Al Quran adalah kitab Allah dan sebagai petunjuk kepada hamba-hambanya untuk membersihkan diri dari akidah-akidah yang merusak iman dan warisan kepercayaan leluhur yang menyesatkan. Kitab ini adalah pedoman dan pegangan hidup yang utama dalam membangun peradaban manusia yang dilandasi jiwa kebersamaan, memiliki tanggung jawab bersama (sense of responbitity), serta proporsional antara pemenuhan kebutuhan hidup secara pribadi dan pemenuhan tuntutan kemajuan suatu masyarakat agar optimis dan dinamis dalam memasuki dinamika kehidupan yang semakin kompleks ini. Peradaban yang berlandaskan Al Quran selalu mengarah pada perbuatan-perbuatan yang utama, seimbang antara pembangunan fisik dan psikis sehingga kesejahteraan yang bisa diraih manusia selalu dipayungi nilai-nilai agama, tidak merusak keberadaan alam sekitarnya dan selalu mengagungkan sang pencipta. Allah swt, berfirman :
"Sesungguhnya
Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus"
(QS. Al-Isra' [17] : 9)
Dan sabda Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Utsman, "Paling baik diantara kalian adalah yang belajar Al Quran dan
mengajarkanya".
Al Quran berisi informasi yang komprehensif tentang berbagai
bidang kehidupan yang dihadapi umat manusia karena kitab ini sebagai kitab
terakhir dan diturunkan kepada Nabi dan Rasul yang terakhir pula. Kitab ini
juga memberikan informasi tentang kitab-kitab yang diturunkan kepada para nabi
terdahulu beserta syariat yang diberlakukan. Sehingga, kita bisa mengerti
ajaran-ajaran Tuhan yang dibelokan dan yang masih sesuai dengan nilai-nilai ketuhanan.
Serta melengkapi sejarah yang termaktub dalam kitab-kitab samawi.
Karena itu, semua ajaran yang termaktub dalam kitab-kitab
terdahulu sudah tidak berlaku lagi. Dan Al Quran hanyalah satu-satunya kitab
samawi yang utuh dan terjamin dari campur tangan manusia. Al Quran selalu
mengumandangkan kepada semua umat manusia akan nilai-nilai ketuhanan yang
benar, menyerukan menggunakan akal pikiran dan mengkaji setiap unsur alam
semesta untuk mengambil hikmah yang terkandung didalamnya Al Quran selalu
menggiring manusia pada akidah yang benar dan jauh dari nilai-nilai kebatilan,
menyerukan ibadah untuk menghindari dari perbuatan yang keji dan merusak jiwa,
dan memuat hukum syariat yang menyejukan hati manusia serta mendorong
tercapainya cita-cita manusia dengan diberi kebebasan dalam berkreasi dan
berkarya.
Kesucian Al Quran dari campur tangan manusia yang ingin
menodai dan menambah atau mengurangi ayat-ayat yang termaktub di dalamnya
karena Allah swt selalu menjaga dan memeliharanya, yang memang diperuntukan guna
kemaslahatan umat manusia, sebagaimana firman Nya,
"Sesungguhnya Kami yang
menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya" (QS. Al
Hijr [15] : 9).
Sebagaimana kita ketahui, bahwa tujuan Al Quran yang
universal adalah untuk menjauhkan manusia dari segenap hawa nafsu yang membawa
kesesatan dan penuh penyelewengan. Namun, menggiring manusia menuju cahaya
iman, hidayah, membersihkan jiwa yang kotor diisi dengan rohani illahiyah yang
bisa menyinari relung-relung hati. Juga berupaya menghilangkan problematika
yang membelenggu kehidupan umat manusia, menghilangkan krisis yang mencekam,
tindak kejahatan, kezaliman dan tindakan-tindakan yang negatif lainya.
Al Quran
memberikan kebebasan kepada manusia untuk menyalurkan menjadi sebuah karya yang
prestisius, menghormati hak asasi manusia, menjunjung tinggi keadilan dan
kebersamaan, selalu menekankan kepada stabilitas keamanan dan pertahanan sebuah
negara agar tercipta persatuan dan kesatuan, dan bagi orang-orang yang duduk di
pemerintahan atau mempunyai kekuatan ekonomi hendaknya menyantuni kalangan
orang-orang lemah, terutama orang-orang yang tertindas dan fakir miskin. Allah
swt berfirman,
"Sungguh telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab
yang menerangkan, Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang yang mengikuti
keridhoan Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah
mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang
benderang dengan seizin Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus"(QS. Al Maidah [5] : 15-16).
"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam".(QS. Al Anbiya' [21] : 107).
"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam".(QS. Al Anbiya' [21] : 107).
Agama nasrani diproklamasikan sebagai agama yang cinta kasih
dan menjunjung tinggi toleransi. Agama yahudi merupakan agama yang saling
mencintai sesama pemeluknya, tertutup bagi pemeluk agama lain, dan bersatu
untuk menyerang orang-orang di luar agama mereka. Sedangkan islam
diproklamasikan sebagai agama kebenaran yang dibangun atas syariat dan hukum
yang bisa mendatangkan kebajikan bagi seluruh umat manusia. Dan satu-satunya
agama yang paling fleksibel dan sesuai dengan perkembangan jaman. Allah swt
berfirman,
"Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan
agama yang benar agar Dia memenangkan di atas segala agama-agama meskipun orang-orang
musryrik benci".
