Al Quran Sebagai Kitab Allah yang Terakhir

Al Quran Sebagai Kitab Allah yang Terakhir



"Sesungguhnya Akulah yang menurunkan Az Zikra (Al Quran) dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya."(QS. Al Hijr [15] : 9)

Kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah swt adalah Al Quran Al Karim yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw dalam rentang waktu lebih kurang 23 tahun meliputi periode Mekkah dan Madinah.

Secara etimilogis Quran artinya bacaan atau yang dibaca. Berasal dari kata qa-ra-a yang berarti membaca. Secara terminologis Al Quran adalah wahyu Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Di samping Al Quran, Kitab suci terakhir ini juga dinamai dengan nama-nama lain seperti Al Kitab (Al Baqarah [2] : 2), Al Furqan (Al Furqan [25] : 1), Az Zikru (Al Hijr [15] : 9), Al Mau'izhah (Yunus [10] : 57), Al Huda (Al Jin [72] : 13), As Syifa' (Yunus [10] : 57) dan lain-lain.

Keutuhan dan Keaslian Al Quran 

Berbeda dengan kitab-kitab Suci sebelumnya, Al Quran terjamin keutuhan dan keasliannya. Hal itu bisa terjadi pertama dan utama sekali karena adanya jaminan dari Allah swt :

"Sesungguhnya Akulah yang menurunkan Az Zikra (Al Quran) dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya ."(Al Hijr [15] : 9).

Kemudian yang kedua karena adanya usaha -usaha yang manusiawi dilakukan sejak zaman Rasulullah Saw oleh para sahabat di bawah bimbingan Rasulullah Saw dan oleh generasi kemudian. Usaha-usaha itu dapat kita lihat antara lain dalam nuktah-nuktah berikut ini :

1. Rasulullah Saw - sebagai seorang yang ummi-berusaha menghafal ayat-ayat Al Quran yang diturunkan Allah swt lewat malaikat Jibril as. Bahkan belum lagi wahyu selesai disampaikan Jibril beliau segera menggerakan kedua bibirnya untuk menghafal. Hal ini ditegur oleh Allah swt seraya memberikan jaminan bahwa tanpa usaha, Allah akan membuat Nabi Muhammad Saw bisa membaca, hafal dan mengerti maksudnya. Allah berfirman :

"Janganlah kamu gerakan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasainya). Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya (didadamu) dan (membuatmu pandai) membaca. Apabila Kami telah selesai membacakan Nya, maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya". (QS. Al Qiyamah [75] : 16 -19).

Rasulullah Saw selalu mempergunakan sebagian besar malamnya untuk taqarrub, mendekatkan diri ke hadirat Allah. Melakukan shalat dan membaca Al Quran dengan tartil. Kemudian seperti yang diceritakan oleh Siti Aisyah ra bahwa Jibril as selalu mengunjungi rasul pada setiap tahun untuk menyaksikan rasul dalam bertadarus dan menghafal Al Quran. Berkat perhatian dan upaya yang sungguh-sungguh, dan atas bimbingan jibril as serta terutama jaminan Allah swt, sehingga Rasulullah benar-benar menguasai Al Quran dengan sempurna. Tiada seorangpun yang mengungguli Rasul dalam penguasaan Al Quran, yang menjadi titik tumpuan umat islam dalam masalah yang mereka perlukan (Miftah Faridh, 1989, hal.137-138).

2. Setiap Rasulullah Saw selesai menerima ayat-ayat yang diwahyukan, beliau membacakannya kepada para sahabat dan memerintahkan kepada mereka untuk menghafal dan kepada sahabat-sahabat tertentu diperintahkan oleh Rasul Saw untuk menuliskannya di sarana-sarana yang memungkinkan waktu itu setelah di pelepah-pelepah korma, di tulang-tulang binatang, di batu-batu dan di kulit-kulit binatang serta sarana lainya. Begitulah dengan sungguh-sungguh dan penuh kecintaan para sahabat berusaha menghafal dan mencatat Al Quran. Tidak terhitung jumlahnya para sahabat yang hafal dan benar-benar menguasai Al Quran. Untuk menyebut beberapa orang saja misalnya : Khalifah yang empat, Ibnu Mas'ud, Abu Musa Al Asyari, Zaid bin Tsabit, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Amru bin 'Ash, Mu'aiwiyah dan lain-lain. 

3. Pada masa Abu Bakar As shiddiq, atas anjuran Umar bin Khatab, Al Quran dikumpulkan dalam satu mushaf oleh panitia tunggal yaitu Zaid bin Tsabit dengan berpedoman kepada hafalan dan tulisan para sahabat. Ayat demi ayat disusun sesuai dengan petunjuk Rasulullah Saw sebelumnya, tapi surat demi surat belum lagi diurutkan sesuai dengan petunjuk Rasulullah Saw. 

