April 2014

Download Shahih Sirah Nabawiyah

Shahih Sirah Nabawiyah
Kitab Sirah Nabawiyah adalah Kitab yang berisikan mengenai Kisah hidup Rasulullah SAW meliputi asal muasal, suku, garis keturunanya (nasab) dan keadaan masyarakatnya. Sebelum dilahirkan, pada saat kelahiran, masa kecil, masa remaja, dewasa, menikah dan menjadi Nabi hingga perjuangannya menegakkan Islam hingga akhir hayat beliau. Berbeda dengan sejarah, sirah nabawiyah menekankan perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW, akhlaq yang bisa diteladani sedangkan sejarah hanya membahas peristiwa-peristiwa penting saja.

 


Al- Bidayah Wan Nihayah
Kitab Al Bidayah Wan Niyah adalah kitab sejarah yang di susun oleh ibnu Katsir yang membahas mengenai kisah hidup para sahabat Rasulullah SAW dan masa kekhalifahan islam kisahnya di ambil berdasarkan hadits dan Al Quran dan referensi kitab -kitab lainya.


 

Tafsir Al Misbah Ramadhan 1425H / 2004 Download Mp3

Tafsir Al Misbah adalah salah satu program acara di Metro TV yang tayang setiap bulan Ramadhan. Acara ini mengenai tafsir Al Quran yang akan dibahas per surah sesuai tema acara tersebut. Narasumber acara ini adalah Prof. dr. M. Quraish sihab merupakan salah satu pakar Al Quran yang mempunyai kemampuan menerjemahkan dan menyampaikan pesan Al Quran dalam konteks kekinian dan masa post modern membuatnya lebih dikenal dan lebih unggul dari pada pakar Al Quran lainya. Dalam hal penafsiran ia cenderung menekankan pentingnya penggunaan metode tafsir maudu’i (tematik) yaitu penafsiran dengan cara menghimpun sejumlah ayat Al-Qur'an yang tersebar dalam berbagai surah yang membahas masalah yang sama, kemudian menjelaskan pengertian menyeluruh dari ayat-ayat tersebut dan selanjutnya menarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap masalah yang menjadi pokok bahasan. Menurutnya, dengan metode ini dapat diungkapkan pendapat-pendapat Al-Qur'an tentang berbagai masalah kehidupan, sekaligus dapat dijadikan bukti bahwa ayat Al-Qur'an sejalan dengan perkembangan iptek dan kemajuan peradaban masyarakat.
Prof. dr. M. Quraish Shihab banyak menekankan perlunya memahami wahyu Ilahi secara kontekstual dan tidak semata-mata terpaku pada makna tekstual agar pesan-pesan yang terkandung di dalamnya dapat difungsikan dalam kehidupan nyata. Ia juga banyak memotivasi mahasiswanya, khususnya di tingkat pasca sarjana, agar berani menafsirkan Al-Qur'an, tetapi dengan tetap berpegang ketat pada kaidah-kaidah tafsir yang sudah dipandang baku. Menurutnya, penafsiran terhadap Al-Qur'an tidak akan pernah berakhir. Dari masa ke masa selalu saja muncul penafsiran baru sejalan dengan perkembangan ilmu dan tuntutan kemajuan. Meski begitu ia tetap mengingatkan perlunya sikap teliti dan ekstra hati-hati dalam menafsirkan Al-Qur'an sehingga seseorang tidak mudah mengklaim suatu pendapat sebagai pendapat Al-Qur'an. Adalah satu dosa besar bila seseorang memaksakan pendapatnya atas nama Al-Qur'an.

Bagi yang ingin mendengarkannya langsung atau mengunduh pembahasannya dalam bentuk Mp3 sehingga lebih mudah untuk didengarkan, bisa download langsung filenya dibawah ini : 

01. QS. Al Faatihah Download
78. QS. An Naba Download
79. QS. An Naazi'aat Download
80. QS. A Basa Download
81. QS. At Takwir Download
82. QS. Al Infithaar Download Ayat 1-8, Download Ayat 9-19
83. QS. Al Muthaffifin Download Ayat 1-15, Download Ayat 16-36
84. QS. Al Insyiqaaq Download
85. QS. Al Buruj Download
86. QS. Ath Thariq Download
87. QS. Al Ala' Download
88. QS. Al Ghasyiyah Download
89. QS. Al Fajr Download
90. QS. Al Balad Download
91. QS. Asy Syam Download
92. QS. Al Lail Download
93. QS. Adl Dluha Download
94. QS. Al Insyiraah Download
95. QS. At Tiin Download
96. QS. Al Alaq Download Ayat 1-5, Download Ayat 6-19
97. QS. Al Qadr Download
98. QS. Al Bayyinah  Download
99. QS. Az Zalzalah Download
100. QS. Al 'Adiyat Download
101. QS. Al Qari'ah Download
102. QS. At Takasur Download
103. QS. Al Ashr Download
104. QS. Al Humazah Download
105. QS. Al Fill Download
106 QS. Al Quraisy Download
107. QS. Al Ma'un Download
108. QS. Al Kautsar Download
109. QS. Al Kafiruun Download
110. QS. An Nashr Download
111. QS. Al Lahab Download
112. QS. Al Ikhlas Download
113  QS. Al Falaq Download
114. QS. An Nas Download






















 

Tafsir Al Misbah Ramadhan 1426H / 2005 Download Mp3

Tafsir Al Misbah adalah salah satu program acara di Metro TV yang tayang setiap bulan Ramadhan. Acara ini mengenai tafsir Al Quran yang akan dibahas per surah sesuai tema acara tersebut. Narasumber acara ini adalah Prof. dr. M.Quraish sihab merupakan salah satu pakar Al Quran yang mempunyai kemampuan menerjemahkan dan menyampaikan pesan Al Quran dalam konteks kekinian dan masa post modern membuatnya lebih dikenal dan lebih unggul dari pada pakar Al Quran lainya. Dalam hal penafsiran ia cenderung menekankan pentingnya penggunaan metode tafsir maudu’i (tematik) yaitu penafsiran dengan cara menghimpun sejumlah ayat Al-Qur'an yang tersebar dalam berbagai surah yang membahas masalah yang sama, kemudian menjelaskan pengertian menyeluruh dari ayat-ayat tersebut dan selanjutnya menarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap masalah yang menjadi pokok bahasan. Menurutnya, dengan metode ini dapat diungkapkan pendapat-pendapat Al-Qur'an tentang berbagai masalah kehidupan, sekaligus dapat dijadikan bukti bahwa ayat Al-Qur'an sejalan dengan perkembangan iptek dan kemajuan peradaban masyarakat.


Prof. dr. M.Quraish Shihab banyak menekankan perlunya memahami wahyu Ilahi secara kontekstual dan tidak semata-mata terpaku pada makna tekstual agar pesan-pesan yang terkandung di dalamnya dapat difungsikan dalam kehidupan nyata. Ia juga banyak memotivasi mahasiswanya, khususnya di tingkat pasca sarjana, agar berani menafsirkan Al-Qur'an, tetapi dengan tetap berpegang ketat pada kaidah-kaidah tafsir yang sudah dipandang baku. Menurutnya, penafsiran terhadap Al-Qur'an tidak akan pernah berakhir. Dari masa ke masa selalu saja muncul penafsiran baru sejalan dengan perkembangan ilmu dan tuntutan kemajuan. Meski begitu ia tetap mengingatkan perlunya sikap teliti dan ekstra hati-hati dalam menafsirkan Al-Qur'an sehingga seseorang tidak mudah mengklaim suatu pendapat sebagai pendapat Al-Qur'an. Adalah satu dosa besar bila seseorang memaksakan pendapatnya atas nama Al-Qur'an.

