Hidup yang diberkahi Allah

Hidup yang diberkahi Allah



Firman Allah swt yang artinya "Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami)itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS. Al A'raaf [7] : 96)

Mengapa uang yang banyak tidak menjadi jaminan kebahagiaan? Mengapa rumah yang besar dan megah tidak selalu menimbulkan kebahagiaan dan kemuliaan? Mengapa isteri yang cantik  atau suami yang tampan tidak selalu mendatangkan kebahagiaan dalam berumah tangga? Mengapa ilmu yang luas tidak mengangkat derajat pemiliknya dan justru malah menghinakannya?

Padahal, mereka berusaha mencari dan mendapatkan melalui perjuangan yang susah payah, tapi ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan sebaliknya, bukanya kebahagiaan atau ketentraman yang diperoleh melainkan masalah dan malapetaka. Apa sebabnya? Penyebabnya sederhana sekali, yakni semua yang dimilikinya itu tidak berkah.

Dalam hal apapun seperti uang, rumah, istri, suami, harta, pangkat, dan jabatan, yang harus kita khawatirkan terhadap semua itu adalah tidak adanya berkah dari Allah.

Rasulullah SAW selalu berdoa untuk para sahabatnya kepada sahabat yang akan menikah semoga rumah tangganya berkah, kepada sahabat yang kaya semoga kekayaanya membawa berkah, kepada sahabat yang punya ilmu semoga ilmunya berkah. Sehingga, terhadap semua sahabatnya Nabi SAW senantiasa mendoakan.

Demikianlah, berkah adalah sesuatu yang multiguna, bermanfaat bagi kehidupan dunia dan bermanfaat bagi kehidupan akherat.

"Kita tidak boleh hanya senang dengan memiliki sesuatu. Tapi yang harus lebih kita senangi adalah keberkahan atas segala sesuatu itu. Kita tidak perlu bangga dengan apapun yang kita miliki, kalau ternyata itu tidak berkah. Jadi, bukan takut tidak memiliki sesuatu tetapi harus lebih takut sesuatu yang sudah kita miliki tidak membawa berkah."

Seringkali kita temukan, atau malah kita rasakan sendiri, orang menjadi sengsara dengan segala yang dimilikinya. Oleh karena itu, kita patut instropeksi diri, jangan-jangan sesuatu yang kita miliki, dalam mengusahakannya tercemari oleh hal-hal yang kurang berkah.

Jika ingin rezeki yang berkah, harus berjuang sekuat-kuatnya agar jangan sampai terlintas dalam hati secuil apapun untuk berbuat tidak jujur dan licik, sebab akan menghilangkan keberkahan. Sesudah kita berbuat jujur, hati-hati pula jangan sampai ada hak-hal orang lain yang terampas atau belum tertunai kan, apalagi hak ummat.

Al kisah, Umar bin Abdul Azis ketika beliau sedang mengerjakan tugas negara malam hari di rumahnya, tiba-tiba anaknya mengetuk pintu kamar. Kemudian umar membuka pintu dan lampu dalam kamar tersebut dimatikan nya.

Si anak bertanya, "Kenapa lampu engkau matikan, ya Abi?" Lalu beliau menjawab. "Karena minyak pada lampu ini milik negara. Tidak layak kita membicarakan urusan keluarga dengan menggunakan fasilitas negara. "Begitulah Umar, Dia sangat hati-hati karena mengharapkan hidupnya mendapat ridha dan berkah dari Allah swt.

Dalam sebuah hadist sahih diriwayatkan tentang tiga orang yang terjebak didalam gua. Rasulullah SAW, bersabda : Terjadi pada masa dahulu, tiga orang berpergian hingga terpaksa bermalam di dalam gua. Tiba-tiba ketika mereka sedang berada di dalam gua itu sebuah batu besar dari atas bukit jatuh menutupi mulut gua, sehingga mereka terjebak dan tidak bisa keluar.

Akhirnya mereka berunding dan menetapkan bahwa tidak ada yang dapat menolong mereka keluar dari gua itu kecuali jika tawasul kepada Allah dengan amal shaleh yang pernah mereka lakukan.

