"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian (1035) diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan mengayakan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. An Nur [24] : 32)
(1035) Maksudnya : hendaklah laki-laki yang belum kawin atau wanita-wanita yang tidak bersuami, dibantu agar mereka dapat kawin.
Pernah seorang laki-laki, masih saudara penulis, terlambat menikah gara-gara prinsip hidup yang dianutnya. Dia berpendapat bahwa dia kalau akan menikah sudah punya rumah dan mobil dulu. Karena dia tidak ingin nanti isteri dan anak-anaknya tinggal di rumah kontrakan dan pergi kemana-mana naik angkutan umum.
Gara-gara teguh memegang prinsipnya itu, dia baru menikah setelah umurnya 50 tahun lebih. Sewaktu teman sebayanya sudah ada yang punya cucu. Juga sudah punya rumah dan mobil. Bagaimana dengan nasib saudara saya tersebut? Sampai menikah tetap belum punya rumah dan mobil, walaupun penghasilannya lumayan. Dia dua kali rugi, terlambat menikah dan tetap belum punya rumah dan mobil sampai memutuskan akhirnya menikah juga.
Dari kisah diatas kita dapat pelajaran bahwa sangat keliru jika kita menikah dengan menunggu kaya dulu. Mestinya, yang benar itu adalah, kalau kita sudah dewasa dan sydah sanggup menikah maka hendaklah disegerakan untuk menikah. Kenapa? Ada banyak alasan antara lain sebagai berikut :
Menikah itu Perintah Allah dan Sunah Rasul
Dalam QS. An Nur ayat 32 tersebut di atas, Allah dengan jelas memerintahkan hamba Nya untuk menikah kalau masih sendirian atau masih bujangan/gadis. Tidak perlu dibutuhkan penafsiran yang rumit tentang ayat ini, karena sudah sangat jelas dan tegas perintah Allah tersebut.
Rasulullah Saw juga sudah menegaskan dalam sabdanya dalam hadits dari Aisyah ra, "Menikah itu sunahku. Siapa yang tidak suka dengan sunahku (tidak mau menikah), berarti dia bukan termasuk golonganku."(HR. Ibnu Majah).
Rasulullah Saw juga sudah menegaskan dalam sabdanya dalam hadits dari Aisyah ra, "Menikah itu sunahku. Siapa yang tidak suka dengan sunahku (tidak mau menikah), berarti dia bukan termasuk golonganku."(HR. Ibnu Majah).
Dalam hadits beliau yang lain, Rasulullah Saw pernah bersabda, "Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan agamanya. Karenanya, bertaqwalah kepada Allah pada separuh yang lain." (HR. Baihaqi)
Pada kesempatan yang lain, Rasulullah Saw bersabda, "Wahai kaum muda, barang siapa diantara kalian telah mampu maka hendaklah menikah, karena ia lebih menundukan pandangan dan lebih memelihara kemaluan, dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaknya ia berpuasa, sebab itu dapat mengekangnya." (HR.Bukhari).
Bahkan kata Nabi, Ada tiga golongan yang pasti akan ditolong Allah swt, salah satunya adalah orang yang menikah karena menjaga kehormatannya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw pernah bersabda, "Ada empat golongan yang dilaknat Rasulullah Saw : "yaitu laki-laki yang menyerupai perempuan, perempuan yang menyerupai laki-laki, dan bujangan yang memutuskan tidak akan menikah serta sebaliknya perawan yang menyatakan tidak mau menikah."(HR. Ahmad)
Dari semua uraian diatas kesimpulannya adalah menikah adalah ketetapan Allah untuk manusia yang seharusnya segera kita lakukan. Dan juga sunah Rasul yang segera harus diikuti, kalau kita memang mengaku umat nabi Muhammad saw.
Menikahlah Engkau akan Di kayakan Allah
Sebagian orang ada yang berpendapat bahwa nikah itu akan membebani seorang pemuda dalam mencari nafkah untuk anak isterinya. Ini tidak selamanya benar. Bagi yang memutuskan untuk menikah, tidak perlu khawatir apalagi ketakutan akan kekurangan rezeki. Karena rezeki itu ditangan Allah. Kalau kita sudah menenuhi perintah Allah, maka yakinlah pasti Allah akan membantu kita.
Ingatlah, menikah itu perintah Allah dan sunah Rasul, yakinlah Allah akan memberkahi pernikahan itu, apalagi kalau niat kita waktu menikah hanya mencari ridho Allah, lillahi ta'ala. Apalagi kita ingin menjaga diri agar tidak terjerumus dalam dosa dan maksiat. Maka orang yang niatnya mulia seperti ini, tidak akan diabaikan Allah.
Apalagi rezeki itu ada di tangan Allah, dan Allah sudah berjanji dalam Al Quran,
"Dan tidak ada suatu binatang melata(709) pun dibumi melainkan Allahlah yang memberi rezekinya..."(QS. Hud [11] : 6)
(709) yang dimaksud binatang melata disitu ialah segenap makhluk Allah yang bernyawa.