Bagi yang ingin mendengarkannya langsung atau mengunduh pembahasannya dalam bentuk Mp3 sehingga lebih mudah untuk didengarkan, bisa download langsung filenya dibawah ini : 

67. QS. Al Mulk
Ayat 1-5 Download
Ayat 6-11 Download
Ayat 12-18 Download
Ayat 19-24 Download
Ayat 25-30 Download

68. QS. Al Qalam
Ayat 1-7 Download
Ayat 8-16 Download
Ayat 17-32 Download
Ayat 33-43 Download
Ayat 44-52 Download

69. QS. Al Haqqah
Ayat 1-8 Download
Ayat 9-15 Download
Ayat 16-24 Download

70. QS. Al Maarij
Ayat 1-18 Download
Ayat 19-35 Download
Ayat 36-44 Download

71 .QS. Nuuh
Ayat 1-14 Download
Ayat 15-28 Download

72. QS. Al Jin
Ayat 1-10 Download
Ayat 11-18 Download
Ayat 19-28 Download

73. QS. Al Muzzammil
Ayat 1-9 Download
Ayat 10-16 Download
Ayat 17-20 Download

74. QS. Al Muddatsir
Ayat 1-15 Download
Ayat 16-31 Download
Ayat 32-56 Download
 

Tafsir Al Misbah Ramadhan 1427H / 2006 Download Mp3

Tafsir Al Misbah adalah salah satu program acara di Metro TV yang tayang setiap bulan Ramadhan. Acara ini mengenai tafsir Al Quran yang akan dibahas per surah sesuai tema acara tersebut. Narasumber acara ini adalah Prof. dr. M. Quraish sihab merupakan salah satu pakar Al Quran yang mempunyai kemampuan menerjemahkan dan menyampaikan pesan Al Quran dalam konteks kekinian dan masa post modern membuatnya lebih dikenal dan lebih unggul dari pada pakar Al Quran lainya. Dalam hal penafsiran ia cenderung menekankan pentingnya penggunaan metode tafsir maudu’i (tematik) yaitu penafsiran dengan cara menghimpun sejumlah ayat Al-Qur'an yang tersebar dalam berbagai surah yang membahas masalah yang sama, kemudian menjelaskan pengertian menyeluruh dari ayat-ayat tersebut dan selanjutnya menarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap masalah yang menjadi pokok bahasan. Menurutnya, dengan metode ini dapat diungkapkan pendapat-pendapat Al-Qur'an tentang berbagai masalah kehidupan, sekaligus dapat dijadikan bukti bahwa ayat Al-Qur'an sejalan dengan perkembangan iptek dan kemajuan peradaban masyarakat.


Prof. dr. M. Quraish Shihab banyak menekankan perlunya memahami wahyu Ilahi secara kontekstual dan tidak semata-mata terpaku pada makna tekstual agar pesan-pesan yang terkandung di dalamnya dapat difungsikan dalam kehidupan nyata. Ia juga banyak memotivasi mahasiswanya, khususnya di tingkat pasca sarjana, agar berani menafsirkan Al-Qur'an, tetapi dengan tetap berpegang ketat pada kaidah-kaidah tafsir yang sudah dipandang baku. Menurutnya, penafsiran terhadap Al-Qur'an tidak akan pernah berakhir. Dari masa ke masa selalu saja muncul penafsiran baru sejalan dengan perkembangan ilmu dan tuntutan kemajuan. Meski begitu ia tetap mengingatkan perlunya sikap teliti dan ekstra hati-hati dalam menafsirkan Al-Qur'an sehingga seseorang tidak mudah mengklaim suatu pendapat sebagai pendapat Al-Qur'an. Adalah satu dosa besar bila seseorang mamaksakan pendapatnya atas nama Al-Qur'an.

Bagi yang ingin mendengarkannya langsung datu mengunduh pembahasannya dalam bentuk Mp3 sehingga lebih mudah untuk didengarkan, bisa download langsung filenya dibawah ini : 

02. QS. Al Baqarah
Ayat 1-7 Download
Ayat 8-20 Download
Ayat 21-29 Download
Ayat 30-39 Download
Ayat 40-61 Download
Ayat 62-65 Download
Ayat 66-123 Download
Ayat 124-130 Download
Ayat 142-151 Download
Ayat 152-157 Download
Ayat 168-173 Download
Ayat 177 Download
Ayat 178 Download
Ayat 183-186 Download
Ayat 187-188 Download
Ayat 189-191 Download
Ayat 196-197 Download
Ayat 200-206 Download
Ayat 219-220 Download
Ayat 221-223 Download
Ayat 228-230 Download
Ayat 233-234 Download
Ayat 255-256 Download
Ayat 258-260 Download
Ayat 261-265 Download
Ayat 266-269 Download
Ayat 271-274 Download
Ayat 275-281 Download
Ayat 282 Download
Ayat 284-286 Download
 

Tafsir Al Misbah Ramadhan 1429H / 2008 Download Mp3

Tafsir Al Misbah adalah salah satu program acara di Metro TV yang tayang setiap bulan Ramadhan. Acara ini mengenai tafsir Al Quran yang akan dibahas per surah sesuai tema acara tersebut. Narasumber acara ini adalah Prof. dr. M.Quraish sihab merupakan salah satu pakar Al Quran yang mempunyai kemampuan menerjemahkan dan menyampaikan pesan Al Quran dalam konteks kekinian dan masa post modern membuatnya lebih dikenal dan lebih unggul dari pada pakar Al Quran lainya. Dalam hal penafsiran ia cenderung menekankan pentingnya penggunaan metode tafsir maudu’i (tematik) yaitu penafsiran dengan cara menghimpun sejumlah ayat Al-Qur'an yang tersebar dalam berbagai surah yang membahas masalah yang sama, kemudian menjelaskan pengertian menyeluruh dari ayat-ayat tersebut dan selanjutnya menarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap masalah yang menjadi pokok bahasan. Menurutnya, dengan metode ini dapat diungkapkan pendapat-pendapat Al-Qur'an tentang berbagai masalah kehidupan, sekaligus dapat dijadikan bukti bahwa ayat Al-Qur'an sejalan dengan perkembangan iptek dan kemajuan peradaban masyarakat.


Prof. dr. M.Quraish Shihab banyak menekankan perlunya memahami wahyu Ilahi secara kontekstual dan tidak semata-mata terpaku pada makna tekstual agar pesan-pesan yang terkandung di dalamnya dapat difungsikan dalam kehidupan nyata. Ia juga banyak memotivasi mahasiswanya, khususnya di tingkat pasca sarjana, agar berani menafsirkan Al-Qur'an, tetapi dengan tetap berpegang ketat pada kaidah-kaidah tafsir yang sudah dipandang baku. Menurutnya, penafsiran terhadap Al-Qur'an tidak akan pernah berakhir. Dari masa ke masa selalu saja muncul penafsiran baru sejalan dengan perkembangan ilmu dan tuntutan kemajuan. Meski begitu ia tetap mengingatkan perlunya sikap teliti dan ekstra hati-hati dalam menafsirkan Al-Qur'an sehingga seseorang tidak mudah mengklaim suatu pendapat sebagai pendapat Al-Qur'an. Adalah satu dosa besar bila seseorang memaksakan pendapatnya atas nama Al-Qur'an.

Bagi yang ingin mendengarkannya langsung atau mengunduh pembahasannya dalam bentuk Mp3 sehingga lebih mudah untuk didengarkan, bisa download langsung filenya dibawah ini : 

04. QS. An Nisa
Ayat 1-3 Download
Ayat 4-6 Download
Ayat 7-10 Download
Ayat 5-18 Download
Ayat 19-21 Download
Ayat 22-24 Download
Ayat 25-26 Download
Ayat 29-32 Download
Ayat 34-35 Download
Ayat 36-38 Download 
Ayat 43 Download
Ayat 58-60 Download
Ayat 64-68 Download
Ayat 69-74 Download
Ayat 75-81 Download
Ayat 82-85 Download
Ayat 86-89 Download
Ayat 92-97 Download 
Ayat 100-104 Download
Ayat 105-113 Download
Ayat 114-120 Download
Ayat 123-131 Download
Ayat 135-141 Download
Ayat 142-147 Download
Ayat 148-152 Download 
Ayat 153-159 Download
Ayat 160-166 Download
Ayat 167-172 Download
Ayat 173-176 Download


 

Tafsir Al Misbah Ramadhan 1430H / 2009 Download Mp3

Tafsir Al Misbah adalah salah satu program acara di Metro TV yang tayang setiap bulan Ramadhan. Acara ini mengenai tafsir Al Quran yang akan dibahas per surah sesuai tema acara tersebut. Narasumber acara ini adalah Prof. dr. M.Quraish sihab merupakan salah satu pakar Al Quran yang mempunyai kemampuan menerjemahkan dan menyampaikan pesan Al Quran dalam konteks kekinian dan masa post modern membuatnya lebih dikenal dan lebih unggul dari pada pakar Al Quran lainya. Dalam hal penafsiran ia cenderung menekankan pentingnya penggunaan metode tafsir maudu’i (tematik) yaitu penafsiran dengan cara menghimpun sejumlah ayat Al-Qur'an yang tersebar dalam berbagai surah yang membahas masalah yang sama, kemudian menjelaskan pengertian menyeluruh dari ayat-ayat tersebut dan selanjutnya menarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap masalah yang menjadi pokok bahasan. Menurutnya, dengan metode ini dapat diungkapkan pendapat-pendapat Al-Qur'an tentang berbagai masalah kehidupan, sekaligus dapat dijadikan bukti bahwa ayat Al-Qur'an sejalan dengan perkembangan iptek dan kemajuan peradaban masyarakat.