4. Pada masa Utsman bin Affan pembukuan Al Quran disempurnakan dengan menyusun surat demi surat sesuai dengan ketentuan Rasulullah Saw dan menuliskanya dalam satu sistem penulisan yang bisa menampung semua qiraat yang benar. Sistem penulisan itu dikenal dengan Ar Rasmu Al Usmani. Mushaf yang dikenal dengan mushaf Usman itu disalin beberapa naskah dan dikirimkan ke pusat-pusat pemerintahan umat islam waktu itu untuk dijadikan pedoman dan standar ppenulisan. Tugas pembukuan yang disempurnakan ini dilaksanakan oleh satu tim yang diketahui oleh Zaid bin Tsabit, dengan anggota Abdullah bin Zubair, Said bin Ash dan Abdur Rahman bin Haris bin Hisyam. 

5. Pada masa-masa berikutnya para Ulama selalu berusaha untuk menyempurnakan penulisan dan pemeliharaan Al Quran sehingga lahirlah beberapa ilmu pwngetahuan yang mendukung pemeliharaan keaslian dan keutuhan Al Quran, seperti ilmu Tajwid untuk qaidah-qaidah qira'ah, ilmu Nahwu sharaf dari segi tata bahasa, ilmu Khath dari segi penulisan, Ulumul Quran dan ilmu Tafsir dari segi metodologi pemahaman, dan ilmu-ilmu lainnya. 

Al Quran dijamin oleh Allah swt keutuhan dan keasliannya sampai akhir zaman karena memang Al Quran bersifat universal ('am lijami'il basyar fi kulli makan wa zaman - berlaku untuk seluruh manusia dimana dan kapan saja berada) berbeda dengan kitab-kitab Allah sebelumnya yang bersifat lokal untuk umat tertentu (Al Furqan 25: 1, Al Anbiya 21:107, Saba 34 : 28). 

Fungsi Al Quran terhadap Kitab-Kitab Allah Sebelumnya 

Dalam hubunganya dengan kitab-kitab suci yang diturunkan Allah sebelumnya, maka Al Quran berfungsi sebagai : 

1. Nasikh, baik lafazh maupun hukum, terhadap kitab-kitab sebalumnya. Artinya semua kitab suci terdahulu dinyatakan tidak lagi berlaku. Satu-satunya yang wajib diikuti dan dilaksanakan petunjuknya hanyalah kitab suci Al Quran. Hal itu disebabkan dua hal : pertama, karena kitab-kitab suci tersebut berlaku khusus untuk umat dan masa tertentu saja. Dalil yang paling kuat menunjukan bahwa Al Quran adalah Nasikh terhadap kitab-kitab suci sebelumnya adalah perintah Allah swt terhadap nabi Muhammad Saw untuk memberlakukan Al Quran terhadap seluruh umat manusia ternasuk para ahlul kitab. Allah berfirman : 

"Dan Kami telah turunkan kepada mu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian [421] terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu untuk tiap-tiap umat diantara kamu [422], Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikanNya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan hanya kepada Allahlah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu (QS. Al Maidah [5] : 48) [421] 

Maksudnya : Al Quran adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya. [422] Maksudnya : umat Nabi Muhammad Saw dan umat-umat yang sebelumnya. 

2. Muhaimin atau batu ujian terhadap kebenaran kitab-kitab yang sebelumnya. Artinya Al Quran lah yang jadi korektor terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada kitab-kitab sebelumnya. Dengan demikian Al Quran lah satu-satunya yang dijadikan pegangan. Apa yang dibenarkan dan ditetapkan oleh Al Quran itulah yang benar dan harus diikuti. Dan jika terdapat perbedaan/pertentangan antara Al Quran dengan isi kitab-kitab sebelumnya maka Al Quran kah yang benar dan diikuti, karena seperti dijelaskan oleh Allah sendiri kitab-kitab suci sebelumnya tidak bebas dari pemalsuan dan penambahan atau pengurangan dalam perjalanan sejarahnya (lihat ayat 48 surat Al Maidah diatas) 

3. Mushaddiq (menguatkan kebenaran-kebenaran) pada kitab-kitab Allah sebelumnya, seperti Taurat dan Injil yang membawakan petunjuk Allah dan cahaya kebenaran (ayat yang sama). Seperti misalnya berita tentang kedatangan Nabi dan Rasul yang terakhir yang terdapat dalam kitab Taurat dan Injil dibenarkan oleh Al Quran dengan kedatangan Nabi Muhammad Saw. 

(Sumber : Risalah Jumat)







Terima kasih sudah membaca Al Quran Sebagai Kitab Allah yang Terakhir ,Silahkan bagikan artikel ini Al Quran Sebagai Kitab Allah yang Terakhir jika bermanfaat, Barakallaahu fikum
Share on :
 
Comments
0 Comments

Post a Comment

loading...
 
Support : About | Site Map | Privacy Policy | Disclaimer | Contact Us |
Copyright © 2013. artikelislamiku.blogspot.com - All Rights Reserved
Di Design Ulang Oleh I Template Blog Published by I Template Blog
Proudly powered by Blogger