Kemudian salah seorang diantaranya berkata, "Ya Allah, dahulu saya mempunyai ibu dan ayah. Setiap hari, keduanya saya beri minuman susu dari ternak saya. Suatu hari saya mendatangi keduanya dalam keadaan sudah tertidur, maka saya tunggu keduanya hingga terbit fajar. Padahal susu yang saya bawa dimintai oleh anak saya hingga menangis tetapi tidak saya berikan. Setelah keduanya bangun mereka lalu meminum susu yang telah saya siapkan. "Ya Allah, jika perbuatan saya benar-benar karena mengharapkan ridha-Mu , maka kami minta berkahnya agar batu penutup mulut gua ini terbuka." Dengan kehendak Allah, bergeserlah batu tersebut sedikit.

Orang kedua berkata, "Ya Allah, dahulu saya mencintai gadis anak pamanku dan selalu berusaha merayu untuk menodainya, tetapi ia selalu menolak. Pada suatu ketika gadis itu menderita kelaparan dan meminta bantuan kepadaku. Dengan senang hati saya bantu dengan memberikan uang 120 dinar dengan perjanjian ia akan menyerahkan dirinya pada malam hari. Tatkala saya akan menodainya tiba-tiba ia berkata, "Takutlah kepada Allah, kecuali dengan cara yang halal." Akhirnya saya tinggalkan dia, padahal saya masih bernafsu. "Ya Allah, bila saya berbuat itu semata-mata karena mengharap ridha-Mu, maka kami minta berkahnya agar batu penutup mulut gua terbuka." Dengan kehendak Allah, bergeserlah batu tersebut sedikit lagi, tapi mereka tetap masih belum bisa keluar.

Orang ketiga berkata, "Ya Allah, dulu aku pernah menggaji beberapa karyawan. Salah seorang karyawan tergesa-gesa pergi dengan tidak sempat mengambil gajinya, lalu aku kembangkan gajinya itu sebagai modal usaha.

Makin lama makin bertambah, aku bisa membeli tanah, aku bisa membeli ternak. Tiba-tiba karyawan itu datang kembali meminta gajinya. Lalu kuserahkan gajinya lengkap dengan untung yang didapat dari hasil pemutaran gaji tersebut. "Ya Allah, aku lakukan semua itu semata-mata karena Engkau. Kalau Engkau ridha, ya Allah, bukalah pintu mulut gua ini."

Singkat cerita, Allah mengabulkan doa itu. Pintu gua mendadak jadi terbuka lebar. Akhirnya ketiga orang tersebut dapat keluar dengan selamat.

Cerita yang dikisahkan tersebut mengandung hikmah yang dapat kita teladani. Tiada waktu (umur) yang lebih bermanfaat dan berkah kecuali digunakan untuk mengutamakan dan berbakti kepada orang tua. Harta kekayaan yang kita miliki tidak akan membawa berkah, kecuali harta yang bersih karena tertunai kan kewajiban-kewajibanya baik hak orang lain apalagi hak ummat.

Usaha dan Rumah yang Berkah

Usaha

Tentu kita ingin usaha kita banyak mendapat keuntungan. Disamping itu tetap lancar dan kita merasa tenang dan tentram di dalamnya. Kenyataanya tidak sedikit suatu usaha terus menerus dilanda berbagai masalah, sehingga jalanya tersendat-sendat jauh dari kesuksesan apalagi ketenangan dan ketentraman. Untuk mengatasi hal itu, disamping management yang memadai, faktor utama adalah suasana, aturan serta segala aktivitasnya harus sesuai dengan syariat yang di ridhai Allah.

Sebagai contoh adalah waktu shalat. Kita harus berhati-hati jangan sampai karyawan kita melalaikan shalat. Karena produktivitas yang dihasilkan tidak akan membawa berkah, baik untuk dirinya maupun kita. Keuntungan memang harus di kejar semaksimal mungkin, tapi apa artinya keuntungan yang melimpah apabila tidak membawa keberkahan malah membawa malapetaka. Oleh karena itu, bila sudah sampai waktu shalat, hentikanlah seluruh pekerjaan. Berikanlah waktu luang untuk mendirikan sholat dan memanjatkan doa.