Prof. dr. M.Quraish Shihab banyak menekankan perlunya memahami wahyu Ilahi secara kontekstual dan tidak semata-mata terpaku pada makna tekstual agar pesan-pesan yang terkandung di dalamnya dapat difungsikan dalam kehidupan nyata. Ia juga banyak memotivasi mahasiswanya, khususnya di tingkat pasca sarjana, agar berani menafsirkan Al-Qur'an, tetapi dengan tetap berpegang ketat pada kaidah-kaidah tafsir yang sudah dipandang baku. Menurutnya, penafsiran terhadap Al-Qur'an tidak akan pernah berakhir. Dari masa ke masa selalu saja muncul penafsiran baru sejalan dengan perkembangan ilmu dan tuntutan kemajuan. Meski begitu ia tetap mengingatkan perlunya sikap teliti dan ekstra hati-hati dalam menafsirkan Al-Qur'an sehingga seseorang tidak mudah mengklaim suatu pendapat sebagai pendapat Al-Qur'an. Adalah satu dosa besar bila seseorang memaksakan pendapatnya atas nama Al-Qur'an.

Bagi yang ingin mendengarkannya langsung atau mengunduh pembahasannya dalam bentuk Mp3 sehingga lebih mudah untuk didengarkan, bisa download langsung filenya dibawah ini : 

05. QS. Al Maidah
Ayat 51-54 Download
Ayat 15-17 Download 
Ayat 70-74 Download
Ayat 21-26 Download
Ayat 8-11 Download
Ayat 87-89 Download
Ayat 27-31 Download
Ayat 6 Download
Ayat 1-2 Download
Ayat 82-85 Download
Ayat 90-93 Download
Ayat 2-3 Download
Ayat 12-14 Download
Ayat 75-81 Download
Ayat 59-63 Download
Ayat 48-50 Download
Ayat 35-39 Download
Ayat 64-66 Download
Ayat 67-69 Download
Ayat 94-96 Download
Ayat 55-58 Download
Ayat 32-34 Download
Ayat 18-20 Download
Ayat 44-47 Download
Ayat 41-43 Download
Ayat 97-101 Download
Ayat 109-115 Download
Ayat 103-106 Download
 

Tafsir Al Misbah Ramadhan 1428H / 2007 Download Mp3

Tafsir Al Misbah adalah salah satu program acara di Metro TV yang tayang setiap bulan Ramadhan. Acara ini mengenai tafsir Al Quran yang akan dibahas per surah sesuai tema acara tersebut. Narasumber acara ini adalah Prof. dr. M. Quraish sihab merupakan salah satu pakar Al Quran yang mempunyai kemampuan menerjemahkan dan menyampaikan pesan Al Quran dalam konteks kekinian dan masa post modern membuatnya lebih dikenal dan lebih unggul dari pada pakar Al Quran lainya. Dalam hal penafsiran ia cenderung menekankan pentingnya penggunaan metode tafsir maudu’i (tematik) yaitu penafsiran dengan cara menghimpun sejumlah ayat Al-Qur'an yang tersebar dalam berbagai surah yang membahas masalah yang sama, kemudian menjelaskan pengertian menyeluruh dari ayat-ayat tersebut dan selanjutnya menarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap masalah yang menjadi pokok bahasan. Menurutnya, dengan metode ini dapat diungkapkan pendapat-pendapat Al-Qur'an tentang berbagai masalah kehidupan, sekaligus dapat dijadikan bukti bahwa ayat Al-Qur'an sejalan dengan perkembangan iptek dan kemajuan peradaban masyarakat.


Prof. dr. M. Quraish Shihab banyak menekankan perlunya memahami wahyu Ilahi secara kontekstual dan tidak semata-mata terpaku pada makna tekstual agar pesan-pesan yang terkandung di dalamnya dapat difungsikan dalam kehidupan nyata. Ia juga banyak memotivasi mahasiswanya, khususnya di tingkat pasca sarjana, agar berani menafsirkan Al-Qur'an, tetapi dengan tetap berpegang ketat pada kaidah-kaidah tafsir yang sudah dipandang baku. Menurutnya, penafsiran terhadap Al-Qur'an tidak akan pernah berakhir. Dari masa ke masa selalu saja muncul penafsiran baru sejalan dengan perkembangan ilmu dan tuntutan kemajuan. Meski begitu ia tetap mengingatkan perlunya sikap teliti dan ekstra hati-hati dalam menafsirkan Al-Qur'an sehingga seseorang tidak mudah mengklaim suatu pendapat sebagai pendapat Al-Qur'an. Adalah satu dosa besar bila seseorang memaksakan pendapatnya atas nama Al-Qur'an.

Bagi yang ingin mendengarkannya langsung atau mengunduh pembahasannya dalam bentuk Mp3 sehingga lebih mudah untuk didengarkan, bisa download langsung filenya dibawah ini : 

03. QS. Ali Imran

Ayat 1-5 Download
Ayat 6-8 Download
Ayat 13 Download
Ayat 14-17 Download
Ayat 18-20 Download
Ayat 26-28 Download
Ayat 33-37 Download
Ayat 38-44 Download
Ayat 45-54 Download
Ayat 55-63 Download
Ayat 64-72 Download
Ayat 75-79 Download
Ayat 81-85 Download
Ayat 92-95 Download
Ayat 96-101 Download
Ayat 102-103 Download
Ayat 104-109 Download
Ayat 110-116 Download
Ayat 118-125 Download
Ayat 123-127 Download
Ayat 128-132 Download
Ayat 132-138 Download
Ayat 139-143 Download
Ayat 144-148 Download
Ayat 149-158 Download
Ayat 159-163 Download
Ayat 164-178 Download
Ayat 179-184 Download
Ayat 185-189 Download
Ayat 190-195 Download
Ayat 196-200 Download
 

Tafsir Al Misbah Ramadhan 1434H / 2013 Download Mp3

Tafsir Al Misbah adalah salah satu program acara di Metro TV yang tayang setiap bulan Ramadhan. Acara ini mengenai tafsir Al Quran yang akan dibahas per surah sesuai tema acara tersebut. Narasumber acara ini adalah Prof. dr. M. Quraish sihab merupakan salah satu pakar Al Quran yang mempunyai kemampuan menerjemahkan dan menyampaikan pesan Al Quran dalam konteks kekinian dan masa post modern membuatnya lebih dikenal dan lebih unggul dari pada pakar Al Quran lainya. Dalam hal penafsiran ia cenderung menekankan pentingnya penggunaan metode tafsir maudu’i (tematik) yaitu penafsiran dengan cara menghimpun sejumlah ayat Al-Qur'an yang tersebar dalam berbagai surah yang membahas masalah yang sama, kemudian menjelaskan pengertian menyeluruh dari ayat-ayat tersebut dan selanjutnya menarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap masalah yang menjadi pokok bahasan. Menurutnya, dengan metode ini dapat diungkapkan pendapat-pendapat Al-Qur'an tentang berbagai masalah kehidupan, sekaligus dapat dijadikan bukti bahwa ayat Al-Qur'an sejalan dengan perkembangan iptek dan kemajuan peradaban masyarakat.


Prof. dr. M. Quraish Shihab banyak menekankan perlunya memahami wahyu Ilahi secara kontekstual dan tidak semata-mata terpaku pada makna tekstual agar pesan-pesan yang terkandung di dalamnya dapat difungsikan dalam kehidupan nyata. Ia juga banyak memotivasi mahasiswanya, khususnya di tingkat pasca sarjana, agar berani menafsirkan Al-Qur'an, tetapi dengan tetap berpegang ketat pada kaidah-kaidah tafsir yang sudah dipandang baku. Menurutnya, penafsiran terhadap Al-Qur'an tidak akan pernah berakhir. Dari masa ke masa selalu saja muncul penafsiran baru sejalan dengan perkembangan ilmu dan tuntutan kemajuan. Meski begitu ia tetap mengingatkan perlunya sikap teliti dan ekstra hati-hati dalam menafsirkan Al-Qur'an sehingga seseorang tidak mudah mengklaim suatu pendapat sebagai pendapat Al-Qur'an. Adalah satu dosa besar bila seseorang memaksakan pendapatnya atas nama Al-Qur'an.

