Ukhuwah Islamiyah

Ukhuwah Islamiyah



"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu adalah bersaudara, oleh karena itu damaikanlah antara dua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat". (QS. Al Hujurat [49] : 49-10).

Ukhuwah Islamiyah adalah sebuah istilah yang menunjukan antara sesama Muslim diseluruh dunia tanpa melihat perbedaan warna kulit, bahasa, suku, bangsa dan kewarganegaraan. Yang mengikat persaudaraan itu adalah kesamaan keyakinan atau iman kepada Allah dan RasulNya. Mereka sama-sama bersaksi tiada Tuhan selain Allah swt dan Muhammad itu adalah Nabi dan utusan Nya, ikatan keimanan itu jauh lebih kuat dibandingkan dengan ikatan-ikatan primodial lainya, bahkan jauh lebih kuat dibandingkan dengan ikatan darah sekalipun, persaudaraan seiman itu ditegaskan oleh Allah swt dalam surat tersebut di atas.

Bangsa arab sebelum kedatangan islam dikenal sebagai bangsa yang terpecah belah ke dalam suku-suku, yang satu sama lain tidak hanya saling bersaing dan bermusuhan, bahkan tidak jarang terjadi peperangan. Sebelum kedatangan Nabi ke Yatsrib (kemudian dinamai Madinah), tidak ada yang dapat mempersatukan antara suku Aus dan Khazraj. Secara tradisional kedua suku itu selalu terlibat permusuhan dan peperangan. Mendengar nama Aus saja sudah dapat menimbulkan kemarahan orang suku Khazraj, begitu juga sebaliknya. Tidak ada yang dapat mempersatukan mereka sebagaimana yang ditegaskan Allah swt kepada Nabi Muhammad saw, kecuali islam.

"Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Al-Anfal [8] : 63)

Rasulullah tidak hanya berhasil mempersatukan Aus dan Khazraj, tapi juga berhasil mempersatukan dan mempersaudarakan antara Muhajirin dan Anshar. Sejarah mencatat dengan tinta emas, betapa indah dan tulusnya persaudaraan antara kaum pendatang dari Makkah itu dengan kaum penolong  dari Madinah. Mereka rela berbagi apa saja untuk saudara-saudara seiman. Demikianlah, persaudaraan Islam betul-betul merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri dan dipelihara. Allah swt berfirman: 

"Dan berpegang teguhlah kamu semuanya dengan tali Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dam ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. Dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." (QS. Ali Imran [3] : 103)

Menegakkan dan Membina Ukhuwah Islamiyah
Supaya ukhuwah islamiyah dapat tegak dengan kokoh diperlukan empat tiang penyangga yaitu ta'aruf, tafahum, ta'awun dan takaful.

1. Ta'aruf
Saling kenal-mengenal, tidak hanya ta'aruf fisik atau biodata ringkas belaka, tapi lebih jauh lagi juga ta'aruf latar belakang pendidikan, budaya, keagamaan, ta'aruf pemikiran, ide-ide, cita-cita dan ta'aruf problem kehidupan yang di hadapi.

2. Tafahum
Saling memahami kelebihan dan kekurangan, kekuatan dan kelemahan masing-masing, sehingga segala macam bentuk kesalah fahaman dapat dihindari.

3. Ta'awun
Saling tolong menolong. Yang kuat menolong yang lemah, yang mempunyai kelebihan menolong yang kekurangan.

4. Takaful
Saling memberikan jaminan, sehingga menimbulkan rasa aman. Tidak ada rasa kekhawatiran dan kecemasan menghadapi hidup ini karena ada jaminan dari sesama saudara untuk memberikan pertolongan.

Dengan empat tiang persaudaraan di atas, umat  islam akan saling mencinta, bahu membahu, tolong-menolong dalam menjalani dan menghadapi tantangan kehidupan, bahkan mereka sudah seperti satu batang tubuh yang masing-masing bagian tubuh ikut merasakan penderitaan bagian tubuh lainya. Dalam beberapa hadits, Rasulullah saw menggambarkan bagaimana persaudaraan sesama muslim tersebut :

"Seorang Muslim adalah saudara Muslim lainya, masing-masing tidak boleh menzalimi dan membiarkan yang lain tanpa pertolongan. Barang siapa memperhatikan kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kebutuhannya. Barang siapa melepaskan kesusahan saudaranya, maka Allah akan melepaskan kesusahannya di hari Kiamat. Dan barang siapa menutup cela seorang muslim, maka Allah akan menutup cela dirinya di hari kiamat."(HR. Bukhari Muslim).

"Tidaklah (sempurna) iman seseorang di antara kamu, sampai ia mencintai untuk saudaranya apa-apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri."(HR. Bukhari dan Muslim)

"Orang mukmin yang satu dengan orang mukmin lainya bagaikan sebuah bangunan yang antara bagian-bagianya satu sama lain saling kuat menguatkan". (HR. Bukhari Muslim)

"Perumpamaan orang-orang beriman dalam sayang-menyayangi, cinta-mencintai dan tolong-menolong sesama mereka, seperti satu batang tubuh, yang apabila salah satu bagian tubuh menderita sakit, maka seluruh badan akan merasa sakit pula karena tidak dapat tidur dan panas." (HR. Bukhari dan Muslim)

Demikianlah ukhuwah islamiyah secara normatif. Hal-hal yang normatif di atas seharusnya dapat diwujudkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Jangan ukhuwah islamiyah hanya tinggal teori, atau menjadi ajaran kosong yang tidak terlihat dalam realitas kehidupan.

Memelihara Ukhuwah Islamiyah
Supaya ukhuwah islamiyah tetap erat dan kuat, setiap muslim harus dapat menjauhi segala sikap dan perbuatan yang dapat merusak dan merenggangkan ukhuwah tersebut. Sesudah menyatakan bahwa orang-orang yang beriman itu bersaudara, Allah swt melarang orang-orang yang beriman untuk melakukan beperapa hal yang dapat merusak dan merenggangkan ukhuwah islamiyah :

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka yang (mengolok-olok), dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diolok-olokan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan jangan lah kamu mencela dirimu sendiri, dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk -buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tudak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim". (QS. Al Hujarat [49] : 11)

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukalah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima lagi Maha Penyayang. "(QS. Al Hujurat [49] : 12)

Ada enam sikap dan perbuatan yang dilarang Allah swt dalam dua ayat diatas, yaitu :
(1) Memperolok-olok orang lain, baik laki-laki maupun wanita, dengan kata-kata maupun dengan gerak gerik yang dapat menimbulkan sakit hati dan permusuhan.
(2) Mencaci orang lain dengan kata-kata yang menyakitkan dan menghina.
(3) Memanggil orang lain dengan gelar-gelar yang tidak disukai.
(4) Berburuk sangka.
(5) Mencari-cari kesalahan orang lain, dan
(6) Bergunjing.
Demikianlah, mudah-mudahan kita dapat selalu menjaga diri dari sikap dan perbuatan yang dapat merusak Ukhuwah Islamiyah.

(Sumber : Risalah Jumat)




Terima kasih sudah membaca Ukhuwah Islamiyah ,Silahkan bagikan artikel ini Ukhuwah Islamiyah jika bermanfaat, Barakallaahu fikum
Share on :
 
Comments
0 Comments

Post a Comment

loading...
 
Support : About | Site Map | Privacy Policy | Disclaimer | Contact Us |
Copyright © 2013. artikelislamiku.blogspot.com - All Rights Reserved
Di Design Ulang Oleh I Template Blog Published by I Template Blog
Proudly powered by Blogger