Dalam ayat lain Allah juga menjamin rezeki orang yang menikah baik untuk dirinya maupun untuk anak isterinya, firman Nya :
"Kami akan mberi rezeki kepada mu dan kepada mereka." (QS. Al An'am [6] : 151)
Jadi, tidak ada alasan untuk mengkhawatirkan rezeki bagi anak isteri kalau sudah menikah. Karena rezeki mereka sudah dijamin oleh Allah. Walaupun waktu akan menikah kita belum melihat dari mana akan datangnya rezeki untuk anak isteri kita tersebut. Tapi yakinlah, pasti semua makhluk Allah sudah disiapkan rezekinya. Semua makhluk, sewaktu Allah menciptakannya sudah bersamaan dengan paket rezekinya masing-masing.
Lihatlah ikan di laut, betapa banyaknya jumlah ikan di laut tapi belum pernah kedengaran ada ikan yang sampai mati kelaparan. Ikan besar diberi makan Allah dengan memakan ikan-ikan kecil. Ikan kecil diberi makan Allah dengan tetumbuhan yang ada di laut. Atau dengan makanan binatang yang lebih kecil. Begitu seterusnya.
Lihatlah cicak yang merayap di dinding rumah kita. Makanan yang disiapkan Allah baginya justru sang nyamuk yang terbang dengan gesitnya, tapi tidak pernah cicak sampai kelaparan. Waktu cicak mulai kelaparan, maka nyamuk akan diperintahkan Allah untuk mendekati sang cicak. Cicak tinggal hap...lalu nyamuk dimakannya.
Bahkan cacing yang terhimpit dalam tanah tetap juga diberi rezeki oleh Allah. Maka, kenapa kita harus takut anak isteri tidak akan makan kalau kita menikah. Pasti, sekali lagi, disiapkan Allah rezekinya. Bahkan banyak contoh di sekitar kita, mereka yang kaya itu, kebanyakan setelah menikah. Bukan sebelum menikah.
Menikah itu jalan menuju pintu Surga Allah
Dalam hadits yang disampaikan Nabi, menikah itu menyempurnakan separuh agama. Yang separuh lagi disempurnakan dengan taqwa. Artinya menikah itu sudah menjalankan perintah Allah dan tuntunan Rasulullah. Ingat, melakukan perintah Allah dan meneladani Rasulullah adalah bagian dari taqwa. Pasti bertaqwa diganjar Allah dengan surga Nya. Karena orang yang bertaqwa itu dicintai Allah . Tentu saja dicintai Allah jalan untuk mendapat surga Allah. Firman Nya:
"Dan bertaqwalah. Maka sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaqwa".
(QS. Ali Imran [3] : 76)
Mari kita lihat sudut pandang lain. Bagi seorang isteri, sang suami sebetulnya merupakan pintu menuju surga Allah. Karena kalau isteri itu mampu mendapatkan ridho sang suami, dengan taat dan patuh kepada suaminya, maka ini jalan menuju pintu surga Allah. Karena kata Nabi, ridho Allah ada pada ridho suami. Artinya, dengan mendapat ridho suami, maka si isteri akan mendapat ridho Allah. Dan orang yang mendapat ridho Allah insyallah calon penghuni surga Allah.
Begitu juga kalau dilihat dari kaca mata sang suami, si isteri adalah jalan menuju pintu surga Allah. Isteri kalau suami tahu cara memperlakukanya akan menjadi pintu surga. Lemah lembut serta sayang pada isteri mendatangkan rahmat dan kasih sayang Allah. Kata Nabi Saw, laki-laki yang baik adalah yang baik terhadap isterinya. Memberikan nafkah isteri dengan harta yang halal, menurut Nabi, jauh lebih banyak pahalanya daripada sedekah kepada orang lain. Karena sedekah saja sudah akan mendapatkan surga Allah. Apalagi sedekah untuk isteri. Perhatikan firman Allah berikut ini:
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan". (QS. Ali Imran [3] : 133-134)
Apalagi seandainya pernikahan tersebut dikaruniai anak-anak oleh Allah. Maka kalau pandai suami istri ini dalam mendidik anaknya menjadi anak yang sholeh dan sholehah, ini merupakan jalan tol untuk menuju surga Allah. Anak-anak sholeh dan sholehah adalah aset yang sangat berharga bagi kedua orang tuanya. Baik di dunia apalagi di akherat kelak. Amal-amal sholeh yang dilakukan oleh anak-anak mereka bisa menjadi tabungan akhirat bagi kedua orang tuanya masuk surga Allah. Anak sholeh dan solehah itu pintu menuju surga Allah.
Kesimpulannya, jangan menunda-nunda lagi menikah, kalau sudah mampu. Tidak perlu tunggu lengkap dulu semua kebutuhan rumah tangga. Tidak perlu punya mobil dan rumah dulu. Karena dengan menikah, insyaallah akan memampukan kita, bahkan kata Allah dalam firman Nya diatas Allah akan mengayakan kita. Yakin dan percayalah dengan firman Allah, karena Allah Maha Benar dengan segala firman-firmanNya. Jangan pernah sekalipun meragukan firman Allah.
(Sumber : Risalah Jumat)