Bagi yang ingin mendengarkannya langsung atau mengunduh pembahasannya dalam bentuk Mp3 sehingga lebih mudah untuk didengarkan, bisa download langsung filenya dibawah ini : 

11. QS. Hud
Ayat 1-6 Download
Ayat 7-14 Download
Ayat 15-24 Download
Ayat 25-35 Download
Ayat 36-49 Download
Ayat 50-60 Download
Ayat 61-68 Download
Ayat 69-83 Download
Ayat 84-95 Download
Ayat 96-104 Download
Ayat 105-110 Download
Ayat 111-116 Download
Ayat 117-123 Download

12. QS. Yusuf
Ayat 1-6 Download
Ayat 7-15 Download
Ayat 16-21 Download
Ayat 22-29 Download
Ayat 30-42 Download
Ayat 43-53 Download
Ayat 54-66 Download
Ayat 67-87 Download
Ayat 88-102 Download
Ayat 103-111 Download

13. QS. Ar Rad
Ayat 1-5 Download
Ayat 6-11 Download
Ayat 12-17 Download
Ayat 18-24 Download
Ayat 25-31 Download
Ayat 32-38 Download
Ayat 39-43 Download
 

Al Quran Sebagai Landasan Aqidah



"Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkanNya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci" 
(QS. As-Saf [61]: 9)

Al Quran adalah kitab Allah dan sebagai petunjuk kepada hamba-hambanya untuk membersihkan diri dari akidah-akidah yang merusak iman dan warisan kepercayaan leluhur yang menyesatkan. Kitab ini adalah pedoman dan pegangan hidup yang utama dalam membangun peradaban manusia yang dilandasi jiwa kebersamaan, memiliki tanggung jawab bersama (sense of responbitity), serta proporsional antara pemenuhan kebutuhan hidup secara pribadi dan pemenuhan tuntutan kemajuan suatu masyarakat agar optimis dan dinamis dalam memasuki dinamika kehidupan yang semakin kompleks ini. Peradaban yang berlandaskan Al Quran selalu mengarah pada perbuatan-perbuatan yang utama, seimbang antara pembangunan fisik dan psikis sehingga kesejahteraan yang bisa diraih manusia selalu dipayungi nilai-nilai agama, tidak merusak keberadaan alam sekitarnya dan selalu mengagungkan sang pencipta. Allah swt, berfirman :


"Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus"  
(QS. Al-Isra' [17] : 9)

Dan sabda Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Utsman, "Paling baik diantara kalian adalah yang belajar Al Quran dan mengajarkanya".

Al Quran berisi informasi yang komprehensif tentang berbagai bidang kehidupan yang dihadapi umat manusia karena kitab ini sebagai kitab terakhir dan diturunkan kepada Nabi dan Rasul yang terakhir pula. Kitab ini juga memberikan informasi tentang kitab-kitab yang diturunkan kepada para nabi terdahulu beserta syariat yang diberlakukan. Sehingga, kita bisa mengerti ajaran-ajaran Tuhan yang dibelokan dan yang masih sesuai dengan nilai-nilai ketuhanan. Serta melengkapi sejarah yang termaktub dalam kitab-kitab samawi.

Karena itu, semua ajaran yang termaktub dalam kitab-kitab terdahulu sudah tidak berlaku lagi. Dan Al Quran hanyalah satu-satunya kitab samawi yang utuh dan terjamin dari campur tangan manusia. Al Quran selalu mengumandangkan kepada semua umat manusia akan nilai-nilai ketuhanan yang benar, menyerukan menggunakan akal pikiran dan mengkaji setiap unsur alam semesta untuk mengambil hikmah yang terkandung didalamnya Al Quran selalu menggiring manusia pada akidah yang benar dan jauh dari nilai-nilai kebatilan, menyerukan ibadah untuk menghindari dari perbuatan yang keji dan merusak jiwa, dan memuat hukum syariat yang menyejukan hati manusia serta mendorong tercapainya cita-cita manusia dengan diberi kebebasan dalam berkreasi dan berkarya.

Kesucian Al Quran dari campur tangan manusia yang ingin menodai dan menambah atau mengurangi ayat-ayat yang termaktub di dalamnya karena Allah swt selalu menjaga dan memeliharanya, yang memang diperuntukan guna kemaslahatan umat manusia, sebagaimana firman Nya, 


"Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya" (QS. Al Hijr [15] : 9).

Sebagaimana kita ketahui, bahwa tujuan Al Quran yang universal adalah untuk menjauhkan manusia dari segenap hawa nafsu yang membawa kesesatan dan penuh penyelewengan. Namun, menggiring manusia menuju cahaya iman, hidayah, membersihkan jiwa yang kotor diisi dengan rohani illahiyah yang bisa menyinari relung-relung hati. Juga berupaya menghilangkan problematika yang membelenggu kehidupan umat manusia, menghilangkan krisis yang mencekam, tindak kejahatan, kezaliman dan tindakan-tindakan yang negatif lainya. 

Al Quran memberikan kebebasan kepada manusia untuk menyalurkan menjadi sebuah karya yang prestisius, menghormati hak asasi manusia, menjunjung tinggi keadilan dan kebersamaan, selalu menekankan kepada stabilitas keamanan dan pertahanan sebuah negara agar tercipta persatuan dan kesatuan, dan bagi orang-orang yang duduk di pemerintahan atau mempunyai kekuatan ekonomi hendaknya menyantuni kalangan orang-orang lemah, terutama orang-orang yang tertindas dan fakir miskin. Allah swt berfirman,


"Sungguh telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan, Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang yang mengikuti keridhoan Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus"(QS. Al Maidah [5] : 15-16).

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam".(QS. Al Anbiya' [21] : 107).

Agama nasrani diproklamasikan sebagai agama yang cinta kasih dan menjunjung tinggi toleransi. Agama yahudi merupakan agama yang saling mencintai sesama pemeluknya, tertutup bagi pemeluk agama lain, dan bersatu untuk menyerang orang-orang di luar agama mereka. Sedangkan islam diproklamasikan sebagai agama kebenaran yang dibangun atas syariat dan hukum yang bisa mendatangkan kebajikan bagi seluruh umat manusia. Dan satu-satunya agama yang paling fleksibel dan sesuai dengan perkembangan jaman. Allah swt berfirman, 


"Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkan di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musryrik benci".
 (QS. As-Saf [61] : 9)

Kehidupan dunia tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan yang negatif yang sering muncul menghiasi problematika kehidupan umat manusia, seperti tindakan kezaliman, kriminal, dan permusuhan. Ini berlaku bagi seluruh tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sedangkan ketenangan dan kesejahteraan yang hakiki (tanpa adanya gejolak) hanya bisa ditemukan dan dinikmati di alam akherat. Di alam ini kebenaran, keadilan, menginsafi kesalahan, keselamatan, perdamaian, kesejahteraan benar-benar menjadi kenyataan dan tegakkan dengan semestinya. Kebahagiaan jasmani dan rohani penuh dengan kenikmatan yang abadi akan diperolehnya dan tidak akan diperoleh di dunia, karena itu kenikmatan ini sulit diungkapkan dengan kata-kata. Bimbingan Al Quran kepada pemeluknya agar memperoleh kebahagiaan akhirat ini, selamat dari rasa takut, ngeri dan siksaan yang sangat pedih, sehingga hatinya berketetapan untuk selalu mensucikan jiwa raganya dengan di isi akidah yang benar, menghindar pertumpahan darah yang tidak disyariatkan dan perdebatan yang bisa menimbulkan tercerai berainya umat islam. Juga melaksanakan kewajiban shalat, puasa, menyempurnakan haji dan umrah. Serta membayar zakat sebagai rasa solidaritas dan punya tanggung jawab terhadap orang yang lemah ekonominya.

Zakat merupakan ibadah ijtima'yah yang sosialisasinya langsung terasa manfaatnya bagi masyarakat terutama kalangan rakyat kecil. Zakat harus diberikan kepada orang-orang fakir miskin dan golongan yang telah ditetapkan Al Quran. Sementara ini, zakat sangat efektif bila digunakan untuk mengentaskan kemiskinan, karena masalah ini benar-benar mencekik "leher" mayoritas umat muslim. Masalah pendistribusian dan manajemenya agar dana yang dikumpulkan dari zakat bisa efektif dan berdaya guna bagi orang-orang yang terjepit ekonominya perlu suatu pemikiran yang matang, profesional, admistratif agar menyentuh fungsi dan kegunaan zakat yang sebenarnya. Dana yang terhimpun dari zakat tidak harus diberikan kepada orang-orang fakir miskin begitu saja. Tapi bagaimana mereka bisa memanfaatkan dana itu untuk dikembangkan ke dalam bentuk usaha sebagai bekal untuk menenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, atau bisa melalui pelatihan-pelatihan di bidang pertanian, pertukangan, manajemen, bisnis, biro jasa, dan lain-lain. Hal ini perlu kerjasama dengan berbagai pihak terutama para pembesar yang punya kepedulian terhadap nasib rakyatnya yang dililit kemiskinan.

