Matahari

Matahari



"Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bercahaya dan ditetapkanNya manzilah-manzilah baginya, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan. Allah tidak menciptakan itu melainkan dengan haq. Dia menjelaskan ayat-ayat Nya kepada orang-orang yang mengetahui (QS. Yunus [10]:5)

Matahari yang kita lihat terbit dan tenggelam setiap hari, adalah sebuah bintang yang merupakan benda angkasa terbesar dalam tata surya kita. Ia adalah gumpalan gas yang berpijar dengan garis tengah sekitar 1.392.429 km. Jarak rata-rata antara titik pusat bumi ke titik pusat matahari sekitar 149. 572. 640 km. Ada juga pakar yang meperkirakan jarak antara bumi kita dengan matahari sekitar 39 juta mil. Matahari terdiri dari 69,5 persen hidrogen dan 28 persen Helium. Di pusatnya suhu meningkat hingga 19,999.98 derajat celcius.

Matahari memancarkan cahaya dan panas. Keduanya adalah dua perwujudan berbeda dari radiasi elektro magnetik. Radiasi ekektromagnetik dapat memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda. Beberapa di antaranya memiliki panjang beberapa kilometer, sedang lainya lebih pendek dari sepermilar centimeter. Radiasi dengan panjang gelombang terpendek ( sepertrilyun sentimeter) adalah sinar gamma dan yang terpanjang adalah gelombang radio yang dapat mencapai beberapa kilometer. Sinar gamma yang panjangnya hanya 1/1025 dari panjang gelombang radio tidak demikian. Subhana Allah. Yang pendek dapat membahayakan dan yang panjang tidak. Sungguh aneh, hampir semua radiasi yang dipancarkan matahari jatuh dalam pita tunggal yang juga 1/1025 dari keseluruhan spektrum. Allah mengaturnya demikian, boleh jadi penyebabnya adalah karena hanya jenis-jenis radiasi yang penting dan sesuai bagi kehidupan yang Dia jatuhkan pada pita sempit itu. Nyaris tidak ada radiasi gamma, x, ultraviolet, infra merah jauh dan gelombang mikro yang mencapai bumi, karena itu dapat sangat membahayakan kehidupan di bumi. Hanya sedikit sekali dari keseluruhan selang radiasi elektromagnetik yang dipancarkan matahari tiba di bumi. Itulah yang dibiarkan atmosfer lewat. Sekali lagi, Subhna Allah. Sungguh menakjubkan sekaligus membuktikan bahwa Allah tidak hanya Maha Kuasa, tetapi juga Maha Kasih dan betapa Dia Yang Maha Kasih itu mengatur alam raya ini termasuk matahari agar tidak membahayakan makhluk di bumi bahkan bermanfaat buat mereka.

Kata dhiya digunakan Al Quran untuk melukiskan cahaya benda-benda yang melukiskan cahaya benda-benda yang bersumber dari dirinya sendiri seperti api (QS. Al Baqarah [2] : 20), kilat (QS. Al Baqarah [2] : 20), demikian juga untuk minyak zaitun (QS. An Nur[24] : 20). Ini berbeda dengan bulan yang sinarnya dilukiskan debgan kata nur untuk mengisyaratkan bahwa sinar bulan bukan dari dirinya tetapi pantulan dari cahaya matahari. Demikian firman Nya itu mengungkapkan hakikat ilmiah tentang cahaya matahari dan bulan jauh sebelum manusia mengetahui hakikat tersebut.

Matahari adalah sumber cahaya yang paling penting. Tanpa cahayanya makhluk hidup tidak dapat bernafas. Panas matahari mempunyai pengaruh besar atas terjadinya angin, cuaca, dan kejadian-kejadian alam lainya. Di sisi lain, tumbuhan yang mati jutaan tahun yang lalu masih menyimpan energi matahari, Dengan membakar bahan bakar, seperti minyak, batu bara dan gas alam, manusia memanfaatkan energi yang tersimpan itu. Semua cahaya, baik yang asli maupun buatan berasal dari bagian-bagian kecil matahari yakni atom. 

