Taqwa

Taqwa




"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama islam (QS. Ali Imran [3] : 102)

Definisi taqwa yang paling populer adalah "memelihara diri dari sikasaan Allah dengan mengikuti segala perintahNya dan menjauhi segala larangan Nya." Atau lebih ringkas lagi "mengikuti segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan Nya (imtitsalu awamirillah wajtinabu nawahih)"

'Afif 'Abd al-Fattah Thabbarah dalam bukunya Ruh ad-Din al-Islami mendefinisikan taqwa dengan : 

"Seseorang memelihara dirinya dari segala sesuatu yang mengundang kemarahan Tuhannya dan dari segala sesuatu yang mendatangkan mudharat, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain."

Lebih lanjut Thabbarah mengatakan bahwa makna asal dari taqwa adalah pemeliharaan diri. Diri tidak perlu pemeliharaan kecuali terhadap apa yang dia takuti. Yang paling dia takuti adalah Allah swt. Rasa takut memerlukan ilmu terhadap Allah akan takut kepada Nya, yang takut kepada Allah akan bertaqwa kepada Nya. Muttaqin adalah orang-orang yang memelihara diri mereka dari azab dan kemarahan Allah di dunia dan akhirat dengan cara berhenti di garis batas yang telah ditentukan, melakukan perintah-perintah Nya dan menjauhi larangan-larangan Nya. Sedangkan Allah tidak memerintahkan kecuali yang baik untuk manusia, dan tidak melarang kecuali yang memberi mudharat kepada mereka.

Kalau boleh kita membuat perumpamaan, hidup bertaqwa di dunia ibarat berjalan di tengah rimba belantara. Seseorang akan berjalan di dalam rimba dengan sangat hati-hati. Dia awas terhadap lobang supaya tidak terperosok ke dalannya, awas terhadap duri supaya tidak melukai kulitnya, dan awas terhadap binatang buas supaya tidak menerkamnya. Seorang yang bertaqwa akan hati-hati sekali menjaga segala perintah Allah, supaya dia tidak meninggalkanya. Hati-hati menjaga larangan Allah supaya dia tidak melanggarnya, hingga dia dapat selamat hidup dunia dan akherat.

Hakikat Taqwa

Bila ajaran islam dibagi menjadi iman, Islam dan Ihsan, maka pada hakikatnya taqwa adalah integralisasi ketiga dimensi tersebut. Mari kita lihat ayat-ayat berikut ini : 

"Bukanlah menghadapkan wajahnya ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, Hari Akhir, Malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang benar; dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa." (QS. Al Baqarah [2] : 177) 

"Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat".(QS. Al Baqarah [2] : 2-4)

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada sorga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yabg bertaqwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui".(QS. Ali Imran [3] : 133-135)

Dalam Surat Al Baqarah ayat 177 di atas Allah swt mendefinisikan al-birru dengan Iman (beriman kepada Allah, Hari Akhir, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, dan Nabi-nabi), Islam (mendirikan shalat dan menunaikan zakat) dan Ihsan (mendermakan harta yang dicintainya, menepati janji dan sabar). Setelah disebutkan berganti-ganti beberapa bagian dari Iman, Islam dan Ihsan itu, lalu Allah menutupnya dengan kalimat :"Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. Dengan demikian dapat kita fahami bahwa dalam ayat tersebut taqwa dicirikqn dengan Iman, Islam dan Ihsan sekaligus. 

Dalam surat Al Baqarah [2] ayat 2-4 di atas disebutkan empat kriteria orang-orang yang bertaqwa, yaitu : 
(1) Beriman kepada yang ghaib, 
(2) mendirikan shalat, 
(3) menafkahkan sebagian dari rezeki yang diterimanya dari Allah, 
(4) beriman dengan kitab suci Al Quran dan kitab-kitab suci sebelumnya dan 
(5) beriman dengan Hari Akhir. Dalam dua ayat ini taqwa dicirikan dengan iman (no. 1,4 dan 5), Islam (no.2) dan Ihsan (no.3). 