Akidah islam mencakup iman kepada Allah, para malaikat, para rasul, kitab-kitab samawi, takdir baik dan takdir buruk. Akidah yang kita yakini kebenaranya inu berfungsi sebagai benteng pemisah dari akidah-akidah yang menyesatkan dan pemahaman filosofi kehidupan yang tidak terlepas dari sesembahan berhala, sifat syirik, perilaku jahat dan pencampuradukan kepercayaan (sinkritisme). Juga sebagai benteng dari gambaran-gambaran yang tidak rasional dalam memahami keesaan Tuhan yang menciptakan alam semesta ini. Penyembahan terhadap berhala tidak pernah luntur dari kehidupan umat manusia sejak masa prasejarah sampai sekarang. Seperti yang terjadi pada sebagian bangsa-bangsa di afrika, dan agama-agama duniawi tidak lepas juga dari pengaruh unsur falsafah hidup yang menyesatkan, seperti agama yang diyakini mayoritas orang india, jepang, cina dan lain-lain.

Akidah yang dipercaya umat islam berfungsi membebaskan manusia dari rasa takut, gelisah, dan sikap tak menentu. Juga memberitahukan tentang kemuliaan, kemapanan, dan kesejahteraan hidup yang harus dilalui umat manusia sebagai khalifah di muka bumi. Sehingga hatinya tersentuh untuk memakmurkan eksistensi alam ini. Memajukan kehidupan umat manusia dan menjaga perkembangan peradabannya yang menitikberatkan pada kemaslahatan.

Akidah yang berdasarkan Al Quran selalu mengajak umat manusia sejak zaman lampau, kini dan di masa mendatang agar masuk islam dan menolak pemikiran yang mengagung-agungkan manusia yang dianggap "dewa" atau mendewakan materi, seperti akidah yang menekankan pada material. Juga bisa menolak pemikiran yang berbau syirik. Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia tidak bisa menciptakan manusia, hanya Tuhan yang Maha Pencipta dan Pemberi rezeki. Semua makhluk hidup yang berkeliaran di muka bumi pada hakekatnya adalah lemah dalam menentukan hidupnya sendiri, mereka sebenarnya menjalani garis yang telah ditetapkan namun dituntut selalu berusaha dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan misteri ini. Allah swt berfirman, 


"Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran". (QS. Al Nahl [16] : 17). 

"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di muka bumi melainkan Allah lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpananya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhuz Mahfuz)"(QS. Hud [11] : 6)

Akidah yang Qurani berpegang teguh dan menghargai fungsi akal, sikap sederhana sebagai jalan hidupnya. Kebijaksanaan sebagai metode dakwah yang disampaikan, ilmu pengetahuan sebagai pertimbangan,  referensi dan langkah-langkah untuk pembinaan pikiran seseorang dan perkembangan peradaban. 

(Sumber : Risalah Jumat)





 

Wajibnya mencintai sahabat nabi



Mencintai sahabat nabi Muhammad SAW secara tepat dan proporsional adalah tuntutan syari. Artinya cinta terhadap para sahabat nabi saw adalah sunnah rasulullah saw. Untuk merealisasikan cinta tersebut maka kita perlu mengenal diri sahabat dan kedudukan mereka; bagaimana penilaian Allah ta'ala dan rasul-Nya sehubungan dengan sikap muslim terhadap sahabat.

Siapa sahabat itu
Mundzir Al As'ad di dalam kitabnya 'Baraa'atush shahabah minan nifaq' mengetengahkan perkataan syaikh Muhammad Abi Syuhbah bahwa, menurut definisi para ulama dan ahli hadits, sahabat adalah orang yang bertemu dengan Nabi saw di dalam keadaan mu'min dan meninggal di dalam keimanan. Maka bagi yang murtad dan meninggal di atas kemurtadan batal sebutannya sebagai sahabat. Bagi yang bertaubat dan kembali kepada islam, menurut pendapat yang lebih benar kembali pula disebut sebagai sahabat. Bagi yang menyatakan keislaman dan menyimpan kekufuran seperti orang munafik, maka dia bukan termasuk sahabat. Allah dan Rasul-Nya telah menjamin terungkapnya kemunafikan mereka.

Masih di dalam kitab yang sama Mundzir Al As'ad mengutarakan bahwa, menurut pendapat jumhur bagi yang lebih lama bersahabat dengan Nabi saw, mendengar dari Nabi saw, berperang bersama beliau atau berkurban dengan jiwa dan hartanya untuk membela Nabi saw, maka haditsnya mursal (ditinjau) dari segi riwayatnya, sekalipun ia menpunyai kemuliaan sebagai sahabat.

Ahli sunnah telah sepakat bahwasanya para sahabat adalah adil. Artinya, mereka tidak pernah sengaja untuk mendustakan atau mengkhianati Rasulullah saw, baik deNgan lisan maupun perbuatan. Mereka memiliki ilmu dien yang dalam, iman dan taqwa yang tangguh, akhlaq yang mulia dan keberanian yang luar biasa di dalam menbela Al Islam dan kaum muslimin. Maksud adil di sini bukan berarti maksum (terjaga) dari salah dan lupa. Akan tetapi kebaikan mereka yang banyak dapat menutupi kekurangan yang manusiawi.

Sifat dan kedudukan sahabat
Allah swt telah menginformasikan kepada kita bahwa sahabat rasulullah saw memiliki sifat dan kedudukan yang mulia, diantaranya: termasuk umat Islam yang adil dan pilihan (QS. 2:143); sebagai umat terbaik yang senantiasa ber amar ma'ruf nahi munkar (QS. 3:110); memiliki karakter berkasih sayang terhadap orang beriman dan keras terhadap orang-orang kafir, ruku' dan sujud hanya mencari karunia dan keridhaan Allah Ta'ala. Dan hal inI digambarkan pula dalam kitab-kitab sebelum Al Quran (QS. 48:28); mereka termasuk orang-orang yang telah mendapat predikat ridwanullah 'alaihim ajama'in/ telah diridhoi oleh Allah Ta'ala (QS. 9:100/48:18-19); secara umum merekalah orang-orang yang akan masuk surga lebih dahulu dan diantara mereka ada 10 orang yang dijamin sebagai ahli surga (QS. 56:10-14) dan lain-lain ayat yang begitu banyak menggambarkan tentang sifat dan kedudukan sahabat.

Rasulullah SAW pun telah bersabda tentang kedudukan para sahabat, yang artinya : Sebaik-baiknya manusia adalah pada abad ku, kemudian abad sesudahnya kemudian abad sesudah itu." (HR. Al Bukhari, Muslim, Ahmad, At Tirmidzi, dll)

Sikap bagi generasi setelah sahabat
Sebagai generasi yang sanggup mawas diri (siapa saya dan siapa sahabat), maka layak kiranya kita perhatikan firman Allah Ta'ala berikut ini, yang artinya:

"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (sesudah muhajirin dan Anshar), mereka berdoa, "Ya Robb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian di dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (QS. 59:10).

Di samping selalu berdoa seperti digambarkan ayat di atas, maka kita seharusnya berusaha dengan sepenuh daya yang ada untuk menempuh cara/manhaj/jalan/metodologi yang telah ditempuh sahabat di dalam beragama dan inulah hakikat mencintai mereka. Jika tidak demikian berarti kita akan tergolong ke dalam lingkaran ahlul bidah wal furqah, lawan dari ahlussunnah wal jama'ah. Mari kita perhatikan firman Allah Ta'ala, artinya :

 "Dan barang siapa menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalanya orang-orang beriman (mu'min). Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu (Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan) dan Kami masukan ke dalam Jahannam dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali"(QS. 4:115).

Ancaman ini ditujukan kepada siapa saja yang berani menentang Rasul yakni yang bertentangan sunnah beliau dan mengikuti jalan bukan jalanya orang-orang mu'min. Sabilul mu'min pada ayat ini tafsirnya adalah jalanya para sahabat, sebagaimana penafsiran Syaikhul Islam Ibnu Tamiyah dalam mouqoddimah kitab Naqdul Mantiq dan lain-lain.

