Simpanan yang Tak Akan Sirna

Simpanan yang Tak Akan Sirna




"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shalih adalah lebih baik pahalanya disisi Rabbmu serta lebih baik untuk menjadi harapan."(QS. Al Kahfi [18] 43-45)

Banyak orang berlomba-lomba mencari harta dan menabungnya untuk simpanan di hari tuanya. Menyimpan harta tentunya tidak dilarang selagi ia mencarinya dari jalan yang halal dan menunaikan apa yang menjadi kewajibanya atas harta tersebut, seperti zakat dan nafkah yang wajib.

Namun ada simpanan yang jauh lebih baik dari itu, yaitu amal ketaatan dengan berbagai bentuknya yang ia lakukan untuk hari akhir. Harta memang membuat silau para pencitanya dan membius mereka sehingga seolah harta segala-galanya. Tak heran jika banyak orang menempuh cara yang tidak dibenarkan oleh syariat dan fitrah kesucian seperti korupsi, mencuri dan menipu. Padahal betapa banyak orang bekerja namun ia tidak bisa mengenyam hasilnya. Tidak sedikit pula orang menumpuk harta namun belum sempat ia merasakannya kematian telah menjemputnya, sehingga hartanya berpindah kepada orang lain. Orang seperti ini jika tidak memiliki amal kebaikan, maka ia rugi di dunia dan di akherat. Sungguh betapa sengsaranya. Allah SWT berfirman : 

"Apa yang di sisinya akan lenyap, dan apa yang ada disisi Allah adalah kekal "
(QS. An Nahl  [16] : 96).

Luasnya rahmat Allah SWT
Kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya begitu luas. Kalau saja orang kafir dan ahli maksiat di dunia ini masih diberi rizki oleh Allah, padahal mereka berada diatas kesesatanya, maka tentunya orang yang beriman dan beramal shalih akan mendapatkan berbagai limpahan nikmat dan karuniaNya di dunia ini, serta terus tersambung hingga hari kiamat nanti. Allah SWT berfirman :

"Barang siapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan ." (QS. An Nahl [16] : 97)

Orang yang menggabungkan antara iman dan amal shalih  akan Allah beri kehidupan yang baik di dunia ini, berupa tentramnya jiwa dan rizki yang halal lagi baik. Adapun di akherat kelak, dia akan memperoleh berbagai kelezatan yang mata belum pernah melihatnya, telinga belum pernah mendengarnya, dan belum pernah terbesit dalam hati manusia.

Termasuk bentuk luasnya rahmat Allah adalah dilipatgandakan nya pahala amalan, sebagaimana firman Allah SWT:


"Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalannya dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang  dengan kejahatanya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)." 
(QS.Al An'am [6] : 160)

Demikian pula, amal kebaikan akan mengangkat derajat pelakunya dan mnghapus dosa yang dilakukannya.

Barakah Keikhlasan
Tidak akan pernah merugi orang yang mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan yang sesuai petunjuk syariat dan dibarengi dengan keikhlasan hati. Orang yang memiliki sifat tersebut akan mendapat barakah pada hartanya, anak keturunanya, dirinya, serta akan diselamatkan dari marabahaya. Dahulu di zaman Bani Israil ada seorang lelaki yang shalih lalu wafat dan meninggalkan dua anaknya sebagai anak yatim. Kedua anak tersebut, karena kecil dan lemahnya, Allah jaga harta warisan dari orang tuanya sehingga tidak hilang atau rusak, seperti dalam Al Quran :

"...dan adapun dinding rumah itu adalah milik dua anak yang di kota itu, yang dibawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, dan ayahnya seorang yang saleh maka Tuhanmu menghendaki agar keduanya sampai dewasa dan keduanya mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu. apa yang ku perbuat bukan menurut kemauanku sendiri. Itulah keterangan perbuatan-perbuatan yang engkau tidak sabar terhadapnya." (QS. Al Kahfi [18] : 82) 

Kisah lain menyebutkan bahwa ada tiga orang dari umat sebelum Nabi Muhammad Saw bermalam di suatu goa. Ketika mereka berada di dalamnya, tiba-tiba jatuh batu besar hingga menutupi pintunya. Mereka yakin bahwa mereka tidak akan bisa keluar kecuali dengan bertawassul (menjadikan amal sebagai perantara) kepada Allah SWT. Masing-masing menyebutkan amalannya yang ia pandang paling ikhlas. Allah SWT kabulkan permohonan mereka. Batu tersebut bergeser sehingga mereka bisa keluar dari goa.

Perhatikanlah wahai saudaraku bahwa orang yang mengenal Allah dengan melakukan berbagai ketaatan di saat lapang maka Allah akan mengenalnya disaat dia susah. Sungguh manusia mendambakan kedamaian hidup dan terhindar dari berbagai bencana, tetapi mereka tidak mendapatkanya kecuali ketika mereka tunduk terhadap aturan Allah dan bersimpuh di hadapanNya.