Ada cahaya matahari yang dapat kita lihat. Gelombang radio dan sinar x dan pancaran elektro magnet lainya tidak dapat dilihat oleh pandangan mata kita. Di sisi lain, sinar matahari bermacam-macam walaupun sumbernya hanya satu. Anda melihatnya merah pada saat ia akan tenggelam, kuning di siang hari, dan warna lain di kali yang lain. Pelangi atau lengkung spektrum yang tampak di langit akibat pembiasaan sinar matahari oleh titik-titik hujan atau embun menghasilkan tujuh pancaran warna berbeda-beda, merah, orange, kuning, hijau, biru, jingga dan ungu. 

Ada sembilan planet yang telah ditemukan manusia mengitari matahari kita. Gaya grativitasi matahari sedemikian kuat bagi planet-planet itu, yang menahannya untuk tidak meluncur jatuh meninggalkan tempat edarnya. Terlalu banyak perjalanan yang dapat ditarik dari matahari. Matahari di alam raya ini diibaratkan dengan keyakinan tentang keesaan Allah di hati manusia. Keyakinan itu harus selalu menyertai seluruh jiwa raga manusia agar cahaya selalu menyinari langkah-langkahnya. Tanpa keyakinan itu, jiwa manusia akan mati sebagaimana matinya semua makhluk di persada bumi ini tanpa sinar matahari. Sebaliknya siapa yang menghayatinya, maka ia akan terus hidup memberi manfaat walaupun jasadnya telah mati terkubur, persis seperti tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lain yang menyerap sinar matahari dan beralih menjadi bahan bakar, minyak, batu bara dan lain-lain. 

Sebagaimana ada planet-planet yang mengitari matahari, dan tidak dapat melepaskan diri dari gaya gravitasinya sebab kalau tidak dia akan terjatuh dan hancur maka demikian pula keyakinan akan keesaan Allah. Ada sekian banyak kesatuan-kesatuan yang mengitari keyakinan tentang keesaan Nya itu, yang bila terlepas atau melepaskan diri darinya maka ia akan jatuh binasa. Kesatuan-kesatuan yang dimaksud antara lain adalah kesatuan alam semesta, kesatuan kehidupan dunia dan akherat, kesatuan natural dan supra natural, kesatuan ilmu, kesatuan kemanusiaan, kesatuan umat, kesatuan kepribadian manusia dan lain-lain. Prinsip lengkap ini, harus terus-menerus dipelihara, diasah dan diasuh, hingga jiwa menemui Allah dalam keadaan ridha dan diridhai. 

Ada sinar matahari yang tidak dapat kita jangkau, bahkan masih banyak menyangkut matahari yang tidak dapat kita ketahui. Cahayanya pun tidak mampu kita tatap berlama-lama. Kalau matahari saja demikian, maka bagaimana kita dapat melihat dengan mata kepala kita Pencipta matahari itu? 

Sangat keliru, jika anda berhenti memanfaatkan sinar dan kehangatan matahari hanya dengan alasan bahwa anda belum mengenalnya secara sempurna atau belum melihatnya secara jelas. Demikian jugalah dengan Tauhid. Keliru bila anda enggan percaya dan enggan mengikuti tuntunan Nya dengan dalih belum melihat atau mengenal Nya. Karena, sebenarnya kehadiran cahaya matahari walau bukan wujudnya telah membuktikan adanya matahari. Demikian juga kehadiran Allah, terbukti dengan adanya ciptaan Nya. Tidak ada yang mengaku Pencipta dan Pengatur alam raya kecuali Allah swt. Jika demikian, tidak ada pencipta kecuali Allah. Kalau ada pencipta selain Nya, tentu Dia pun telah mengutus utusan untuk memperkenalkanNya. Namun, itupun tidak ada. Para nabi dan rasul sejak yang pertama hingga yang terakhir selalu menyatakan bahwa pencipta alam raya adalah Tuhan Yang Maha Esa. Bahkan manusiapun, kalau dibiarkan merenung dengan tenang dan saksama pasti akan mengakui wujud dan keesaanNya. Demikian, wa allah a'lam. 

(Sumber : Dia di mana-mana, M. Quraish Shihab)




Terima kasih sudah membaca Matahari ,Silahkan bagikan artikel ini Matahari jika bermanfaat, Barakallaahu fikum
Share on :
 
Comments
0 Comments

Post a Comment

loading...
 
Support : About | Site Map | Privacy Policy | Disclaimer | Contact Us |
Copyright © 2013. artikelislamiku.blogspot.com - All Rights Reserved
Di Design Ulang Oleh I Template Blog Published by I Template Blog
Proudly powered by Blogger