Ketika turun ayat 115 surah An Nisa ini, tidak ada orang mu'min yang lain di permukaan bumi ini selain para sahabat, kemudian orang-orang mu'min sesudah mereka dapat masuk ke dalam ayat yang mulia ini dengan syarat mereka mengikuti jalanya orang-orang mu'min yang pertama daru kalangan para sahabat.

Ibnul jauzi (wafat : 597 H), dalam kitab Talbis Iblis, halaman 15, menukil laporan Ibnu Umar, Rasulullah saw bersabda, artinya : "Sungguh benar-benar pasti akan terjadi pada umatku sebagaimana apa apa yang telah datang kepada bani israil seperti sepasang sandal. Sampai-sampai jika di kalangan bani israil ada yang menzinahi ibunya dengan terang-terangan, tentu akan ada yang berbuat demikian di kalangan umatku. Sesungguhnya bani israil telah terpecah menjadi 73 golongan. Semuanya di neraka kecuali golongan yang satu. Para sahabat bertanya, "siapakah dia wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Golongan yang aku dan para sahabatku ada diatasnya." (Riwayat At Titmidzi)

Lalu beliau juga menukil laporan Muawiyah bin Abi Sufyan, bahwa dia berdiri untuk berkutbah, lalu berkata, "Sesungguhnya rasulullah saw telah berdiri ditempat kami berdiri ini. Lalu beliau bersabda, artinya : "Ketahuilah! Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari kalangan Ahli Kitab telah terpecah menjadi 72 golongan. Dan sesungguhnya umatku akan segera terpecah menjadi 73 golongan. 72 di neraka dan yang satu di surga. Dan dia adalah al jamaah. Sesungguhnya akan muncul dikalangan umatku beberapa kaum yang dibelit oleh bidah-bidah seperti penyakit gila bila telah menyerang) mangsa-mangsanya." (Riwayat Abu Dawud).

Selain Ibnul Jauzi, masih banyak ulama lain yang menukil hadits tentang ini yang dikenal dengan hadits iftiroq dalam kitab mereka masing-masing. Hadits mutawatir atau sekurang-kurangnya hadits masyur inu adalah shahih.

Al-'Alamah Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat, yang artinya : "...maka ikutilah jalan itu dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan lainya." (QS. 6:153), menyatakan, sesungguhnya jalan Allah disebut dengan kata tunggal (mufrad) tidak lain dan tidak bukan hanyalah karena Al Haq iti hanya satu. Karena itulah jalan-jalan syetan disebut dengan bentuk jamak (as-subul) adalah karena bermacam-macam. Sebagaimana firman Allah ..(lalu beliau menukil surat Al Baqarah ayat 257). Lihat Tafsir ibnu katsir jilid II, hal 256.

Dan yang dimaksud al jama' ah adalah jama'ah para sahabat dan orang-orang yang mengikuti manhaj sahabat. Lafaldz Al Jamaah disebut dengan bentuk tunggal (mufrad) karena tidak ada jamaah-jamaah (dengan bentuk jamak, al jama'aat, yaitu jamaah para sahabat, berikut orang-orang yang mengikutinya.

Oleh karena itu, rasulullah saw dalam kuliah subuh yang menurut para sahabat dianggap sebagai kuliah perpisahan memberikan wasiat penting kepada umat islam yakni apabila mendapati perpecahan, agar berpegang teguh dengan sunnah beliau dan sunnahnya para sahabat. Beliau bersabda, artinya: "Maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah khulafa ar rasyidin al mahdliyyin. Gigit lah sunah tersebut dengan geraham kalian. Waspadalah kalian terhadap perkara-perkara baru yang diada-adakan, maka sesungguhnya tiap-tiap bidah adalah sesat." (Riwayat Abu Dawud dan At Tirmidzi). Beliau berkata, hadits hasan sahih. Ini adalah penggalan dari hadits yang lebih panjang dan dikenal sebagai hadits Al Irbadl bin Syariyah.

Wasiat untuk berpegang teguh dengan sunnah nabi dan sunnah para sahabat ketika merebaknya berbagai perselisihan, benar-benar wasiat yang penting. Karena menang itulah satu-satunya jalan keselamatan. Siapa yang mengabaikannya,tentu akan celaka.

Larangan membenci/mencaci sahabat
Sifat dan kedudukan sahabat yang mulia seperti digambarkan di dalam firman Allah ta'ala dan sabda Rasulullah saw di atas, menbuat kita paham dan menyadari bahwa tidak layak bagi kita mengaku muslim, justru bersikap menentang Allah Ta'ala dan RasulNya yakni tidak mendoakan para sahabat; membiarkan hati berpenyakit/atau dengki; tidak mengikuti nanhaj para sahabat didalam beragama; bahkan membenci dan mencaci sahabat (kita berlindung kepada Allah Ta'ala atas perilaku setan tersebut). Hal itu semua (bersikap negatif terhadap sahabat) adalah terlarang, sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah saw, artinya: "Janganlah kalian mencaci sahabatku. Demi Allah yang jiwaku berada di Tangan Nya, kalau sekiranya seseorang dari kalian menginfakkan emas sebesar gunung uhud, (hal itu) tidak akan menyamai infak satu atau setengah mud dari salah seorang mereka. " (Mutaffaq'alaih)
Larangan membenci sahabat telah jelas, kita layak mematuhinya, kecuali bagi mereka yang memiliki penyakit hati yang sulit diobati, dan membuat pelakunya melesat lepas dari islam, seperti golongan Rafidhah/syi'ah. Wallahu A'lam bishawab. 

(Sumber : An Nur)




 

Nikmatnya mendidik anak


Ketika itu nabi Zakariya berdoa kepada Tuhan-Nya, wahai Tuhanku! Karuniakan lah kepadaku dan sisi-Mu dzuriat keturunan yang baik, sesungguhnya Engkau senantiasa Mendengar (menerima) doa permohonan." (QS. Ali Imran [3] : 38)

Anak memiliki posisi istimewa dalam islam. Selain sebagai cahaya maka keluarga, anak juga merupakan pelestari pahala bagi kedua orang tuanya. Bagi sebuah keluarga, anak adalah penerus nasab (garis keturunan). Rasulullah saw. Bersabda : "Bilamana manusia telah meninggal dunia, terputus lah amalnya kecuali 3 hal: (1) sedekah jariyah, (2) ilmu yang bermanfaat, (3) anak shalih yang mendoakannya" (HR. Al Bukhari, Muslim, Abu Dawud).

Anak shalih akan senantiasa mengalirkan pahala bagi kedua orang tuanya sekalipun keduanya telah wafat. Dengan demikian, selayaknya orang tua muslim memperhatikan pendidikan anak-anaknya agar menjadi shalih dan shalihah. Kesadaran akan pentingnya mendidik anak shalih akan termotivasi setiap orang tua muslim untuk memperhatikan pembinaan anak-anaknya agar menjadi pribadi-pribadi yang mulia. Jangan sampai anak keturunanya tergelincir ke jurang neraka akibat ketidak fahaman terhadap islam dan hukum-hukumnya.

Perhatian terhadap pendidikan yang menghasilkan iman dan taqwa yang kuat akan menjadi perhatian bagi setiap keluarga muslim. Allah SWT berfirman :

"Wahai orang-orang beriman jagalah diri kalian beserta keluarga kalian dari siksa api neraka" (QS. At Tahrim [66] : 6).

Bagi bangsa dan negara, anak adalah generasi penerus masa depan. Anak pada masa depan adalah aset sumber daya manusia yang sangat berharga serta menentukan jatuh bangunnya sebuah bangsa. Anak juga menjadi pewaris generasi yang akan datang. Perhatian terhadap pentingnya kelanjutan generasi yang akan datang tergambar dalam Al Quran :

"Mereka berdoa" Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami istri-istri dan anak-anak yang menggembirakan hati kami, dan jadikanlah kami sebagai pemimpin orang-orang yang bertaqwa"(QS. Al-Furqan [25] : 74).

Perhatian islam terhadap anak menunjukan pentingnya posisi anak dalam ketahanan masyarakat dan negara. Generasi yang memiliki keimanan dan ketaqwaan yang tinggi terhadap Allah SWT akan mengisi setiap ruang kehidupan umat islam dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Harus mampu berupaya mengembangkan sistem pembelajaran yg menumbuhkan semua potensi anak, baik potensi ruhiyah, ketaqwaan kepada Allah SWT, pola pikir islami, kemandirian, ilmu pengetahuaan, dan ketrampilan hidup. Semua itu merupakan program pembentukan karakter islami untuk mencapai kompetensi sukses di dunia akherat.