Sementara itu dalam Surat Ali Imran [3] ayat 134-135 disebutkan empat di antara ciri-ciri orang yang bertaqwa, yaitu : 
(1) Dermawan (menafkahkan hartanya baik waktu lapang maupun sempit), 
(2) mampu menahan marah, 
(3) pemaaf dan 
(4) istighfar dan taubat dari kesalahan-kesalahanya. Dalam dua ayat ini taqwa dicirikan dengan aspek Ihsan. 

Dari beberapa ayat yang dikutip di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hakikat taqwa adalah memadukan secara intregal aspek Iman, Islam dan Ihsan dalam diri seseorang. Dengan demikian orang yang bertaqwa adalah orang yang dalam waktu bersamaan menjadi mukmin, muslim, dan muhsin. 

Bertaqwa secara maksimal 

Dalam surat Ali Imran ayat 102 Allah swt menerintahkan kepada orang-orang yang beriman supaya bertaqwa kepada Nya dengan maksimal, yaitu dengan mengerahkan semua potensi yang dimiliki. Firman Nya : 

"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS. Ali Imran [3] : 102) 

Dalam ayat ini juga telah dijelaskan oleh Allah swt cara bertaqwa secara maksimal yaitu dengan melakukan islamisasi seluruh aspek dan ruang lingkup kehidupan (islamiyahal-hayah), karena bagaimana mungkin seseorang dapat mati sebagai muslim kalau dia tidak selalu menjadi muslim sepanjang hidupnya. Sejalan dengan ayat di atas Rasulullah Saw bersabda : "Bertaqwalah kamu kepada Allah di manapun kamu berada..." (HR. Tirmidzi) 

Siapa saja, dimana saja, kapan saja dan dalam situasi bagaimanapun wajib bertaqwa kepada Allah swt. Kualitas ketaqwaan seseorang menentukan tingkat kemuliaanya di sisi Allah swt. Semakin maksimal taqwanya semakin mulia dia. Dalam hal ini Allah swt berfirman :

"...Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yanv paling bertaqwa di antara kamu..."(QS. Al Hujarat [49] : 13)

Rasulullah saw bersabda : "Sesungguhnya seutama-utama manusia denganku adalah orabg-orang yang bertaqwa, siapapun dan bagaimanapun keadaan mereka." (HR. Ahmad) 

Buah dari Taqwa

Seseorang yang bertaqwa kepada Allah swt akan dapat memetik buahnya, baik di dunia maupun di akhirat. Buah itu antara lain : 

1. Mendapat sikap furqan, yaitu sikap tegas membedakan antara hak dan batil, benar dan salah, halal dan haram, serta terpuji dan tercela. 

"Hai orang - orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar". (QS. Al Anfal [8] : 29). 

2. Mendapatkan limpahan berkah dari langit dan bumi. 

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatanya".(QS. Al Araf [7] : 96) 

3. Mendapatkan jalan keluar dari kesulitan 

"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar."(QS. At Thalaq [65] : 2) 

4. Mendapatkan rezeki tanpa diduga-duga 

"...Dan Dia akan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya". (QS. At-Thalaq [65] : 3) 

5. Mendapatkan kemudahan dalam urusanya. 

"Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." (QS. At Thalaq [65] : 4) 

 6. Menerima penghapusan dan pengampunan dosa serta mendapatkan pahala yang besar. 

"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan.memberikan kepadamu furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS. Al Anfal [8] : 29).

Lima buah yang pertama dirasakan di dunia dan yang terakhir di akhirat. Semuanya merupakan wujud dan hasanah fi ad-dunya dan kasanahfi al-Akhirah yang menjadi dambaan setiap insan mukmin. 

(Sumber : Risalah Jumat)








Terima kasih sudah membaca Taqwa ,Silahkan bagikan artikel ini Taqwa jika bermanfaat, Barakallaahu fikum
Share on :
 
Comments
0 Comments

Post a Comment

loading...
 
Support : About | Site Map | Privacy Policy | Disclaimer | Contact Us |
Copyright © 2013. artikelislamiku.blogspot.com - All Rights Reserved
Di Design Ulang Oleh I Template Blog Published by I Template Blog
Proudly powered by Blogger