Mengapa kita takut merugi karena waktu digunakan untuk shalat, yakinlah bahwa yang memberi rezeki hanya Allah, pemilik segala kekayaan dan keberuntungan. Siapa tahu doa dari seorang karyawan dikabulkan oleh Allah dan kesalihan karyawan kita membuat doanya di kabulkan guna kemajuan perusahaan.

Rumah

Mempunyai rumah merupakan dambaan setiap orang. Karena rumah diharapkan akan memberi ketenangan, kesejukan, dan kebahagiaan hidup bagi penghuninya, sehingga orang berusaha dengan berbagai cara untuk mendapatkanya serta melengkapinya dengan berbagai fasilitas, seperti lantai marmer, permadani termahal, ruangan ber AC, dan kendaraan mewah bermerk. Kenyataanya tidak sedikit rumah dengan fasilitas yang lengkap tersebut dirasakan tidak nyaman, sumpek, panas, oleh penghuninya. Bila kita mendapatkan keadaan rumah seperti itu, berarti rumah tersebut tidak berkah. Kita harus curiga, sebab bisa jadi di dalamnya banyak hal-hal yang tidak disukai Allah.

Mulailah perhatikan hal-hal yang awalnya dianggap sepele. Seperti masalah pembayaran gaji pembantu apakah sudah tepat waktu dan jumlahnya sesuai. Jika belum segerakanlah membayarkan haknya. Rasulullah bersabda, "Bayarlah upah buruh itu sebelum keringatnya kering". Didiklah pembantu supaya menjadi orang yang shalih, menutup aurat dan tidak melalaikan shalat. Dengan demikian akan membawa berkah kepada seluruh penghuni rumah.

Rumah yang menjadi surga dunia itu tidak dilihat dari ukuran besar kecilnya, megah tidaknya karena, walaupun rumah kita luas, megah, semua bahan berkualitas, fasilitas lengkap, yakinlah, kita akan merasa hidup seperti di neraka, panas, jauh dari kesejukan, karena jauh dari keberkahan.

Dalam menghiasi rumah, kita harus berhati-hati, jangan sampai kita menyenangi barang-barang yang tidak disukai Allah seperti patung, gambar makhluk hidup, gambar porno, atau barang-barang yang membuat kita takabur/sombong dan riya'. Dalam menghiasi rumah, Rasulullah SAW banyak memberikan petunjuk diantaranya,"Hiasilah rumahmu dengan alunan suara bacaan Al Quran karena dengan alunan suara kalam-Nya, hati orang beriman akan bergetar dan tergerak mendekati Allah". Dengan kata lain, menghiasi rumah harus dengan sesuatu yang dapat mengingatkan dan mendekatkan diri kita kepada Allah sehingga akan membawa ketentraman dan keberkahan.

Jamulah semua tamu yang datang dengan sebaik mungkin. Jangan membeda-bedakan tamu hanya karena penampilanya. Jangan takut akan kekurangan karena menjamu tamu. Ingatlah, dengan memuliakan tamu, Allah akan memuliakannya. Rumah yang berkah adalah rumah yang sering dikunjungi tamu. Rumah kita adalah titipan Allah. Besar kecilnya, pada hakekatnya hanyalah milik Allah semata jangan sampai membuat kita ujub.

(Sumber : Management Qalbu / MQ)







Terima kasih sudah membaca Hidup yang diberkahi Allah ,Silahkan bagikan artikel ini Hidup yang diberkahi Allah jika bermanfaat, Barakallaahu fikum
Share on :
 
Comments
0 Comments

Post a Comment

loading...
 
Support : About | Site Map | Privacy Policy | Disclaimer | Contact Us |
Copyright © 2013. artikelislamiku.blogspot.com - All Rights Reserved
Di Design Ulang Oleh I Template Blog Published by I Template Blog
Proudly powered by Blogger