Sebuah tragedi memilukan dan susah untuk dipahami, seorang anak kecil tewas terbunuh oleh orang tuanya sendiri, lantaran orang tua geregetan atas tangisan sang anak yang tidak segera berhenti. Sang ayah pun "memperlihatkan" kekuatannya, sehingga darah dagingnya tersebut menghembuskan nafas terakhir, ditangan orang tuanya sendiri. Kisah memilukan semacam ini bukan imajinatif, tetapi pernah terjadi. Sebuah tindak kekerasan orang tua di lingkungan keluarga. Yang semua terjadi karena sikap emosi dan ketidak sabaran. Padahal, tubuh mungil itu seharusnya mendapatkan belaian kasih sayang. Karena kewajiban bagi orang tua untuk memberikan bimbingan bagi anak, sebagai implementasi amanah yang dibebankan kepada orang tua. Meski saat menghadapi sang anak, tak mustahil orang tua merasa kewalahan karena perilaku yang tidak menyenangkan dari si anak. Begitulah, anak yang merupakan amanah, tetapi juga bisa menjadi sumber cobaan.

Kasih sayang merupakan prinsip islam
Sifat rahmat dalam agama kita cakupannya meliputi dunia dan akherat, manusia, hewan, bangsa burung dan lingkungan. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman yang artinya

"Dan rahmat Ku meliputi segala sesuatu" (QS. Al Araf  [7]: 156).

Dalam ayat diatas Allah menyifati diri Nya dengan sifat rahmat. Allah SWT berfirman yang artinya  

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam". (QS. Al Anbiya [21] : 107).

Kata al 'amin dalam ayat di atas bersifat umum, menyangkut manusia, jin, hewan, burung, binatang-binatang penghuni daratan maupun lautan. Allah memerintahkan (kaum muslimin) bersikap kasih sayang dalam segala hal dan tindakan. Semakin lemah seorang makhluk (manusia), maka curahan kasih sayang padanya mesti lebih besar, dan kelembutan kepadanya lebih dituntut lagi. Oleh karena itu, Allah SWT melarang menghardik anak yatim dan berbuat jahat kepadanya. Allah SWT berfirman yang artinya :  


"Dan adapun terhadap anak yatim, maka jangalah engkau bertindak sewenang-wenang." 
(QS. Ad Duhaa [93]: 9).

Siapapun menyukai kelembutan dan sikap simpatik. Hal ini sudah menjadi tabiat manusia, mereka lebih menyenangi sosok-sosok yang penampilanya sejuk tidak angker. Cerminan implementasi kasih sayang ini telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW, beliau memperingatkan orang yang tidak mempunyai kasih sayang pada anak-anaknya.

Bukan kekerasan, tetapi lemah lembut
Ditengah keluarga, anak-anak juga mempunyai hak layaknya anggota keluarga lainya. Terutama hak untuk meraih hangatnya kasih sayang dari orang tua ataupun penghuni rumah yang lain. Anak-anak merupakan bagian dari keluarga yang mendapatkan perhatian dan kasih sayang penuh, supaya pertumbuhan jasmani dan psikisnya baik. Semakin lemah seorang makhluk (manusia), maka curahan kasih dan sayang, sikap lemah lembut kepadanya, semestinya lebih besar. Nabi SAW memerintahkan untuk mencurahkan perhatian ekstra terhadap anak-anak, wanita, orang tua renta dan atau orang yang belum tahu (jahil).

Sebagai contoh, Nabi Muhammad SAW tidak mencaci orang badui yang kencing di masjid, juga tidak memukulnya. Sebab orang tersebut belum mengetahui hukum dan kondisi. Oleh karena itu. Beliau SAW tidak bersikap kasar kepadanya justru melarang sebagian sahabat yang berniat untuk menghentikan polahnya yang tidak terpuji di masjid. Itulah karakter yang mendominasi pribadi Nabi SAW, menjadi uswah (teladan) bagi seorang guru, pendidik ataupun orang tua. Sifat kelembutan dan kasih sayang menjadi simbol, apalagi kepada anak-anak. Allah SWT berfirman : 


" Dan sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat teladan yang baik pada kalian, (yaitu) orang yang mengharapkan pertemuan dengan Allah dan mengingat Allah dengan banyak". 
(QS. Al Ahzab [33] : 21).

Apabila rasa cinta, kasih sayang orang tua (dan pendidik) kurang tercurahkan pada diri anak-anak. Tidak mustahil sang anak akan tumbuh sebagai pribadi yang berperilaku yang negatif ditengah komunitasnya. Misalnya tidak pandai berinteraksi dengan orang luar, kurang memiliki kepercayaan diri, kurang memiliki kepekaan sosial, tidak mau menumbuhkan semangat gotong royong dan pengorbanan. Kelak, kadang-kadang tidak bisa menjadi seorang ayah yang penyayang atau pasangan yang baik interaksinya, juga tidak bisa berperan sebagai tetangga yang enggan mengganggu tetangganya dan efek negatif lainya. Sebab itu, merupakan kewajiban bagi orang tua untuk memenuhi kebutuhan cinta dan kasih kepada anak-anaknya.

Kezaliman akan mendapat balasan
Islam memberlakukan juga cara mendidik anak dengan sanksi (iqab). Namun bentuk-bentuk sanksi itu merupakan pilihan terakhir, dan harus sesuai dengan rambu-rambu yang telah digariskan islam. Orang tua (setiap muslim) tidak boleh bertindak aniaya kepada siapa saja, apalagi menjadikan anak-anak sebagai pelampiasan kemarahan, kompensasi dari stress ataupun kejengkelan yang sedang menyelimuti kepala orang tua. Menghukum orang dewasa yang tidak bersalah saja dilarang keras oleh islam, apalagi menghukum anak-anak yang masih kecil yang tidak berdosa dan tidak salah.

Tindakan semena-mena yang dilakukan oleh oknum orang tua, ibu, atau ayah, baik yang bersifat fisik, emosi atau psikis, tetap saja termasuk dalam kategori kezaliman yang akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat. Allah SWT berfirman yang artinya : 


"Maka, Demi Rabb-mu, Kami pasti akan menanyai mereka semua". (QS. Al Hijr [15] : 92).

Rasulullah saw menyatakan dalam hadits hasan riwayat an Nasai : "Sesungguhnya Allah akan menanyakan setiap penggembala (setiap orang yang diamanahi dengan tanggung jawab) tentang apa yang menjadi tanggung jawabnya, apakah ia memeliharanya atau menyia-nyiakan?".

Efek negatif kekerasan pada anak dalam rumah tangga
Orang tua yang sukses dalam mendidik anak harus menjauhi cara-cara hukuman fisik. Impian setiap pasangan adalah anak-anak mereka tumbuh dan berkembang secara optimal, agar kelak menjadi manusia yang memiliki kepribadian matang. Kekerasan, disamping merupakan tindakan sia-sia, hal itu juga berbahaya bagi pelaku dan objeknya. Metode mendidik dengan tindakan fisik, seperti menampar, mencubit atau memukul tidak efektif memberikan penyadaran. Justru sangat mungkin akan menimbulkan luka batin, trauma, serta mengganggu pertumbuhan kepribadian anak. Dia akan menjadi pendiam dan menyimpan kebencian karena karakternya sudah hancur oleh penghinaan dan ejekan. Atau sebaliknya, sang anak menjadi hiperaktif atau dia justru mengalami depresi. Sangat mungkin pula terjadi, anak menjadi dendam saat beranjak dewasa nanti atas perlakuan orang tuanya yang menyakitkan. Bahkan kemungkinan juga terjadi cacat fisik atau kematian. Pada saat itulah akan muncul penyesalan, namun nasi sudah menjadi bubur. Oleh karena itu untuk menjadi perhatian kita, bahwa berinteraksi dengan anak kecil harus dilandasi dengan sifat kasih sayang dan cinta, kekerasan hanya akan menimbulkan efek yang negatif bagi anak. Selain itu telah jelas bahwa islam melindungi hak-hak anak-anak dan setiap apa yang kita lakukan, termasuk kezaliman, maka perbuatan seperti ini akan mendapat balasan. Na'udubillahi min dzalik. 

