"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka, dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman. Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. Al Hujarat [49] : 11)
Ayat tersebut diatas salah satu contoh dari Allah bagaimana kita berakhlak dengan orang lain. Ingat, akhlak bukan masalah yang sepele, jangan pernah mengabaikan akhlak dengan orang lain. Sampai-sampai Allah merasa perlu mencantumkan dalam Al Quran beberapa contoh, seperti tidak boleh merendahkan orang lain. Tidak boleh mentertawakan orang lain. Perempuan jangan pernah merendahkan perempuan lainya. Jangan mencela orang lain, itu sama mencela dirimu sendiri. Jangan memanggil dengan gelar yang tidak disukainya, karena mengandung ejekan, dan seterusnya.
Pertanyaannya adalah, mengapa Allah begitu memperhatikan sekali masalah akhlak ini. Bahkan menurut para ulama 80% isi al-quran itu masalah akhlak. Sehingga Aisyah, istri Rasullulah saw sewaktu ditanya sahabat : Bagaimana akhlak Rasulullah itu? " dengan serta merta menjawab bahwa akhlak Nabi itu Al Qur'an . Sehingga beliau diistilahkan dengan al-quran berjalan. Apapun yang beliau tampilkan dalam akhlak sehari-harinya, sesuai Al-quran Akhlak itu tujuan ibadah Dalam Al-quran dengan sangat jelas Allah menerangkan bahwa kita itu diciptakan Allah untuk beribadah kepadaNya. FirmanNya :
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi/beribadah kepadaKu".(QS. Az Zariyat [51] : 56)
Dalam islam, akhlak itu tujuan ibadah. Jika ibadah itu batang pohon, maka akhlak adalah buahnya. Tanpa akhlak yang baik, ibadah yang dilaksanakan tidak akan mempunyai nilai apa-apa, sebagaimana pohon yang tidak berubah. Jadi ibadah itu tujuannya untuk melahirkan akhlak yang baik. Contohnya : sholat itu untuk mencegah perbuatan fahsya' /keji dan munkar. Firman Allah swt :
"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar". (QS. Al Ankabut [29]: 45)
Begitu juga puasa tujuanya untuk membersihkan hati dari dosa. Kata Nabi, "Man shooma ramadhana imaanan wahtisaaban ghufiro tahu maa tagaddama min zanbihi". Bagaimana yang puasa dengan penuh iman dan mencari ridho Allah, maka maka diampuni dosa-dosanya yang lalu. Ingat, kalau dosa sudah dibersihkan dari dalam hati, maka akhlak akan bagus. Karena akhlak kita ditentukan oleh hati kita. Kata Nabi "ketahuilah dalam dirimu ada segumpal daging apabila daging itu baik/bersih maka baik juga semua perilakumu, dan kalau segumpal daging itu jelek/tidak bersih maka buruk juga perilakumu. Ketahuilah, itu adalah hati".
Maka dengan sendirinya, hati-hati yang bersih dari dosa pastilah akhlaknya juga bagus.
Demikian juga halnya dengan zakat. Fungsinya antara lain juga untuk membersihkan dosa. Sebagaimana firman Allah swt :
"Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka...".(QS. Taubah [9]: 103)
Kalau dosa-dosa sudah dibersihkan dan disucikan tentu akhlaknya jadi bagus.
Ibadah haji juga untuk membersihkan dosa. Sampai Nabi saw pernah bersabda, bagi mereka yang ibadah hajinya mabrur, maka pulang haji mereka seperti bayi yang baru dilahirkan. Artinya dosa bersih. Dan tentu saja dampaknya akhlaknya bagus.
Jadi, kalau ibadah bagus pasti akhlaknya juga bagus, sebaliknya mereka yang akhlaknya buruk mungkin ibadahnya juga tidak benar. Bahkan mungkin juga imanya juga tidak bagus. Karena semuanya, iman, ibadah dan akhlak saling terkait.
Coba perhatikan ketentuan ulama berikut ini. Iman atau Aqidah itu INPUT. Islam atau Ibadah itu PROSES. Kemudian ihsan atau akhlak itu OUTPUT. Inilah tiga pilar utama agama kita. Iman/aqidah, Islam/Ibadah dan Ihsan/Akhlak. Artinya kalau Iman /Aqidah dan Islam/Ibadah bagus, maka orang itu juga akan bagus Ihsan/Akhlaknya.
Indahnya Ahklak Rasulullah Saw
Manusia yang paling bagus Akhlaknya di muka bumi ini adalah Rasulullah saw. Allah telah memuji akhlak beliau dalam Al Quran :
" Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti/akhlak yang agung."
(QS. Al-Qalam [68] : 4).
(QS. Al-Qalam [68] : 4).
Mungkin ada yang bertanya kenapa kok akhlak Rasulullah saw itu paling bagus?. Ada beberapa alasan, antara lain sebagai berikut :
Pertama : Akhlak Rasulullah itu adalah Al-Quran.
Seluruh ajaran Al-Quran itu diterjemahkan oleh Rasulullah dalam bentuk akhlak yang baik, yang dapat dilihat dan dirasakan oleh siapa saja yang berdampingan dengan beliau. Baik itu keluarganya dan sahabatnya.
