Al Quran Sebagai Landasan Aqidah

Al Quran Sebagai Landasan Aqidah



"Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkanNya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci" 
(QS. As-Saf [61]: 9)

Al Quran adalah kitab Allah dan sebagai petunjuk kepada hamba-hambanya untuk membersihkan diri dari akidah-akidah yang merusak iman dan warisan kepercayaan leluhur yang menyesatkan. Kitab ini adalah pedoman dan pegangan hidup yang utama dalam membangun peradaban manusia yang dilandasi jiwa kebersamaan, memiliki tanggung jawab bersama (sense of responbitity), serta proporsional antara pemenuhan kebutuhan hidup secara pribadi dan pemenuhan tuntutan kemajuan suatu masyarakat agar optimis dan dinamis dalam memasuki dinamika kehidupan yang semakin kompleks ini. Peradaban yang berlandaskan Al Quran selalu mengarah pada perbuatan-perbuatan yang utama, seimbang antara pembangunan fisik dan psikis sehingga kesejahteraan yang bisa diraih manusia selalu dipayungi nilai-nilai agama, tidak merusak keberadaan alam sekitarnya dan selalu mengagungkan sang pencipta. Allah swt, berfirman :


"Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus"  
(QS. Al-Isra' [17] : 9)

Dan sabda Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Utsman, "Paling baik diantara kalian adalah yang belajar Al Quran dan mengajarkanya".

Al Quran berisi informasi yang komprehensif tentang berbagai bidang kehidupan yang dihadapi umat manusia karena kitab ini sebagai kitab terakhir dan diturunkan kepada Nabi dan Rasul yang terakhir pula. Kitab ini juga memberikan informasi tentang kitab-kitab yang diturunkan kepada para nabi terdahulu beserta syariat yang diberlakukan. Sehingga, kita bisa mengerti ajaran-ajaran Tuhan yang dibelokan dan yang masih sesuai dengan nilai-nilai ketuhanan. Serta melengkapi sejarah yang termaktub dalam kitab-kitab samawi.

Karena itu, semua ajaran yang termaktub dalam kitab-kitab terdahulu sudah tidak berlaku lagi. Dan Al Quran hanyalah satu-satunya kitab samawi yang utuh dan terjamin dari campur tangan manusia. Al Quran selalu mengumandangkan kepada semua umat manusia akan nilai-nilai ketuhanan yang benar, menyerukan menggunakan akal pikiran dan mengkaji setiap unsur alam semesta untuk mengambil hikmah yang terkandung didalamnya Al Quran selalu menggiring manusia pada akidah yang benar dan jauh dari nilai-nilai kebatilan, menyerukan ibadah untuk menghindari dari perbuatan yang keji dan merusak jiwa, dan memuat hukum syariat yang menyejukan hati manusia serta mendorong tercapainya cita-cita manusia dengan diberi kebebasan dalam berkreasi dan berkarya.

Kesucian Al Quran dari campur tangan manusia yang ingin menodai dan menambah atau mengurangi ayat-ayat yang termaktub di dalamnya karena Allah swt selalu menjaga dan memeliharanya, yang memang diperuntukan guna kemaslahatan umat manusia, sebagaimana firman Nya, 


"Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya" (QS. Al Hijr [15] : 9).

Sebagaimana kita ketahui, bahwa tujuan Al Quran yang universal adalah untuk menjauhkan manusia dari segenap hawa nafsu yang membawa kesesatan dan penuh penyelewengan. Namun, menggiring manusia menuju cahaya iman, hidayah, membersihkan jiwa yang kotor diisi dengan rohani illahiyah yang bisa menyinari relung-relung hati. Juga berupaya menghilangkan problematika yang membelenggu kehidupan umat manusia, menghilangkan krisis yang mencekam, tindak kejahatan, kezaliman dan tindakan-tindakan yang negatif lainya. 

Al Quran memberikan kebebasan kepada manusia untuk menyalurkan menjadi sebuah karya yang prestisius, menghormati hak asasi manusia, menjunjung tinggi keadilan dan kebersamaan, selalu menekankan kepada stabilitas keamanan dan pertahanan sebuah negara agar tercipta persatuan dan kesatuan, dan bagi orang-orang yang duduk di pemerintahan atau mempunyai kekuatan ekonomi hendaknya menyantuni kalangan orang-orang lemah, terutama orang-orang yang tertindas dan fakir miskin. Allah swt berfirman,


"Sungguh telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan, Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang yang mengikuti keridhoan Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus"(QS. Al Maidah [5] : 15-16).

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam".(QS. Al Anbiya' [21] : 107).

Agama nasrani diproklamasikan sebagai agama yang cinta kasih dan menjunjung tinggi toleransi. Agama yahudi merupakan agama yang saling mencintai sesama pemeluknya, tertutup bagi pemeluk agama lain, dan bersatu untuk menyerang orang-orang di luar agama mereka. Sedangkan islam diproklamasikan sebagai agama kebenaran yang dibangun atas syariat dan hukum yang bisa mendatangkan kebajikan bagi seluruh umat manusia. Dan satu-satunya agama yang paling fleksibel dan sesuai dengan perkembangan jaman. Allah swt berfirman, 


"Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkan di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musryrik benci".
 (QS. As-Saf [61] : 9)