(Sumber : Risalah Jumat)




 

Adab dalam bersedekah



"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan satu bulir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui". (QS. Al Baqarah [2] : 261)

Sedekah mungkin telah menjadi kebiasaan dan rutinitas kita semua. Apalagi saat ini banyak yang "mengkampanyekan" sedekah sebagai salah satu tips short cut yang syari untuk memancing rezeki bertambah lebih banyak. Semua berlomba-lomba bersedekah dengan penuh harapan ada timbal balik yang jauh lebih banyak dari yang dikeluarkan. Pemahaman keyakinan ini tentulah bukan hal yang salah, karena salah satu motivasi Al Quran sendiri menyatakan dengan jelas, seperti diatas.

Tentulah dalam bersedekah, yang harus dijaga bukan hanya semangat dan motivasi semacam itu saja, namun kita harus menjalankan serangkaian adab lebih ihsan dalam bersedekah. Ajaran ihsan dalam segala kebaikan termasuk sedekah inilah yang ditekankan rasulullah SAW dalam hadits: " Sesungguhnya Allah SWT mewajibkan ihsan atas segala sesuatunya". (HR. Muslim)

Ihsan dalam bersedekah bisa kita penuhi dengan menjalankan adab, sebagai berikut :

Pertama, Niat yang ikhlas dan memahami hakikat sedekah
Kunci setiap amal tentu tergantung dengan niatnya. Jangan sampai sedekah menjadi alat mencari popularitas dan simpati dari masyarakat, karena bisa berarti hanya itu yang akan didapatkan tapi nol dalam catatan akhirat. Allah SWT telah mengingatkan hal ini dalam Al Quran :

"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasanya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Hud [11]: 15-16).

Untuk menjaga keikhlasan dalam niat sedekah kita maka akan lebih mudah ketika kita bisa menghayati dan menahami hakikat sedekah. Sedekah sesungguhnya adalah bentuk rasa syukur kita terhadap rejeki dan nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Yang dengan rasa syukur itu justru nikmat itu akan terus bertambah. Kita juga harus memahami bahwa sedekah juga akan menghilangkan kesombongan dalam diri kita, merasa bahwa setiap harta yang kita hasilkan adalah hasil jerih payah dan kecerdasan kita pribadi. Sedekah juga menghilangkan sifat-sifat bakhil dalam diri kita, serta menumbuhkan kepedulian dan rasa kasih sayang kepada sesama. Dengan memahami ini semua, perasaan dan niat kita dalam bersedekah akan lebih teruji dan tertata.

Kedua, menganggap kecil sedekah yang kita keluarkan
Sebagian orang merasa telah banyak mengeluarkan harta dan bersedekah untuk orang lain. Bahkan terkadang ini membuatnya bersikap baik pada mereka yang meminta sedekah kepadanya. Yang memprihatinkan dalam hal ini adalah ketika seseorang senantiasa menyebut apa-apa yang telah ia sedekahkan, yang mau tidak mau menunjukan sifat riya' yang bisa menghapuskan amal tersebut. Allah SWT telah mengingatkan : 


 "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)" (QS. Al Baqarah [2] : 264).

Semestinya yang perlu dilakukan adalah menganggap enteng bahkan melupakan apa yang telah kita sedekahkan jika perlu. Rasanya wajar kita berterima kasih kepada mereka yang mau berterimakasih kepada mereka yang mau menerima sedekah kita. Karena itu pertanda mereka meyakini sepenuhnya kehalalan dan kesucian harta.

Ketiga, tidak ragu-ragu dan menunda-nunda
Allah SWT memotivasi kita untuk bersegera dan berlomba dalam amal kebaikan, tanpa ragu, malu, apalagi menunda-nunda. Kita di ingatkan melalui firman Nya dalam Al Quran : 


"...dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa"(QS. Al Baqarah [2] : 133).

Dalam kebaikan secara umum kita dianjurkan untuk bersegera dan berlomba begitu pula dengan bersedekah. Apalagi konteks sedekah adalah berhubungan dengan orang lain, karenanya semakin cepat kita menyegerakan sedekah kita, akan semakin bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan. Adapun sikap menunda-nunda sedekah dengan memunculkan banyak alasan, sungguh akan melahirkan sifat bakhil dalam diri kita. Padahal jauh-jauh hari Rasulullah SAW telah memberikan garansi tentang keutuhan harta kita pasca sedekah, beliau bersabda dalam haditsnya: "Tidak akan berkurang harta seorang hamba karena disedekahkan". (HR. Tirmidzi)

Keempat, menutup-nutupi dan merahasiakan sedekah kita
Sedekah menang bisa dilakukan dengan terbuka maupun sembunyi-sembunyi. Namun hati manusia yang lemah akan lebih mudah tergoda untuk riya' saat sedekah dilakukan terang-terangan, apalagi jika dengan publikasi besar-besaran. Potensi hati yang lemah dan cenderung riya' ini telah di ingatkan dalam Al Quran, yang menganjurkan sedekah dengan tertutup jika memungkinkan karena akan lebih menjaga hati dari kesombongan dan rasa riya'. Allah berfirman dengan gamblang : 


"Jika kamu menampakan sedekahmu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu". (QS. Al Baqarah : 271)

Selain ayat di atas, dalam riwayat imam Muslim juga kita mendengar bahwa Rasulullah SAW menyebutkan tujuh golongan yang akan mendapat naungan dan perlindungan dari Allah SWT di hari kiamat nanti. Salah satu dari tujuh golongan tersebut adalah seseorang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi bahkan hingga digambarkan dengan tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dikeluarkan dengan tangan kanannya. Gambaran kemuliaan di atas cukuplah memberikan motivasi bagi kita untuk berusaha menjaga sedekah kita agar tidak terlalu menonjol dan diketahui banyak orang. Tentu saja hal inu bukan berarti larangan bersedekah dengan cara terang-terangan, karena terkadang hal tersebut justru bisa memotivasi yang lainya untuk berbondong-bondong mengikuti kebaikan tersebut. Adapun hikmah yang terkandung dalam sedekah yang tersembunyi setidaknya ada dua yaitu akan menjaga hati kita dari penyakit riya' dan menjaga kemuliaan dan harga diri mereka yang menerima sedekah kita.

Kelima, bersedekah dengan memberikan yang halal dan terbaik
Hal yang pertama kita pastikan dalam bersedekah adalah menjaga kehalalan sumber harta kita. Sedekah tidak sekali-kali mampu membersihkan harta yang sejak awal kotor atau haram dan lebih lebih jauh lagi hal tersebut justru akan menjauhkan kita dari keridhaan illahi Rasulullah SAW bersabda : "Tidak akan diterima shalat tanpa thaharah (bersuci) dan tidak akan diterima pula sedekah dari harta curian (ghulul)". (HR. Muslim). Maka pastikan seluruh pendapatan dan harta yang kita terima adalah yang halal dan berkah dari situlah kita akan bersedekah. Setelah mencari dari sumber yang halal, adab selanjutnya yang senantiasa harus diperhatikan adalah memilih yang terbaik dari apa yang akan kita sedekah kan. Jika itu makanan maka berarti bukan jenis makanan yang tidak kita suka atau pakaian yang barangkali sudah kekecilan bagi kita. Namun yang terjadi semestinya adalah sebaliknya kita harus memberikan yang terbaik bahkan jika memungkinkan termasuk hal yang kita sukai. Dua ayat berikut ini semestinya memotivasi kita untuk mengoptimalkan pilihan harta sedekah kita:

"Dan janganlah kamu memilih yang buruk -buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya"
 (QS. Al Baqarah [2]: 267)

Dan dalam QS. Ali Imran ayat 92 :

"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahui". (QS. Ali Imran [3] : 92).

Meskipun kita dituntut untuk bersedekah dengan yang terbaik yang kita mampu, bukan berarti bahwa sedekah kita harus selalu baku dalam jumlah besar dan kualitas hebat misalnya. Namun perlu rasanya meyakinkan diri untuk mencoba senantiasa bersedekah dan tidak harus berjumlah besar karena tidak setiap waktu bisa diwujudkannya. Rasulullah SAW bersabda : "Bersedekahlah walaupun dengan sebutir kurma, karena hal itu dapat menutupi dari kelaparan dan dapat memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api". (HR. Ibnul Mubarok dari Ikrimah). Semoga Allah memudahkan. (Sumber : Risalah jumat)




 
loading...
 
Support : About | Site Map | Privacy Policy | Disclaimer | Contact Us |
Copyright © 2013. artikelislamiku.blogspot.com - All Rights Reserved
Di Design Ulang Oleh I Template Blog Published by I Template Blog
Proudly powered by Blogger