlah kamu sekalian kepadaKu."(QS. Al Anbiya [21] : 25).
Dalam ayat kedua Allah berfirman : "Allah adalah (Rabb) yang bergantung kepada Nya segala sesuatu."
Dalam ayat ini Allah mengabarkan kepada kita salah satu nama Nya pula, yaitu "Ash Shomad". Yang mengandung makna bahwa Dialah Rabb satu-satunya tempat bergantung dari seluruh makhluk.
Dialah yang menenuhi seluruh kebutuhan makhlukNya . Karena Dialah Yang Maha Kaya dengan kekayaan yang tiada batas dan Dia pula Yang Maha Kuasa dengan kekuasaan yang tiada tara. Tidak ada yang bisa mendatangkan manfaat dan menolak mudharat kecuali hanya Allah swt semata. Allah berfirman (artinya):
"Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkanya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karuniaNya ..."(QS. Yunus [10] : 107)
Rasulullah saw bersabda : "Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah."(HR. Bukhari)
Allah dan rasulNya menegaskan bahwa makhluk itu lemah dan tidak punya daya dan kekuatan. Oleh karena itulah Allah swt. Sebagai tempat satu-satunya untuk bergantung dari seluruh makhluknya.
Dalam ayat ketiga Allah berfirman : "Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakan."
Ayat ini menunjukan akan kesempurnaan Allah swt, Dia tidak memiliki anak dan tidak pula diperanakan serta Dia pun tidak memiliki istri. Sehingga Dialah esa dalam segala sifat-sifatNya yang tiada setara dengan Nya. Allah menegaskan dalam firmanNya :
"Dia pencipta langit dan bumi, maka bagaimana mungkin Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu dan Dia mengetahui segala sesuatu." (QS. Al An'am [6] : 101)
Sehingga tidak benar perkataan Yahudi bahwa Uzair adalah anak Allah swt, tidak benar pula perkataan nasrani bahwa Isa adalah Allah ataupun keyakinan trinitas, tidak benar pula perkataan orang-orang musyrikin Quraisy bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Subhanallah (Maha Suci Allah) dari apa yang mereka katakan.
Dalam ayat terakhir, Allah berfirman :
"Dan tiada seorangpun yang setara dengan Nya."
Allah swt menutup surat Al Ikhlas ini dengan penegasan bahwa tidak ada yang siapapun yang setara dan serupa dengan sifat-sifat Allah yang maha mulia dan sempurna. Sebagaimana juga ditegaskan dalam ayat-ayat lainya, diantaranya :
"Dan katakanlah : Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya." (QS. Al Isra' [17] : 111).
Keutamaan surat Al Ikhlas
Diantara keutamaan Al Ikhlas adalah sebagai berikut :
1. Mendapat kecintaan Allah swt
Dari Aisyah ra, bahwasanya Nabi saw, pernah mengutus seorang sahabat dalam sebuah pertempuran. Lalu dia mengimani shalat dan selalu membaca surat Al Ikhlas. Tatkala mereka kembali dari pertempuran mereka adukan hal tersebut kepada Nabi saw. Beliau bersabda : "Tanyakan kepadanya apa yang melatarbelakangi dia berbuat seperti itu. Merekapun menanyakanya. Lalu Dia pun menjawab : "Karena sesungguhnya surat Al Ikhlas itu mengandung sifat yang dimiliki oleh Ar Rahman (Allah) dan aku suka untuk membacanya. Maka Nabi saw, bersabda : "Kabarkanlah kepadanya bahwa Allah swt, mencintainya."(HR. Bukhari)
2. Mendapat Al Jannah (Surga)
Dari Abu hurairah ra, beliau berkata : "Aku pernah bersama Nabi saw dan disaat itu beliau mendengar seseorang membaca :
"Qul huwaullahu akhad" lalu beliau bersabda :"Dia telah mendapatkan", Abu hurairah bertanya : "Mendapatkan apa wahai rasulullah ?" Beliau menjawab : "Al Jannah (Surga)." (HR. At Tirmidzi)
Dalam hadits yang lain beliau bersabda : "Kecintaanmu terhadap surat Al Ikhlas memasukanmu ke dalam Al Jannah."(HR. Bukhari)
(Sumber : Risalah Jumat)