Kehidupan dunia tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan yang negatif yang sering muncul menghiasi problematika kehidupan umat manusia, seperti tindakan kezaliman, kriminal, dan permusuhan. Ini berlaku bagi seluruh tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sedangkan ketenangan dan kesejahteraan yang hakiki (tanpa adanya gejolak) hanya bisa ditemukan dan dinikmati di alam akherat. Di alam ini kebenaran, keadilan, menginsafi kesalahan, keselamatan, perdamaian, kesejahteraan benar-benar menjadi kenyataan dan tegakkan dengan semestinya. Kebahagiaan jasmani dan rohani penuh dengan kenikmatan yang abadi akan diperolehnya dan tidak akan diperoleh di dunia, karena itu kenikmatan ini sulit diungkapkan dengan kata-kata. Bimbingan Al Quran kepada pemeluknya agar memperoleh kebahagiaan akhirat ini, selamat dari rasa takut, ngeri dan siksaan yang sangat pedih, sehingga hatinya berketetapan untuk selalu mensucikan jiwa raganya dengan di isi akidah yang benar, menghindar pertumpahan darah yang tidak disyariatkan dan perdebatan yang bisa menimbulkan tercerai berainya umat islam. Juga melaksanakan kewajiban shalat, puasa, menyempurnakan haji dan umrah. Serta membayar zakat sebagai rasa solidaritas dan punya tanggung jawab terhadap orang yang lemah ekonominya.

Zakat merupakan ibadah ijtima'yah yang sosialisasinya langsung terasa manfaatnya bagi masyarakat terutama kalangan rakyat kecil. Zakat harus diberikan kepada orang-orang fakir miskin dan golongan yang telah ditetapkan Al Quran. Sementara ini, zakat sangat efektif bila digunakan untuk mengentaskan kemiskinan, karena masalah ini benar-benar mencekik "leher" mayoritas umat muslim. Masalah pendistribusian dan manajemenya agar dana yang dikumpulkan dari zakat bisa efektif dan berdaya guna bagi orang-orang yang terjepit ekonominya perlu suatu pemikiran yang matang, profesional, admistratif agar menyentuh fungsi dan kegunaan zakat yang sebenarnya. Dana yang terhimpun dari zakat tidak harus diberikan kepada orang-orang fakir miskin begitu saja. Tapi bagaimana mereka bisa memanfaatkan dana itu untuk dikembangkan ke dalam bentuk usaha sebagai bekal untuk menenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, atau bisa melalui pelatihan-pelatihan di bidang pertanian, pertukangan, manajemen, bisnis, biro jasa, dan lain-lain. Hal ini perlu kerjasama dengan berbagai pihak terutama para pembesar yang punya kepedulian terhadap nasib rakyatnya yang dililit kemiskinan.

Akidah islam mencakup iman kepada Allah, para malaikat, para rasul, kitab-kitab samawi, takdir baik dan takdir buruk. Akidah yang kita yakini kebenaranya inu berfungsi sebagai benteng pemisah dari akidah-akidah yang menyesatkan dan pemahaman filosofi kehidupan yang tidak terlepas dari sesembahan berhala, sifat syirik, perilaku jahat dan pencampuradukan kepercayaan (sinkritisme). Juga sebagai benteng dari gambaran-gambaran yang tidak rasional dalam memahami keesaan Tuhan yang menciptakan alam semesta ini. Penyembahan terhadap berhala tidak pernah luntur dari kehidupan umat manusia sejak masa prasejarah sampai sekarang. Seperti yang terjadi pada sebagian bangsa-bangsa di afrika, dan agama-agama duniawi tidak lepas juga dari pengaruh unsur falsafah hidup yang menyesatkan, seperti agama yang diyakini mayoritas orang india, jepang, cina dan lain-lain.

Akidah yang dipercaya umat islam berfungsi membebaskan manusia dari rasa takut, gelisah, dan sikap tak menentu. Juga memberitahukan tentang kemuliaan, kemapanan, dan kesejahteraan hidup yang harus dilalui umat manusia sebagai khalifah di muka bumi. Sehingga hatinya tersentuh untuk memakmurkan eksistensi alam ini. Memajukan kehidupan umat manusia dan menjaga perkembangan peradabannya yang menitikberatkan pada kemaslahatan.

Akidah yang berdasarkan Al Quran selalu mengajak umat manusia sejak zaman lampau, kini dan di masa mendatang agar masuk islam dan menolak pemikiran yang mengagung-agungkan manusia yang dianggap "dewa" atau mendewakan materi, seperti akidah yang menekankan pada material. Juga bisa menolak pemikiran yang berbau syirik. Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia tidak bisa menciptakan manusia, hanya Tuhan yang Maha Pencipta dan Pemberi rezeki. Semua makhluk hidup yang berkeliaran di muka bumi pada hakekatnya adalah lemah dalam menentukan hidupnya sendiri, mereka sebenarnya menjalani garis yang telah ditetapkan namun dituntut selalu berusaha dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan misteri ini. Allah swt berfirman, 


"Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran". (QS. Al Nahl [16] : 17). 

"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di muka bumi melainkan Allah lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpananya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhuz Mahfuz)"(QS. Hud [11] : 6)

Akidah yang Qurani berpegang teguh dan menghargai fungsi akal, sikap sederhana sebagai jalan hidupnya. Kebijaksanaan sebagai metode dakwah yang disampaikan, ilmu pengetahuan sebagai pertimbangan,  referensi dan langkah-langkah untuk pembinaan pikiran seseorang dan perkembangan peradaban. 

(Sumber : Risalah Jumat)





Terima kasih sudah membaca Al Quran Sebagai Landasan Aqidah ,Silahkan bagikan artikel ini Al Quran Sebagai Landasan Aqidah jika bermanfaat, Barakallaahu fikum
Share on :
 
Comments
0 Comments

Post a Comment

loading...
 
Support : About | Site Map | Privacy Policy | Disclaimer | Contact Us |
Copyright © 2013. artikelislamiku.blogspot.com - All Rights Reserved
Di Design Ulang Oleh I Template Blog Published by I Template Blog
Proudly powered by Blogger