Kedua: Apa yang beliau katakan, sesuai dengan apa yang beliau kerjakan.
Selaras antara ucapan dengan tindakan. Hal ini sangat berkesan dalam hati pengikutnya. Nasehatnya berkesan karena itu senada dan sejalan dengan tindakannya. Hati, lisan dan perbuatan itu semuanya bagus dan harmonis, sama yang didalam dan diluar.
Ketiga : Akhlak Rasulullah itu istimewa.
karena iman dan islamnya bagus. Karena aqidah dan ibadahnya istimewa. Siapa lagi di muka bumi ini yang iman dan islamnya bagus kalau bukan Rasulullah. Yang aqidah dan ibadahnya baik. Itu sebabnya maka akhlaknya bagus. Ingat formula diatas tadi. Kalau input/iman, bagus. Proses/ibadah juga bagus. Maka konsekwensinya output/akhlak juga akan bagus.
Jadi kalau kita ingin akhlaknya mulia tidak ada pilihan lain/kecuali amalkan Al-Quran dalam kehidupan kita. Selaraskan hati dan lisan serta perbuatan dalam menjalani hidup ini. Dan perbaiki ibadah kita, maka insyaallah akhlak kita akan menjadi bagus/mulia. Dan contohlah akhlak Rasulullah saw.
Memang pilihan kita untuk dijadikan contoh teladan, tiada lain kecuali Rasulullah saw. Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran :
" Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu... (QS. Al-Ahzab [33] : 21)
Terus, apa saja akhlak Rasulullah yang harus kita contoh :
1. Jangan jadi ancaman bagi orang lain.
Contohnya : jangan suka menghina orang lain, jangan ikut campur urusan orang lain, jangan suka memotong pembicaraan orang, jangan suka merusak kebahagiaan orang lain, jangan suka membandingkan orang lain, jangan suka mengungkit masa lalu orang lain, jangan membela musuhnya atau mencaci kawannya, jangan suka mengambil hak orang lain, jangan mudah marah dan jangan suka mentertawakan orang lain, dan seterusnya.
2. Berusaha untuk menyenangkan orang lain.
Kata Nabi, "Amalan yang paling disukai Allah adalah memasukan rasa senang ke dalam hati orang lain".
Contohnya : mengucapkan salam kalau bertemu dengan seseorang, sopan penuh penghormatan, wajah yang selalu ceria, suka memberikan senyum yang tulus, berkata-kata dengan santun dan lembut, menyenangkan hati orang lain, menjaga penampilan yang enak dipandang, mengalah dengan orang lain, penuh empati dan simpati dengan orang lain, penuh kasih sayang dan seterusnya.
Contohnya : mengucapkan salam kalau bertemu dengan seseorang, sopan penuh penghormatan, wajah yang selalu ceria, suka memberikan senyum yang tulus, berkata-kata dengan santun dan lembut, menyenangkan hati orang lain, menjaga penampilan yang enak dipandang, mengalah dengan orang lain, penuh empati dan simpati dengan orang lain, penuh kasih sayang dan seterusnya.
3. Bermanfaat dan berbuat baik dengan orang lain.
Kata Nabi, "Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia dan lainya".
Contohnya : mendoakan orang lain tanpa dimintanya, rajin bersilaturahmi, mudah memberikan pinjaman, saling memberi hadiah, menyumbangkan pikiran atau tenaga untuk orang lain, mengajarkan ilmu atau berbagi keahlian yang kita miliki dengan orang lain, dan membantu serta berbuat baik bagi orang lain. Firman Allah :
Contohnya : mendoakan orang lain tanpa dimintanya, rajin bersilaturahmi, mudah memberikan pinjaman, saling memberi hadiah, menyumbangkan pikiran atau tenaga untuk orang lain, mengajarkan ilmu atau berbagi keahlian yang kita miliki dengan orang lain, dan membantu serta berbuat baik bagi orang lain. Firman Allah :
" ....dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik
(QS. Al Baqarah [2] : 195)
4. Mencintai orang lain. Inilah derajat akhlak yang paling tinggi kepada orang lain.
Bahkan kata nabi, "Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sebelum mencintai orang lain seperti mencintai dirinya sendiri". Dalam sabda beliau yang lain."Sayangilah bumi maka yang di langit akan menyayangi kamu sekalian". Banyak sekali hadist-hadist yang berpesan agar kita mencintai orang lain. Ini terinspirasi dari firman Allah berikut ini :
"Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam"
QS. Al-Anbiya [21] : 107)
QS. Al-Anbiya [21] : 107)
Tatkala ditanya kepada rasulullah saw. Siapa orang yang paling sempurna imanya, rasulullah menjawab, "orang yang paling baik akhlaknya". Jadi iman dan taqwa itu walaupun ada di dalam hati, tetapi terpancar lewat akhlaknya yang mulia. Semoga Allah bimbing kita agar selalu berakhlak yang mulia. Allah pelihara dari akhlak yang tercela. Allah bantu kita agar mencontoh akhlak nabi saw. Allah tuntun kita agar iman baik, ibadah baik dan akhlak mulia. Amiin.
(Sumber : Risalah Jumat)
(Sumber : Risalah Jumat)