Tidak meremehkan kebaikan sekecil apapun
Allah Maha Adil dan tidak menzalimi hamba-Nya. Barangsiapa yang melakukan kebaikan sekecil apapun pasti dia akan melihat balasan kebaikanya. Sebagaimana kalau ia berbuat dosa selembut apapun niscaya dia melihat pembalasannya. Rasulullah Saw bersabda : "Wahai wanita muslimah, janganlah seorang tetangga mengganggap remeh (pemberian) tetangganya walaupun sekadar kaki kambing"(HR Bukhari).

Hadits ini adalah larangan bagi yang akan memberikan hadiah untuk menganggap remeh apa yang diberikan kepada tetangganya walaupun sesuatu yang sedikit. Karena yang dinilai adalah keikhlasan dan kepedulian terhadap tetangganya. Juga, karena memberi sesuatu yang banyak tidak akan mampu setiap saat. Demikian pula, hadits ini melarang orang yang diberi hadiah dari meremehkan pemberian tetangganya.

Al Bukhari dan muslim meriwayatkan hadits Nabi Saw (yang artiya) : "Tatkala ada seekor anjing berputar-putar disekitar sumur yang hampir mati karena haus, tiba-tiba ada seorang wanita pezina dan para pezina bani israil. Lalu ia melepas khuf (sepatu dari kulit yang menutupi mata kaki) miliknya, kemudian ia mengambil air dengannya dan memberi minum anjing tersebut. Maka ia diampuni (oleh Allah) karenanya." (Riyadhush Shalihin, Bab ke 13, Hadits no. 126)

Lihatlah wahai saudaraku, karena memberi minum seekor binatag yang kehausan dan mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Maka, orang yang memberi minum manusia, baik dengan cara menggali sumur atau mengalirkan parit dan semisalnya, tentunya sangat besar pahalanya disisi Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw (yang artinya): "Tujuh (perkara) yang pahalanya mengalir bagi hamba sedangkan dia berada di kuburanya setelah matinya : (yaitu) orang yang mengajarkan ilmu, atau mengalirkan sungai, atau menggali sumur, atau menanam pohon kurma, atau membangun masjid, atau mewariskan mushaf (Al Quran) atau meninggalkan anak yang memintakan ampunan baginya setelah matinya." (HR. Al Bazzar dan dihasankan oleh Al Albani dalam shahih Al Jami' No 3602).

Inti dari ini semua, lapangan untuk kita beramal shalih sangatlah banyak. Jika kita tidak mampu mengamalkan suatu kebaikan, maka ada pintu lain yang bisa kita masuki. Juga, terkadang seseorang menganggap suatu amalan itu remeh padahal disisi Allah itu besar. Kemudian yang terpenting pula dari itu. Bahwa pahala akirat itu tidak bisa dibandingkan dengan kenikmatan dunia. Rasulullah Saw bersabda dalam haditsnya : "Dua rakaat fajar lebih baik dari dunia dan seisinya" (HR. Muslim dari Aisyah ra). 

Shalat sunah sebelum shalat subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya, karena apa yang ditujukan kepada Allah akan kekal. Sedangkan dunia, seberapapun seseorang mendapatkannya maka ia akan lenyap.

Harta kita yang sesungguhnya
Umumnya kita menganggap bahwa harta yang disimpan itulah harta kita yang sesungguhnya. Padahal sebenarnya harta kita adalah yang telah kita berikan untuk kebaikan. Rasulullah bersabda : "Siapa diantara kalian yang harta ahli warisnya lebih dia cintai dari hartanya (sendiri)?" Mereka (sahabat) menjawab : "Wahai Rasulullah tidak ada dari kita seorangpun kecuali hartanya lebih ia cintai." Rasul Saw bersabda :"Sesungguhnya harta adalah yang ia telah suguhkan, sedangkan harta ahli warisnya adalah yang dia akhirkan. "(HR. Al Bukhari).

Dalam hadits ini dianjurkan untuk menyuguhkan apa yang mungkin bisa disuguhkan dari harta pada sisi-sisi taqarrub kepada Allah dan kebaikan. Supaya ia nantinya bisa mengambil manfaat darinya di akherat. Karena segala sesuatu yang ditinggalkan oleh seseorang, maka akan menjadi hak milik ahli warisnya. Jika nantinya ahli waris menggunakan harta itu dalam ketaatan kepada Allah SWT, maka hanya ahli warisnya yang dapat pahala dari itu. Sedangkan yang mewariskannya hanya dia yang lelah mengumpulkannya...."Wallahu a 'alam bish-shawab.

(Sumber : Risalah Jumat)




Terima kasih sudah membaca Simpanan yang Tak Akan Sirna ,Silahkan bagikan artikel ini Simpanan yang Tak Akan Sirna jika bermanfaat, Barakallaahu fikum
Share on :
 
Comments
0 Comments

Post a Comment

loading...
 
Support : About | Site Map | Privacy Policy | Disclaimer | Contact Us |
Copyright © 2013. artikelislamiku.blogspot.com - All Rights Reserved
Di Design Ulang Oleh I Template Blog Published by I Template Blog
Proudly powered by Blogger