(QS. As-Saf [61] : 9)
Kehidupan dunia tidak terlepas dari
permasalahan-permasalahan yang negatif yang sering muncul menghiasi
problematika kehidupan umat manusia, seperti tindakan kezaliman, kriminal, dan
permusuhan. Ini berlaku bagi seluruh tatanan kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Sedangkan ketenangan dan kesejahteraan yang hakiki (tanpa adanya
gejolak) hanya bisa ditemukan dan dinikmati di alam akherat. Di alam ini
kebenaran, keadilan, menginsafi kesalahan, keselamatan, perdamaian, kesejahteraan
benar-benar menjadi kenyataan dan tegakkan dengan semestinya. Kebahagiaan
jasmani dan rohani penuh dengan kenikmatan yang abadi akan diperolehnya dan
tidak akan diperoleh di dunia, karena itu kenikmatan ini sulit diungkapkan
dengan kata-kata. Bimbingan Al Quran kepada pemeluknya agar memperoleh
kebahagiaan akhirat ini, selamat dari rasa takut, ngeri dan siksaan yang sangat
pedih, sehingga hatinya berketetapan untuk selalu mensucikan jiwa raganya
dengan di isi akidah yang benar, menghindar pertumpahan darah yang tidak
disyariatkan dan perdebatan yang bisa menimbulkan tercerai berainya umat islam.
Juga melaksanakan kewajiban shalat, puasa, menyempurnakan haji dan umrah. Serta
membayar zakat sebagai rasa solidaritas dan punya tanggung jawab terhadap orang
yang lemah ekonominya.
Zakat merupakan ibadah ijtima'yah yang sosialisasinya
langsung terasa manfaatnya bagi masyarakat terutama kalangan rakyat kecil.
Zakat harus diberikan kepada orang-orang fakir miskin dan golongan yang telah
ditetapkan Al Quran. Sementara ini, zakat sangat efektif bila digunakan untuk
mengentaskan kemiskinan, karena masalah ini benar-benar mencekik
"leher" mayoritas umat muslim. Masalah pendistribusian dan
manajemenya agar dana yang dikumpulkan dari zakat bisa efektif dan berdaya guna
bagi orang-orang yang terjepit ekonominya perlu suatu pemikiran yang matang,
profesional, admistratif agar menyentuh fungsi dan kegunaan zakat yang
sebenarnya. Dana yang terhimpun dari zakat tidak harus diberikan kepada
orang-orang fakir miskin begitu saja. Tapi bagaimana mereka bisa memanfaatkan
dana itu untuk dikembangkan ke dalam bentuk usaha sebagai bekal untuk menenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari, atau bisa melalui pelatihan-pelatihan di bidang
pertanian, pertukangan, manajemen, bisnis, biro jasa, dan lain-lain. Hal ini perlu kerjasama dengan berbagai pihak terutama para pembesar yang punya
kepedulian terhadap nasib rakyatnya yang dililit kemiskinan.
Akidah islam mencakup iman kepada Allah, para malaikat, para
rasul, kitab-kitab samawi, takdir baik dan takdir buruk. Akidah yang kita
yakini kebenaranya inu berfungsi sebagai benteng pemisah dari akidah-akidah
yang menyesatkan dan pemahaman filosofi kehidupan yang tidak terlepas dari
sesembahan berhala, sifat syirik, perilaku jahat dan pencampuradukan
kepercayaan (sinkritisme). Juga sebagai benteng dari gambaran-gambaran yang
tidak rasional dalam memahami keesaan Tuhan yang menciptakan alam semesta ini.
Penyembahan terhadap berhala tidak pernah luntur dari kehidupan umat manusia
sejak masa prasejarah sampai sekarang. Seperti yang terjadi pada sebagian
bangsa-bangsa di afrika, dan agama-agama duniawi tidak lepas juga dari
pengaruh unsur falsafah hidup yang menyesatkan, seperti agama yang diyakini
mayoritas orang india, jepang, cina dan lain-lain.
Akidah yang dipercaya umat islam berfungsi membebaskan
manusia dari rasa takut, gelisah, dan sikap tak menentu. Juga memberitahukan
tentang kemuliaan, kemapanan, dan kesejahteraan hidup yang harus dilalui umat
manusia sebagai khalifah di muka bumi. Sehingga hatinya tersentuh untuk
memakmurkan eksistensi alam ini. Memajukan kehidupan umat manusia dan menjaga
perkembangan peradabannya yang menitikberatkan pada kemaslahatan.
Akidah yang berdasarkan Al Quran selalu mengajak umat
manusia sejak zaman lampau, kini dan di masa mendatang agar masuk islam dan
menolak pemikiran yang mengagung-agungkan manusia yang dianggap
"dewa" atau mendewakan materi, seperti akidah yang menekankan pada
material. Juga bisa menolak pemikiran yang berbau syirik. Sebagaimana kita
ketahui bahwa manusia tidak bisa menciptakan manusia, hanya Tuhan yang Maha
Pencipta dan Pemberi rezeki. Semua makhluk hidup yang berkeliaran di muka bumi
pada hakekatnya adalah lemah dalam menentukan hidupnya sendiri, mereka
sebenarnya menjalani garis yang telah ditetapkan namun dituntut selalu berusaha
dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan misteri ini. Allah swt berfirman,
"Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat
menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran". (QS.
Al Nahl [16] : 17).
"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di muka bumi melainkan Allah lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpananya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhuz Mahfuz)"(QS. Hud [11] : 6)
"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di muka bumi melainkan Allah lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpananya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhuz Mahfuz)"(QS. Hud [11] : 6)
Akidah yang Qurani berpegang teguh dan menghargai fungsi akal, sikap
sederhana sebagai jalan hidupnya. Kebijaksanaan sebagai metode dakwah yang
disampaikan, ilmu pengetahuan sebagai pertimbangan, referensi dan langkah-langkah untuk pembinaan
pikiran seseorang dan perkembangan peradaban.
(Sumber : Risalah Jumat)
(Sumber : Risalah Jumat)